Berita Subulussalam

Tak Ada Jembatan, Petani Subulussalam Angkut Kelapa Sawit dengan Perahu

Penulis: Khalidin
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PETANI menggunakan sampan untuk mengangkut Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Cok Harimau Kampong Suak Jampak, Kecamatan Rundeng, Kota SUbulussalam. Foto direkam, Sabtu (31/8/2019)

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Para petani kelapa sawit di di Kecamatan Sultan Daulat dan  Runding Kota Subulussalam meminta pemerintah bisa memplot anggaran untuk pembangunan jembatan penyeberangan di Cok Harimau Kampong Suak Jampak. 

“Jembatan ini sebagai sarana untuk mengangkut hasil pertanian masyarakat dari kebun,” kata Pak Kandong Maha, tokoh pemuda yang sehari-hari menggeluti profesi petani kepada Serambinews.com, Minggu (1/9/2019)

Pak Kandong mengatakan sampai saat ini, para petani hanya bisa mengandalkan sampan sebagai sarana untuk bisa mengangkut hasil komoditi pertanian atau perkebunan dari daerah itu untuk dijual.

Ini karena kali yang membentang membelah Desa Suak Jampak, Kecamatan Rundeng belum dilengkapi jembatan.

Baca: Relawan Aksi Cepat Tanggap Simeulue Salur Bantuan Untuk Penderita Gizi Buruk

Kondisi ini telah berlangsung selama bertahun sehingga selain menyulitkan juga menambah kos bagi petani di sana.

Padahal, lanjut Pak Kandong jika jembatan di sana sudah dibangun akan menekan biaya yang harus dikeluarkan petani.

Apalagi di tengah harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit yang merosot tajam dan tak kunjung pulih total.

Petani, kata Andong, sapaan akrab Pak Kandong  meminta perhatian pemerintah terhadap keluhan petani di sana.

”Jembatannya tidak panjang sekitar delapan meter saja sudah cukup,” ujar Andong.

Baca: Pencurian Ban dan Pelak Mobil Terjadi Lagi di Bireuen, Kali Ini Menimpa Mobil Perawat

Andong menambahkan, jumlah warga yang berkebun  kelapa sawit di lokasi yang meliputi satu hamparan mencapai 40 orang.

Setiap minggu, sedikitnya petani harus mengangkut 30 ton kelapa sawit.

Masalahnya, karena harus diangkut dengan sampan membutuhkan waktu cukup lama.

Apalagi, sampan yang tersedia berkapasitas kecil sehingga cukup menyulitkan. (*)

Berita Terkini