Kemoterapi Biasanya Bikin Rambut Rontok, Kepala Botak Sutopo Purwo Nugroho Malah Tumbuh Rambut

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho tengah berjuang melawan kanker paru stadium 4B.

SERAMBINEWS.COM - Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho tidak hanya sibuk membagi informasi tentang kebencanaan di Indonesia di media sosial.

Sesekali, ia juga sering menulis tentang kanker paru yang diidapnya.

Terbaru, Sutopo menceritakan tentang dampak unik setelah melakukan kemoterapi.

Dalam postingan di Twitter yang diunggahnya Rabu (12/12/2018), pria asal Boyolali itu menceritakan bahwa sebelum melakukan kemoterapi dia mengalami kebotakan menahun.

"Puluhan shampo dan penumbuh rambut saya gunakan, tapi rambut tak tumbuh jua," tulis Sutopo.

"Pasca kemoterapi, rambut saya malah tumbuh. Biasanya kemo rambut rontok dan botak. Saya malah tumbuh," sambungnya masih dalam cuitan yang sama disertai gambar sebelum dan sesudah melakukan kemoterapi.

Berkaitan dengan hal ini, Kompas.com meminta penjelasan Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) dan Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Profesor Dr dr Aru Wicaksono Sudoyo, SpPD-KHOM.

Prof Aru mengatakan, kemoterapi tidak melulu membuat rambut pasien yang diterapi rontok.

"Semua bergantung pada jenis obatnya. Tidak semua jenis obat antikanker menyebabkan kerontokan," ujar dia melalui pesan singkat, Kamis (13/12/2018).

Ia pun menerangkan bahwa bagi dia dan ahli lain yang bekerja di bidang klinis onkologi, justru yang terpenting dan perlu mendapat perhatian lebih adalah efek kemoterapi terhadap sumsum tulang atau pabrik darah agar jangan sampai terjadi penurunan jumlah leukosit.

"Leukosit atau sel darah putih itu berperan pada kekebalan tubuh, bila (leukosit) turun maka pasien mudah (terkena) infeksi, demam, dan bisa mengancam jiwa," jelasnya.

Baca: PA Aceh Utara Nyatakan tak Berkoalisi dengan Partai Manapun, Ini Alasannya

Baca: Kembali Adu Akting di Film Baru, Rizky Nazar Gugup Dipasangkan Lagi dengan Michelle Ziudith 

-- 

 Kanker paru stadium 4B

Untuk diketahui, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Puwo Nugroho, dikabarkan tengah mengidap penyakit yang cukup serius, yaitu kanker paru.

Dan sayangnya, kanker yang diidap Sutopo sudah sampai di stadium 4B.

Meski begitu, Sutopo hingga kini tetap bekerja melayani masyarakat dan menginformasikan perihal bencana yang sedang terjadi dan lainnya dengan tepat waktu.

Ternyata, kanker ini sudah diidap Sutopo sudah sejak lama, dan baru divonis pada 17 Januari 2018 lalu.

Saat mendapat vonis dengan penyakit mematikan tersebut, Sutopo cukup terkejut karena kanker yang diidapnya sudah cukup parah dan menyebar ke organ lain.

Kepada tim Kompas.com, ia menceritakan awal mula dirinya tahu tentang penyakit mematikan yang diidapnya itu.

Hal ini berawal dari Desember 2017 lalu, saat Sutopo sedang sibuk-sibuknya mengurusi lalu-lintas informasi seputar Gunung Agung meletus.

Di tengah kegiatannya, ia tiba-tiba merasakan pinggang kiri nyeri.

Ia juga heran mengapa batuk yang sudah satu minggu lebih dideritanya itu tak kunjung sembuh.

Sutopo khawatir dengan nyeri yang ia rasakan dan awalnya menyangka bahwa itu bagian dari gejala penyakit jantung.

Kemudian pria kelahiran Boyolali tersebut memeriksakan jantungnya yang ternyata dinyatakan sehat dan normal.

 Setelah itu dokter menyarankan dirinya untuk merujuk ke spesialis penyakit dalam sehingga lambungnya dapat diperiksa.

Sebab dokter mengira batuknya itu berasal dari asam lambung yang naik.

"Dua minggu obat habis, tapi batuknya enggak mereda. Saya khawatir. Ada teman yang tidak merokok, gemar berolahraga, dan bergaya hidup sehat. Namun ia diketahui kena kanker paru," tuturnya.

Atas keinginan sendiri, Sutopo berkonsultasi dengan dokter paru-paru.

Suatu hari, Sutopo berkunjung ke Rumah Sakit Mitra Keluarga, seorang diri.

Ia juga menjalani pemeriksaan sinar X, cek darah, hingga CT-Scan.

Dari hasil pemeriksaan tersebut, baru diketahui bahwa dirinya mengidap kanker paru dan sudah menjalar.

"Dokter bilang kanker sudah stadium empat dan menyebar ke organ lain. Saya sempat terkejut. Kanker pasti hal yang menakutkan di bayangan," ujarnya.

"Saya memang perokok pasif. Lingkungan sekitar saya banyak yang merokok. Kalau saya tidak. Kata dokter bisa jadi karena itu penyakitnya," tutur Sutopo.

Kemudian dokter langsung menganjurkannya untuk menjalani tindakan biopsi serta kemoterapi, tapi saat itu pria berusia 48 tahun tersebut belum mengiyakan.

Sebab ia harus memberitahukan kepada sang istri, Retno Utami Yulianingsih, dahulu.

Sutopo mengaku bahwa dirinya sering mengidap batuk yang tak kunjung sembuh, sedangkan nyeri pinggang dan dada sudah ia alami sejak sejak duduk di bangku SMA.

Awalnya ia mengira penyakitnya itu akan sembuh dengan sendirinya.

Bahkan ia pernah mengira posisi tidurnya yang salah adalah penyebab dirinya terkena gangguan punggung.

"Saya kira saraf atau tulang yag kena soalnya kan nyeri. Kalau batuk yang kambuhan, hilang gitu. Kalau dikasih minum obat sirup yang beredar di pasaran, biasanya batuk sembuh," tuturnya kemudian.

Hanya gejala penurunan berat badan yang tidak dialami oleh Sutopo, justru batuk serta nyeri itulah yang menyadarkannya untuk berobat.

Baca: Tujuh Kecamatan di Bireuen Diterjang Banjir, Sejumlah Rumah Rusak

Fakta tentang efek kemoterapi pada rambut

Melansir Medical News Today, (18/9/2017), ada empat fakta tentang pertumbuhan rambut setelah kemoterapi, yakni:

1. Kerontokan rambut dapat bervariasi, mulai dari rontok semua atau sebagian. Selain rontok, rambut pasien juga bisa menjadi lebih tipis atau rapuh.

2. Orang-orang yang memiliki pertumbuhan rambut cepat sebelum kemoterapi, akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat setelah kemoterapi.

3. Pertumbuhan rambut bisa segera muncul setelah kemoterapi tidak lagi menyerang sel-sel sehat.

4. Tingkat pertumbuhan rambut seseorang bervariasi tergantung pada usia, kesehatan, dan faktor lain seperti etnis.

Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menumbuhkan rambut setelah kemoterapi?

Sel-sel sehat di folikel rambut yang mendukung pertumbuhan rambut dapat terpengaruh oleh perawatan kemoterapi.

Hal inilah yang membuat penderita kanker mengalami kerontokan rambut di kepala, bulu mata, alis, dan bagian tubuh lain setelah menjalani kemoterapi.

Kerontokan rambut ini dimulai dalam dua minggu perawatan dan biasanya terus memburuk selama 1-2 bulan.

Bagi pasien kanker yang rambutnya rontok setelah kemoterapi, rambut tidak akan segera tumbuh setelah masa perawatan kemoterapi selesai.

Hal ini karena obat kemoterapi memerlukan waktu untuk meninggalkan tubuh dan menyerang sel yang sehat.

Umumnya, sejumlah kecil rambut tipis mulai tumbuh beberapa minggu setelah perawatan dan pertumbuhan normal dimulai sejak satu sampai dua bulan setelah perawatan terakhir.

"Obat-obatan tertentu bisa meningkatkan risiko kerontokan rambut secara permanen. Misalnya obat doketaxel untuk kanker payudara," tulis artikel yang terbit di Medical News Today.(*)

Baca: Daftar Khatib Jumat 14 Desember 2018 di Banda Aceh, Ustaz Mursalin Basyah di Masjid Raya Baiturahman

Baca: Digeledah dan Ditemukan Sabu, Dua Warga Diboyong ke Polres Pidie

Baca: Awas Ada Lubang di Abutmen Jembatan Bailey Ujong Tanoh, Sudah Tiga Pengendara Terperosok

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Usai Kemoterapi, Rambut Sutopo Malah Tumbuh, Kok Bisa?"

Berita Terkini