SERAMBINEWS.COM - Kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan Wakil Bupati Aceh Timur, Syahrul bin Syama'un, terhadap seorang perawat berinisial FAR di RSUD Sultan Abdul Aziz terus berlanjut.
Dewan Pengurus Pusat (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Aceh melaporkan Wakil Bupati Syahrul ke polisi atas peristiwa yang terjadi pada 1 Desember 2019 itu.
Menurut pengakuan korban, dirinya mendapat perlakuan kasar saat memasang tabung oksigen kepada Wakil Bupati Aceh Timur Syahrul.
Sementara itu, Syahrul membantah tudingan menganiaya FA.
Dirinya mengaku hanya memberi teguran kepada FAR.
1. Kronologi kejadian
FAR mengaku tiba-tiba ditendang di bagian perutnya saat sedang memasang tabung oksigen.
Namun, dia tidak mengetahui apa penyebab tindakan tersebut dilakukan.
"Saya tidak tahu kenapa saya tiba-tiba ditendang, padahal saya sedang memasang oksigen kepadanya," kata FAR.
Sementara itu, Ketua PPNI Provinsi Aceh Abdurrahman di Polda Aceh, Senin (16/12/2019), kasus tersebut akan didukung PPNI pusat dan sejumlah LSM.
"PPNI berkewajiban melindungi seluruh anggotanya, bahkan laporan ini didukung oleh PPNI Pusat dan sejumlah LSM," kata Abdurrahman.
Abdurrahman mengatakan, kejadian itu terjadi pada Minggu 1 Desember 2019 lalu.
Perawat yang merupakan anggota PPNI di Aceh Timur itu dianiaya saat ia sedang menjalankan tugas profesi memberikan pelayanan kepada pasien.
Menurutnya, perawat ditendang di bagian perutnya saat sedang memasang tabung oksigen kepada Syahrul.
"PPNI berkewajiban melindungi seluruh anggotanya, bahkan laporan ini didukung oleh PPNI Pusat dan sejumlah LSM," katanya.
2. Menurut FAR, Syahrul alami sesak napas
Dari keterangan FAR, Syahrul diketahui datang ke RSUD untuk mendapatkan perawatan karena keluhan sesak napas.
Namun, Syahrul tidak masuk melalui IGD.
Syahrul langsung ke ruangan tanpa mendaftar dan tanpa diketahui petugas piket IGD.
"Wakil Bupati saat masuk ke rumah sakit langsung masuk ke ruangan sehingga saya melihat ada pasien sesak.
Langsung saya cari oksigen di kamar lain karena pasien masuk tidak melalui IGD," ujar FA.
3. Wakil Bupati Aceh Timur bantah lakukan penganiayaan
Wakil Bupati Aceh Timur Syahrul bin Syama'un membantah tuduhan yang dilayangkan DPW PPPNI Provinsi Aceh kepada dirinya yang melakukan penganiyaan terhadap FAR.
"Tidak benar saya menganiaya perawat, kalau benar saya anianya, pasti perawat itu harusnya dirawat kan," tegas Syahrul saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/12/2019).
Syahrul tidak mempersoalkan tuduhan terhadap dirinya telah melakukan tindakan penganiayaan terhadap perawat.
"Biar saja dilapor ke Polda Aceh, itukan haknya, tapi saya tidak melakukan tindakan fisik terhadap perawat," ungkapnya.
4. Syahrul mengaku Hanya beri teguran
Syahrul menjelaskan, tindakan yang ia lakukan sebenarnya hanya memberi teguran terhadap perawat yang lambat memberikan pelayanan saat dirinya mengalami sesak nafas.
"Saya sebagai pasien sudah menunggu lebih 30 menit dalam keadaan sesak dan hanya butuh oksigen, tapi tidak ada satu pun oksigen di situ," katanya.
Padahal, dirinya telah menghubungi pihak rumah sakit terlebih dahulu untuk menyiapkan oksigen.
"Jika saya sebagai pimpinan saja penanganannya lambat, bagaimana terhadap pasien masyarakat umum lainnya," katanya.
5. PPNI laporkan Syahrul ke Polda Aceh
Menurut Candra Septi Maulidar, kuasa hukum PPNI Provinsi Aceh, pihaknya sudah melaporkan Syahrul ke Sentra Pengaduan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Aceh.
Untuk menguatkan pelaporan tersebut, pihaknya juga akan membawa bukti visum dari laboratorium yang akan keluar hasilnya dua hari ke depan.
"Laporan di SPKT sudah selesai. Korban juga telah divisum di RS Bhayangkara.
Sekarang mau di BAP singkat di Reskrim Umum Polda Aceh, kalau hasil visum akan keluar dua hari ke depan," kata Candra.
Sementara itu, Wabup Syahrul menanggapi santai laporan PPNI tersebut.
"Biar saja dilapor ke Polda Aceh, itu kan haknya, tapi saya tidak melakukan tindakan fisik terhadap perawat," ungkap Syahrul.
6. Korban mengaku takut
Pasca-kasus dugaan penganiayaan, FAR mengaku takut mendapat intimidasi saat bekerja di RSUD Sultan Abdul Aziz Syah Peureulak.
“Setelah kejadian itu, saya trauma dan merasa tidak nyaman lagi bekerja sebagai petugas medis,” kata FAR kepada Kompas.com, Selasa (17/12/2019).
Dirinya mengaku tidak punya niat untuk melaporkan kasus penganiaan yang dialaminya ke Polda Aceh.
Dirinya menginginkan masalah tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.
"Dia justru memberikan klarifikasi kepada media mengaku tidak menendang saya sehingga sangat mengganggu profesi kami selaku perawat yang seharusnya dilindungi,” katanya.
Simak video ini:
• Kecelakaan di Tol Malang Pandaan Sebabkan Gus Hilman Meninggal, Ini Kronologinya
• Subulussalam Dinilai Sangat Siap Bentuk UKK Imigrasi, Ditjen Sebut Januari 2020 Penandatanganan PKS
• Meninggal Diserang KKB Papua, Postingan Terakhir Erizal Seperti Pertanda: Otw Kampung Halaman
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Baru Wabup Aceh Timur Diduga Aniaya Perawat, Korban Trauma dan Takut Dapat Intimidasi"