TAKENGON - Luas atau bentang Danau Lut Tawar di Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, sejak beberapa tahun terakhir semakin menyusut. Diperkirakan ada beragam faktor sehingga luasan danau yang ada di Dataran Tinggi Gayo (DTG) itu terus mengalami pengurangan. Jika tidak diantisipasi, maka puluhan tahun mendatang objek wisata nasional itu akan jadi kenangan.
Pengurangan luas area Danau Lut Tawar diperkirakan karena adanya aktivitas penimbunan sepadan danau yang digunakan untuk beragam keperluan masyarakat. Di antaranya, dijadikan sebagai lokasi objek wisata, juga menjadi lokasi pemukiman baru.
Kepala Bidang, Penataan, Penaatan, Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Aceh Tengah, Ridwan Iriadi kepada Serambi, Kamis (26/9), mengatakan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pihak Unsyiah beberapa tahun lalu, sejak tahun 2002 sampai 2012, terjadi pengurangan luas bentangan danau sebanyak 24 hektare.
“Itu artinya, dalam setahun menyusut sekitar 2,4 hektare. Itu hasil penelitian sampai tahun 2012. Bisa jadi jumlahnya semakin bertambah sampai dengan tahun 2019 ini,” kata Ridwan Iriadi.
Disebutkan, salah satu cara untuk mengetahui adanya pengurangan luas bentangan Danau Lut Tawar yaitu dengan melihat serta membandingkan peta danau di tahun 2002 dengan peta tahun 2012. “Meski hasil penelitian tidak menyebutkan faktor penyebabnya, namun fakta di lapangan bisa kita lihat, bahwa ada aktivitas penimbunan sepadan danau yang dilakukan oleh masyarakat untuk beragam keperluan,” sebutnya.
Di sisi lain, juga terjadi penurunan debit air dari tahun ke tahun yang disebabkan berkurangnya jumlah aliran sungai yang mengairi Danau Lut Tawar. “Contohnya, tahun 1969 ada sekitar 40 sungai yang airnya mengalir ke danau, tapi pada tahun 2.000 tinggal 25 sungai, tahun 2009 tinggal 21 sungai, dan di tahun 2013 hanya tersisa 17 sungai,” papar Ridwan Iriadi.
Menurutnya, salah satu upaya yang dilakukan Pemkab Aceh Tengah untuk menjaga kelestarian Danau Lut Tawar, yaitu membentuk rencana pengelolaan danau. “Pemerintah saat ini sedang konsen terhadap program rencana pengelolaan danau. Sampai hari ini masih terus bergulir tahap demi tahap,” pungkasnya.
Danau Lut Tawar merupakan salah satu potensi alam yang dimiliki Aceh Tengah.
Keberadaan danau ini menjadi salah sumber mata pencarian bagi sebagian masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Selain itu, keberadaan danau juga menjadi sumber hadirnya proyek PLTA Pesangan 1 dan 2 yang saat ini masih dalam tahap pengerjaan.
Selain miliki peran strategis, danau ini juga memiliki banyak masalah yang perlu segera ditangani, antara lain adanya perubahan tutupan lahan daerah tangkapan air, penurunan luas perairan danau, pencemaran, dan pendangkalan. Selain itu, juga terjadi penurunan jumlah populasi ikan endemik, penanganan sampah. Itu sebab, pengelolaannya diintegrasikan dalam rencana pembangunan jangka menengah Aceh Tengah dan rencana tata ruang wilayah. (my)