Rika Novasanti, Patah Kaki Yang tak Kunjung Sembuh

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rika Novasanti gadis miskin asal Gampong Paloh Tok Dhuek, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, Sabtu (3/8), sudah satu tahun terbaring di tempat tidur akibat kakinya patah.

Rika Novasanti (26) gadis miskin asal Gampong Paloh Tok Dhuek, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie yang mengalami patah khaki seusai melompat dari balai pengajian tak juga kunjung sembuh, walau sudah berobat setahun lebih. Dengan khaki belum bisa bergerak, gadis malang itu hanya bisa terbujur di tempat tidur rumahnya.

Anak pertama pasangan Azahri (53) dan Khatijah itu berasal dari keluarga kurang mampu, tingggal di rumah berkonstruksi kayu atau rumah Aceh. Dan orang tuanya berprofesi sebagai petani. Rika sudah satu tahun lebih terbaring di kasur, sejak kakinya patah seusai melompat dari balai pengajian.

Meski sakit, Rika tetap ceria saat meceritakan kisahnya walau sudah menjalani operasi sebanyak tujuh kali. Raut wajahnya tertutup cadar, sesekali menahan sakit akibat kaki kanannya belum juga sembuh. "Kaki saya patah usai meloncat dari balai pengajian karena ketakutan ada warga yang keseUrupan. Awalnya saya tidak tahu, jika kaki saya patah ,sehingga dibawa ke tukang urut di gampong tetangga,” ungkapnya. 

Dia mengungkapkan insiden yang menimpa dirinya terjadi pada 2 Mei 2018 Dia mengatakan, setelah diobati tukang urut, ternyata kaki gadis berkulit putih yang masih dibaluti purban mulai membengkak dan orang tuanya meminta supaya dibuka, teryata kaki Rika sudah luka." Saya menganggap musibah setelah ditangani tukang urut, karena bukan sembuh, malah mengalami luka-luka. Saya belum pernah berobat di rumah sakit, jadi saya tidak tahu harus diperiksa lebih dahulu sama dokter," ujarnya.

Menurutnya, setelah petunjuk manteri di gampong, Rika dirujuk ke rumah sakit swasta di Sigli. Di rumah sakit tersebut, ditangani dokter ahli bedah dan menjalani operasi satu kali, sedangkan operasi kedua di RSUD Tgk Chik Di Tiro Sigli. Untuk pemasangan besi di kaki yang patah, Rika dirujuk ke RSU dr Zainoel Abidin Banda Aceh, tempat dia menjalani empat kali operasi dengan jadwal berbeda, termasuk pemasangan besi di kaki.

"Kini besi di kakinya telah dikeluarkan, tapi belum juga sembuh. Dokter bilang harus diperiksa lagi, tapi saya belum pergi, mengingat uang untuk biaya makan belum ada. Satu hari biaya makan terkadang Rp 200 ribu, termasuk membeli perban dan pampers," jelas Rika sembari memegang dahinya.

Ia menambahkan, hingga kini dirinya sangat membutuhkan biaya untuk makan selama berobat di RSUZA Banda Aceh. Bantuan baru mengalir dari donatur Malaysia dan balai pengajian. Ia tidak mengetahui mengadu kemana supaya bantuan untuk biaya makan selama berobat di Banda Aceh.

"Saya sangat berkeinginan sembuh, tapi saya terkendala dana terutama biaya makan saat saya berobat di rumah sakit. Saya sudah satu tahun lebih terbaring di tempat tidur setelah kaki kanan patah," ujar Rika yang berprofesi sebagai ustadzah.(naz)

Berita Terkini