Bahas Bendera

Bahas Bendera Bulan Bintang, Eks Petinggi GAM Bertemu Pengamat Intelijen di Istana Wali Nanggroe

Penulis: Subur Dani
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Nanggroe dan para petinggi eks GAM menggelar pertemuan dengan pengamat intelijen senior Suhendra Hadikuntono di Istana Wali Nanggroe, Jumat (10/1/2020).

Laporan Subur Dani | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Wali Nanggroe Tgk Malik Mahmud Al-Haythar bersama Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Muzakir Manaf dan sejumlah petinggi eks GAM lainnya menggelar pertemuan tertutup dengan pengamat intelijen senior Suhendra Hadikuntono di Istana Wali Nanggroe, Jumat (10/1/2020) pagi hingga malam.

Dalam pertemuan itu, para eks kombatan GAM membahas sejumlah isu penting tentang Aceh.

Terutama menyangkut butir-butir perjanjian damai atau MoU Helsinki antara RI dengan GAM dan upaya merawat perdamaian di Aceh.

Mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) se-Aceh menggelar acara silahturahmi di komplek Makam Tgk Muhammad Hasan Di Tiro, Meurue Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar, Senin (23/12/2019). (SERAMBINEWS.COM/HENDRI)

Informasi yang dihimpun Serambinews.com, selain Malik Mahmud sebagai tuan rumah dan Suhendra Hadikuntono sebagai tamu kehormatan, mantan Panglima GAM Muzakir Manaf, serta 23 mantan Panglima Wilayah GAM seluruh Aceh juga hadir.

Di antaranya Darwis Jeunieb, Sarjani Abdullah, dan Kamaruddin Abubakar.

Wakil Ketua KPA, Kamaruddin Abubakar alias Abu Razak membenarkan pertemuan itu.

Menurutnya, pertemuan berlangsung sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB menjelang shalat Jumat.

Buktikan Masih Ada, Mantan Elite GAM Kumpul di Makam Tgk Hasan Tiro, Bendera Bulan Bintang Berkibar

Aksi Demo 14 Tahun MoU Helsinki, Mahasiswa Paksa Naikkan Bendera Bulan Bintang di Gedung DPRA

"Lalu kami Shalat Jumat ke Masjid Raya, kemudian ada acara lain juga, makan. Dan pertemuan baru dilanjut lagi mulai malam," kata Abu Razak kepada Serambinews.com, Sabtu (11/1/2020).

Abu Razak mengatakan, pertemuan tertutup mantan panglima, Ketua KPA dan kombatan GAM se-Aceh ini membahas butir-butir dalam Memorandum of Understanding (MoU) Pemerintah RI dan GAM, yang ditandatangani di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005, yang belum dilaksanakan pemerintah pusat.

Antara lain soal pengibaran bendera bintang bulan yang merupakan simbol budaya rakyat Aceh.

Pertemuan dipimpin langsung Wali Nanggroe Tengku Malik Mahmud yang merupakan mantan Perdana Menteri GAM, dan mantan Panglima GAM Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem.

"Ya kita bahas soal butir-butir MoU yang belum terealisasi, ada beberapa dan termasuk soal bendera dan lambang Aceh," pungkasnya.

Sebelumnya, mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) se-Aceh menggelar acara silahturahmi di komplek Makam Tgk Muhammad Hasan Di Tiro, Meurue Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar, Senin (23/12/2019).

Pada acara itu tampak hadir sejumlah mantan elite GAM.

Seperti Muzakir Manaf (Mualem), Wali Nanggroe Tgk Malik Mahmud Al Haytar, Tgk Zulkarnaini, Muharram Idris, anggota DPD yang juga dari Partai Aceh Fachrul Razi, mantan ketua DPRA dari Partai Aceh Tgk Muharuddin serta beberapa tokoh GAM lainnya.

Selain itu, pada acara ini Bendera Bulan Bintang juga tampak berkibar pada acara itu.

Sejumlah mantan kombatan GAM se-Aceh, sejak pagi tiba di Meureu, hingga mobil pribadi yang digunakan mereka memenuhi jalan desa.

Peserta mengusung Bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada acara silahturahmi di komplek Makam Tgk Muhammad Hasan Di Tiro, Meurue Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar, Senin (23/12/2019). (SERAMBINEWS.COM/HENDRI)

Diperikarakan ada ribuan mantan kombatan berkumpul dan mendapat pengamanan dari polisi.

Tampak juga setiap sudut di lokasi acara, Bendera Bulan Bintang berkibar.

Tidak hanya di tiang panggung utama, tetapi juga dipegang oleh sejumlah warga yang hadir.

"Kita selama ini tak pernah sapa, berjumpa dan dengan berkat ada acara silahturahmi GAM seluruh Aceh, kita lebih cerah lagi tujuan di masa mendatang," kata Tgk Zulkarnaini dan diamini Muharram Idris pada saat sambutannya.

Dia menjelaskan tujuan silahturahmi pada hari ini untuk kembali memperjuangkan tanggung jawab yang belum selesai terkait butir-butir perjanjian antara Pemerintah RI dan GAM.

"Kita selaku GAM yang telah tanda tangan di Helsinki, memiliki tangung jawab besar untuk menyelesaikannya," katanya.

Karena katanya, perjanjian harus di tepati, kalau tak sanggup menepati baiknya jangan pernah membuat janji.

"Kenapa terjadi kericuhan dimana-dimana, itu akibat melengahkan janji, perang terjadi juga karena tak ditepati janji. Makanya kita jangan sampai ditipu lagi dengan janji. Makanya kita buat silahturahmi supaya kita buktikan kita masih ada," sebutnya.(*)

Berita Terkini