SUSILAWATI. Sejak beberapa hari terakhir nama ini bikin heboh dunia maya. Aksi Anggota Komisi C DPRK Aceh Tengah ini yang menggaruk jalan aspal dengan tangannya viral di media sosial (medsos).
Dalam video yang banyak tersebar, kader PKS ini jongkok di pinggir jalan dan kemudian menggaruk jalan yang baru diaspal. Saat digaruk, lapisan aspal terkelupas seperti pasir.
Video itu kemudian ia bagikan di dinding Facebook-nya. Sontak netizen heboh. Hingga Senin (18/11/2019), video yang dibagikan Susilawati ini telah dibagikan lebih dari 9.000 kali, dan menuai hampir 4.000 komentar dari netizen.
Lantas apa yang melatarbelakangi Susilawati melakukan aksi itu dan bagaimana kelanjutannya? Berikut wawancara eksklusif wartawan Harian Serambi Indonesia di Aceh Tengah, Mahyadi, dengan Susilawati.
Apa yang melatarbelakangi Anda melakukan itu?
Awalnya kami mendapat laporan dari masyarakat bahwa ada indikasi pekerjaan awal dari kegiatan pembuatan jalan jenis latasir (lapis tipis aspal pasir) yang berada di Kampung Kekuyang, Kecamatan Ketol, dengan pagu anggaran sekitar Rp 600 juta lebih tidak memenuhi spek.
Apakah ada informasi sudah berapa hari jalan itu dibangun?
Ketika saya menggaruk aspal, proses pengaspalannya sudah lima hari. Saya bukan orang teknis, tetapi secara pandangan mata dan seperti sudah ditayangkan di video yang sempat viral itu, jelas-jelas di sana memang kurang penempatan aspalnya.
Saat Anda melakukan aksi itu, apakah jalan sudah dipergunakan masyarakat?
Karena jalan itu merupakan jalur utama menuju Kampung Kekuyang serta menuju pusat Kecamatan Ketol, sehingga walaupun belum rampung 100 persen, warga setempat tetap harus melintasi jalan itu. Kan bisa dilihat di video, banyak kendaraan yang mondar-mandir melewati jalan itu.
Apa yang kemudian dilakukan setelah aksi menggaruk aspal itu?
Awalnyam aksi menggaruk itu dilakukan secara spontan. Saya sedikit geram, karena meskipun bukan orang teknik, tetapi tahu kondisi pengaspalan kualitasnya kurang. Memang benar masih tawap awal, belum finishing, tapi secara pemikiran sederhana, kalau pengaspalan sudah dilakukan lima hari lalu dan aspalnya bagus, mustahil bisa digaruk pakai tangan kosong.
Bukti lain yang saya jumpai di sana, ada pengakuan dari para pekerja bahwa aspal yang digoreng sempat gosong. Jadi asumsi saya, kalau aspal gorengnya gosong, tidak mungkin bisa merekat lagi.
Apakah setelah aksi itu Anda ada mendapat ancaman atau intimidasi dari pihak-pihak terkait?
Kalau dari pelaksana proyek tidak ada, karena merekapun harus sadar bahwa aksi itu sudah menjadi Tupoksi saya sebegai anggota legislatif yang berhak mengawasi segala anggaran yang telah dikucurkan oleh pemerintah daerah. Memang barangkali ada kekesalan dari pihak pelaksana karena saya sebelumnya tidak melakukan warning terlebih dulu.
Apakah teman-teman sesama anggota dewan, khususnya Komisi C, mendukung Anda?
Kalau support dari teman-teman Komisi C, jelas ada karena mereka sebagian orang-orang teknik. Apalagi sepulang dari lapangan saya membawa bukti visual terkait dengan kondisi jalan yang dibangun di Kampung Kekuyang. Mereka juga mengerti bahwa kualitas pembangunan jalan itu kurang.
Bagaimana tindak lanjut terkait dengan masalah ini ?
Khusus untuk komisi C yang membidangi ini, sudah memanggil secara dinas pihak terkait di antaranya rekanan, bahkan sudah meninjau kembali ke lokasi. Pihak rekanan sudah beritikad baik, mau membenahi ruas jalan menuju Kampung Kekuyang.
Video Anda sempat viral, bagaimana tanggapan dari nitizen?
Yang jelas, kegiatan yang dilakukan akan menimbulkan pro dan kontra. Dalam hal ini, saya menyikapi bahwa ada beberapa nitizen yang berpihak kepada saya, namun ada juga yang bertolak belakang. Namun itu semua tidak menghalangi tugas sebagai wakil rakyat.
Apakah ke depan Anda akan melakukan pengawasan seperti ini?
Itu pasti. Jadi saya akan terus kritis seperti ini. Saya melihat APBK Aceh Tengah kecil, sehingga saya tidak menginginkan agar anggaran yang sudah dikucurkan pemerintah tidak dimanfaatkan dengan baik. Masalahnya, kegiatan yang sama tidak mungkin lagi dilakukan dalam kurun waktu yang singkat. Saya juga ingin proyek APBK bisa dikontrol dengan baik sehingga visi misi bupati bisa tercapai.
Apa keinginan Anda untuk pembangunan Aceh Tengah ke depan?
Yang melatar belakangi saya masuk ke ranah politik karena daerah pemilihan kami, bisa dikatakan masih sulit. Makanya, muncul keinginan kami untuk maju ke legislatif agar bisa membawa aspirasi masyarakat. Selama ini, wilayah kami masih luput dari pandangan pemerintah. Alhamdulillah kami dipilih masyarakat. Ketika sudah dipilih, jadi kami harus benar-benar mendengar aspirasi masyarakat. Harapan kami ke depan, Aceh Tengah bisa lebih maju dan lebih baik, serta masyarakatnya bisa lebih sejahtera.(*)