PADA 15-17 November lalu saya berada di Jakarta untuk menghadiri National Conference 2019 sebagai "penutup" dari Program Beasiswa Leadership XL Future Leaders yang merupakan salah satu Corporate Social Responsibility (CSR) PT XL Axiata Tbk.
Program ini menawarkan beasiswa kepemimpinan dalam bentuk workshop dua bulan sekali selama dua tahun, karena itu diminati oleh banyak mahasiswa. Saat mendaftar tahun 2017, batch (angkatan) 6 ada sekitar 12.000 pelamar untuk merebut 150 beasiswa dan alhamdulillah saya termasuk dalam 150 ini.
Tahun 2019 (batch 8), jumlah pendaftar melonjak tajam, mencapai 17.106 pelamar dengan jumlah beasiswa yang diperebutkan sama dengan 2017.
Proses seleksi Beasiswa XL Future Leaders lumayan menantang. Ada seleksi berkas (esai), tesbahasa Inggris dan GMAT, dilanjutkan dengan Case Study Test and Presentation, Leaderless Group Discussion, dan diakhiri dengan sesi interview. Peserta yang akhirnya terpilih menjadi bagian dari XL Future Leaders awardee akan diberikan program beasiswa kepemimpinan dalam bentuk workshop, aktivitas online, dan team project sehingga dapat memenuhi tiga kompetensi utama program ini, yaitu Effective Communication, Entrepreneurship & Innovation, dan Managing Change.
Rangkaian kegiatan meliputi workshop, aktivitas online, dan team project (kolaborasi antarsesama penerima beasiswa).
Ada banyak ilmu yang saya peroleh selama dua tahun, mulai dari critical thinking, thinking tools, public speaking and presentation skill, sampai dengan design thinking.
Kegiatan Konferensi Nasional 2019 yang saya hadiri di Jakarta selama tiga hari itu adalah semacam "penutup" dari keseluruhan rangkaian program untuk setiap batch. Hari pertama kami mengadakan pameran untuk Telecommunication Social Innovation Project (TelcoSIP) yang merupakan "tugas akhir" dari setiap penerima beasiswa ini. Tim saya bernama "TaniKU" membuat alat pendeteksi dan pembasmi hama untuk petani bawang merah di Kecamatan Sengkaling, Kota Malang yang kami lengkapi dengan kamera untuk mendeteksi kondisi bawang merah apakah dalam keadaan sehat/tidak dan menggunakan modul ultrasonik untuk pembasmian hama kaper.
Untuk mendukung efektivitas dan efisiensi alat ini, kami gunakan prinsip internet of things (IoT) sehingga alat dapat dikontrol melalui aplikasi di Hp dan membuat proses akuisisi data tanaman menjadi lebih baik untuk keperluan petani.
XL Future Leaders mendidik kami untuk tidak hanya tahu mengenai Revolusi Industri 4.0 yang bercirikan IoT, tapi juga membuat produk yang aplikatif untuk masyarakat. Saya melakukan presentasi proyek tersebut, tapi gagal terpilih sebagai yang terbaik. Pada malam hari ada Networking Night. Saya berkesempatan berbincang dengan wakil dari berbagai perusahaan ternama di Indonesia.
Hari kedua kami ke lapangan, berbagi ilmu dengan para siswa MAN Insan Cendekia Serpong, sedangkan hari terakhir adalah acara formal menandai kelulusan kami dari program ini.
Lalu, sedihkah saya karena berakhirnya program beasiswa angkatan ke-6? Tidak sama sekali! Mengapa? Karena, seperti saya terangkan di atas, selama dua tahun menerima beasiswa, banyak hal yang saya dapatkan dan saya pelajari. Di samping pengetahuan dan skill, jumlah teman saya menjadi lebih banyak dan saya pun bisa berkenalan dengan orang-orang yang mengambil keputusan dari sejumlah perusahaan.
SEA Scholarship
Sekitar September 2018 saya mendapat informasi tentang program beasiswa yang diluncurkan oleh SEA Group dengan nama SEA Undergraduate Scholarship Indonesia. Syarat bagi yang ingin mendaftar beasiswa ini adalah mahasiswa baru (semester 1) yang baru lulus di salah satu dari lima kampus yang ditentukan oleh mereka, yaitu ITS, ITB, UI, UGM, dan Bina Nusantara (Binus). Sedangkan pada saat itu saya merupakan mahasiswa semester 5. Jumlah keseluruhan pelamar sekitar 800 orang untuk lima perguruan tinggi tersebut.
Saya menulis e-mail ke pihak SEA tentang eligibilitas saya dalam mendaftar. Mereka jawab: akan mempertimbangkan pendaftar nonmahasiswa baru, silakan mendaftar dulu. Lalu saya kirim lamaran dan esai. Alhamdulillah, saya lulus. Tahap berikutnya adalah wawancara oleh lima panelis Sea Scholarhip yang berlangsung di kampus saya, ITS.
Fokus wawancara adalah tentang personaliti, pengalaman saya, dan saya juga harus menjawab "mengapa saya adalah orang yang tepat menerima beasiswa." Semuanya terkesan gampang, tapi sesungguhnya tidak. Alhamdulillah, saya pun sukses di tahap ini dan secara resmi menerima beasiswa mulai Oktober 2018. Ini capaian penting bagi saya, karena menerima dua beasiswa, XL Future Leader (2017- November 2019) dan SEA Scholarship (mulai akhir 2018 sampai dengan studi saya selesai).
SEA Undergraduate Scholarship dapat dikatakan merupakan salah satu yang paling prestisius dan ekkslusif di Indonesia. Misalnya, jumlah penerima dibatasi hanya untuk 50 orang dari lima perguruan tinggi.
Dari segi bantuan, juga sangat menjanjikan. Mereka menyediakan uang saku setiap bulan, membayar SPP setiap semester (berapa pun besarnya SPP), memberi laptop, asuransi kesehatan tahunan, serta membantu biaya ekstrakulikuler hingga Rp5 juta/tahun untuk setiap penerima beasiswa.
Di sisi lain, kami juga diwajibkan mengirimkan setiap awal semester tentang lesson learnt (semacam narasi tentang apa saja yang sudah kami pelajari selama perkuliahan). Kelihatannya hal tersebut dilakukan sebagai bagian dari monitoring dan evaluasi mereka terhadap performance dan capaian-capaian kami.
SEA Scholarship sedang membuat rencana untuk juga mengorganisasikan workshop atau pelatihan untuk para penerima beasiswa yang jika jadi dilaksanakan, akan membuat beasiswa tersebut semakin prestisius.
Perasaan dan pesan
Menjadi seorang mahasiswa dengan status menerima dua beasiswa eksklusif dalam waktu yang bersamaan tidak pernah terpikirkan oleh saya. Tetapi saya memang dari awal perkuliahan sudah mempersiapkan diri untuk "merebut" beasiswa, meskipun saya belum tahu apa bentuknya. Ternyata, dorongan dalam diri saya bertemu dengan dorong orang tua menghasilkan sesuatu yang bagus.
Saya memiliki motivasi besar untuk mengembangkan potensi pribadi saya hingga sebaik mungkin dan di saat yang bersamaan, mampu meringankan beban orang tua saya. Saya yakin dan percaya bahwasanya setiap orang akan mendapatkan apa yang dia mau, asalkan dia berusaha dengan sebaik mungkin, serta selalu memberikan yang terbaik dalam kondisi apa pun. Jadi, kepada rekan-rekan saya yang berstatus mahasiswa, terus gigih berusaha untuk merebut beasiswa. Insyaallah, bisa!