Invest in Aceh

Perempuan Pengusaha Kopi Takengon Diberi Pelatihan Mengakses Sumber Modal

Penulis: Mahyadi
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pengusaha perempuan di bidang industri kopi arabika Gayo mengikuti pelatihan tentang cara mengakses pendanaan yang diselenggarakan oleh Canada-Indonesia TPSA Project di Hotel Bayu Hill, Kota Takengon, Rabu (16/1/2019).

Laporan Mahyadi | Aceh Tengah

SERAMBINEWS.COM, TAKENGON - Canada-Indonesia Trade and Private Sector Assistansce (TPSA) Project bekerja sama dengan Angel Investment Network Indonesia (ANGIN) mengadakan seminar tentang cara mengakses modal maupun pendanaan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) milik perempuan, terutama yang bergerak di bidang industri kopi arabika Gayo.

Seminar yang diselenggarakan di Aula Hotel Bayu Hill, Kota Takengon, Rabu (16/1/2019), diikuti sekitar 30 perempuan yang bergerak di bidang usaha kopi.

Baca: Ketua Ikatan Dai Aceh Datangi Kantor KPU Bahas Tes Baca Al Quran untuk Capres, Begini Respons KPU

Baca: Bea Cukai Langsa Hibahkan Tiga Ton Bawang Merah Sitaan untuk Dibagikan ke Warga Miskin

Baca: Nekat Naik Haji dengan Jalan Kaki, Pemuda Asal Pekalongan Alami Kajadian Tak Terduga di Tanah Suci

TPSA Project, menghadirkan sejumlah narasumber seperti Syaiful Bahri dari Exim Bank, Afifa dari Crowde, Havid Han dari Mobiliari Group, Sutan dari Root Capital, Rizkani dari Kokowagayo serta Nurul dari Koperasi Ketiara.

Project Manager Canada-Indonesia TPSA Project, Said Fauzan Baabud, kepada Serambinews.com Rabu (16/1/2019) mengatakan, berdasarkan hasil studi yang dilakukan TPSA Project bersama Pusat Analisis Akatiga, bahwa UKM milik perempuan dalam bidang industri kopi, alas kaki serta pakaian, menghadapi tantangan dalam mengakses sumber pendanaan atau modal.

Disebutkan Said Fauzan, khususnya di Kabupaten Aceh Tengah yang merupakan daerah penghasil kopi arabika, sehingga ada beberapa pengusaha perempuan yang ikut terlibat di bidang industri kopi.

“Kalau alas kaki, adanya di Bandung dan pakaian di Solo. Nah, untuk perempuan pengusaha kopi di daerah ini, ada yang memang masih sulit untuk mengakses atau mendapatkan modal,” kata Said. (*)

Berita Terkini