Laporan Mahyadi | Aceh Tengah
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON - Reje (Keucik) Kampung Kuyun, Kecamatan Celala, Kabupaten Aceh Tengah, Yaser Arafat memberanikan diri untuk mencari pinjaman dana demi membangun desanya agar bisa lebih maju.
Dana desa yang dikucurkan ke kampung itu, dirasa belum cukup untuk mengembangkan potensi yang ada.
“Target kami, agar desa ini bisa berkembang sehingga dapat setara dengan desa-desa lain. Terutama, dari sisi pembangunan serta pengembangan potensi yang dapat meningkatkan kesejahteraan warga. Tentu, kami sebagai reje punya tanggung jawab besar untuk melakukan perubahan ini,” kata Yaser Arafat kepada Serambinews.com, Rabu (21/8/2019).
Namun impian itu, sebut Yaser Arafat, terkendala dengan terbatasnya dana desa yang dimiliki sehingga tidak bisa digunakan sepenuhnya untuk mengembangkan potensi yang ada di Kampung Kuyun.
Baca: Briptu Yudi Muslim yang Terbakar oleh Pendemo Baru Sebulan Menikah, Korban Harus Dioperasi Plastik
Baca: Netizen Sebut Hoax Suara Minta Tolong di Bekas Tragedi Tsunami, Perekam Beri Pengakuan Mengejutkan
Baca: Jika Perang Terjadi, Rudal China Bisa Lenyapkan Pangkalan AS di Asia dalam Hitungan Jam
“Jadi, kami mencoba mencari pinjaman ke beberapa bank, untuk nantinya dikelola oleh Badan Usaha Mili Kampung (BUMK). Meski belum ada kepastian, tapi kami masih tetap berusaha untuk mencari pinjaman ini,” tuturnya.
Yaser Arafat menambahkan, sebelum memutuskan untuk mencari pinjaman di beberapa bank, pihaknya telah berupaya mengusulkan program ke sejumlah instansi terkait.
Tapi, usulan yang sudah dilayangkan belum mendapat respons.
“Saya sudah sering konsultasi ke beberapa dinas, termasuk melayang proposal. Alasannya, dinas juga kekurangan dana untuk membantu,” imbuhnya.
Salah satu inovasi yang telah dikembangkan oleh BUMK Kampung Kuyun yaitu pengembangan objek wisata Burnuyem Center.
Objek wisata ini, dibangun di areal persawahan sebagai destinasi wisata baru di kampung itu.
Untuk pembangunannya menggunakan dana desa, namun belum sepenuhnya rampung lantaran terbatasnya anggaran yang dimiliki.
Persoalan lain, setelah objek wisata dibuka, akses menuju kawasan itu, masih sulit dilalui kendaraan karena badan jalan yang masih ditaburi lubang dan belum tersentuh perbaikan.
Kondisi badan jalan ini, mempengaruhi tingkat kunjungan ke daerah itu.
“Meski aksesnya sulit, tapi masih tetap saja ada orang berkunjung. Bayangkan, kalau jalanya bagus,” keluh Yaser Arafat.(*)