SERAMBINEWS.COM, KHARTOUM, SUDAN – Kementerian Kesehatan Sudan mengumumkan dua kasus warga yang diduga terjangkit virus corona.
Dilansir Serambinews.com dari Kantor Berita Turki, Anadolu Agency, Menteri Kesehatan Sudan Akram Ali Altoum pada, mengatakan, dua kasus yang diduga coronavirus telah memasuki negaranya melalui Mesir dan Ethiopia.
Pihak berwenang mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi negara itu dari penyakit itu, katanya kepada wartawan setelah pertemuan Dewan Menteri Sudan, Rabu (29/1/2020).
Dia mengatakan salah satu kasus saat ini di negara bagian Gazeera dan yang lainnya di ibukota Khartoum.
“Kami menerima dua kasus yang diduga datang dari China melalui Kairo dan Addis Ababa,” katanya.
“Kami ingin menekankan di sini bahwa dua kasus belum dikonfirmasi, tetapi kami mengambil sampel dan kemudian mengirimnya ke luar negeri dengan bantuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengujinya,” lanjut Akram.
“Kami hati dengan pihak berwenang termasuk laut, darat dan bandara, serta kementerian dalam negeri, migrasi dan lainnya, telah melakukan penelitian dengan sangat hati-hati. Kami juga berkoordinasi penuh dengan WHO untuk membantu kami mematuhi standar internasional dalam hal ini,” jelasnya.
Ribuan orang Cina bekerja di berbagai sektor di Sudan, terutama pekerja minyak.
Virus ini pertama kali muncul di Cina tetapi telah menyebar ke 19 negara dengan lebih dari 6.000 kasus dan 132 kematian.
Gejalanya meliputi pilek, demam, sakit kepala, batuk dan sakit tenggorokan.
• Virus Corona Diduga Senjata Biologis China, Begini Komentar Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis
• VIDEO Terbaru dari Wuhan, Mahasiswa Aceh Keluar Asrama Membeli Makanan, Suasana Kota Sangat Sepi
Berasal dari Pasar Hewan Liar
Sementara itu, para peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) mengumumkan mereka berhasil mengungkap asal virus corona yang saat ini mewabah dan menuai kekhawatiran dunia.
Peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) menyatakan, mereka telah mengumpulkan sampel untuk diteliti.
Hasilnya, seperti dilansir Xinhua via News.com.au, Senin (27/1/2020), virus corona itu berasal dari Pasar Seafood Huanan di Wuhan.
Pasar yang kemudian ditutup sejak patogen itu menyebar dilaporkan menjual berbagai macam hewan liar.
Mulai anak serigala, rubah, hingga burung merak.
Dalam keterangan CDC, sebanyak 31 dari 33 sampel positif diambil dari zona barat yang merupakan tempat perdagangan hewan liar.
"Hasilnya menyatakan bahwa penyebaran virus corona baru mempunyai relevansi tinggi dengan perdagangan binatang liar," ujar CDC.
Pasar Seafood Huanan sebenarnya sudah menjadi sorotan karena dianggap sebagai asal muasal patogen mematikan.
Namun, sampel yang positif itu membenarkan dugaan tersebut.
• Setelah Tewaskan 132 Orang, Peneliti Hong Kong Klaim Temukan Vaksin untuk Virus Corona, Tapi
Keberadaan pasar basah itu membuat virus dengan gampang melompat baik dari hewan hidup atau pun mati, serta manusia seperti penjual dan pembeli.
Sejak kemunculan virus corona pada akhir Desember 2019, pemerintah China sudah melakukan langkah pencegahan tak hanya dengan menutup pasar Huanan.
Namun juga menutup Wuhan dan kota di dalam Provinsi Hubei, menghentikan layanan transportasi publik, hingga memperpanjang masa liburan.
Libur Tahun Baru Imlek yang dilaporkan berakhir pada 30 Januari, diperpanjang hingga 2 Februari untuk mengurangi massa yang berkumpul.
Selain itu, sekolah dan universitas juga ditangguhkan pembukaan tahun ajaran barunya hingga mendapat pemberitahuan lebih lanjut.
Menteri Kesehatan Ma Xiaowei menerangkan, saat ini Negeri "Panda" berada dalam masa genting, di mana kemampuan virus untuk menyebar semakin kuat.
Pernyataan itu dia buktikan dengan jumlah korban meninggal yang mencapai 106 orang pada Selasa (28/1/2020), dan jumlah korban terinfeksi lebih dari 4.500.
Ribuan dokter dan perawat dikerahkan dari berbagai penjuru negeri, dengan 10.000 tambahan tempat tidur rumah sakit dipersiapkan untuk merawat korban.(Anadolu Agency/Tribunnews.com)