BANDA ACEH - Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, Jumat (7/2), menerima kunjungan kerja Duta Besar Swiss untuk Indonesia Kurt Kunz, di ruang kerja balai kota. Kurt datang bersama Wakil Kepala Misi Kedubes Michael Cottier.
Sementara Aminullah didampingi oleh Sekda Bahagia, Asisten Pemerintahan Keistimewaan dan Kesra Faisal, Kabag Administrasi Perekonomian M Ridha, dan Kabag Humas Taufi q Alamsyah. Usai memaparkan sekilas profi l kota berikut sektor-sektor unggulannya, Aminullah menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Swiss atas bantuannya kepada Banda Aceh pascagempa bumi dan tsunami 2004 silam. Saat itu, kata Wali Kota, Banda Aceh merupakan kota paling parah terkena dampak bencana.
“Lebih dari 60 ribu korban jiwa dan lebih dari 20 ribu bangunan hancur di kota kami. Tapi dengan bantuan dunia termasuk, Swiss, kami mampu bangkit, bahkan kini lebih kuat.” “Setelah 15 tahun berlalu, BandaAceh hari ini begitu signifi kan rogres pembangunannya, jauh meninggalkan kabupaten/kota lain yang tak terimbas bencana. Itu artinya kami tidak menyia-nyiakan bantuan dari masyarakat dunia,” ungkap Aminullah.
Sejumlah penghargaan, best practice, dan prestasi pun menjadi bukti kebangkitan Banda Aceh. “Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banda Aceh tertinggi ketiga nasional di bawah Yogyakarta dan Jakarta Selatan. Angka kemiskinan hanya tersisa 7,25 persen -jauh di bawah provinsi yang masih dua digit.” “Penghargaan penataan tata ruang terbaik, kota peduli HAM, kota paling aman di Indonesia, hingga menjadi kota referensi layanan pendidikan serta memiliki Mal Pelayanan Publik pertama di Aceh adalah sederet prestasi lainnya,” kata Aminullah.
Meski begitu, masih ada beberapa ‘pekerjaan rumah’ bagi dirinya dalam membangun Banda Aceh. “Oleh karena itu, saya berharap lewat pertemuan hari ini kami bisa berkolaborasi dengan Swiss untuk menghebatkan Banda Aceh, terutama untuk mewujudkannya sebagai destinasi wisata dunia,” harap Wali Kota.
Sementara itu, Dubes Kurt Kunz memaparkan hubungan antara Aceh, khususnya Banda Aceh dan Swiss sudah terjalin baik dalam jangka waktu yang lama. “Pascatsunami, banyak warga Swiss yang hadir di sini untuk membantu. Sebelumnya, pada masa konfl ik bersenjata, kami juga sangat mendukung proses damai di Helsinki,” ungkapnya. “Adapun kunjungan kami kali ini ke Banda Aceh bertujuan untuk menjalin kontak sekaligus menjajaki peluang kerja sama dengan banyak pihak, termasuk dengan Pemko Banda Aceh. Kemarin kami sudah bertemu dengan LSM,DPRA, Plt Gubernur Aceh, dan hari ini dengan Pak Wali,” katanya.
Ia juga sangat berkesan mengetahui bahwa telah banyak capaian positif dan prestasi yang ditorehkan Banda Aceh. “Bagi saya sangat impresifmengingat kota ini pernah luluh-lantak akibat tsunami,” ungkap Kurt seraya menawarkan sejumlah peluang kerja sama terkait ekonomi, urbanisasi, green building, dan beasiswa pendidikan.Menjawab pertanyaan Aminullah soal pandanganya mengenai Banda Aceh dulu pasca bencana dan sekarang, Kurt mengatakan sekarang Banda Aceh layaknya kota normal lainnya di dunia. “Lalulintasnya lancar, kotanya bersih, dan saya sangat mengapresiasi kehidupan multi kultur yang sangat harmonis di sini,” ujarnya.(hba/*)