SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Beberapa kepiting jumbo dalam nampan masih mengepul baru saja diangkat dari air mendidih.
Warnanya memerah mengundang selera. Apalagi daging putih kepiting ke luar akibat pecah terkena gelegak air panas.
Tak mengherankan sajian kepiting itu langsung menjadi objek untuk diabadikan kamera telepon genggam.
Kepiting bakau itu disajikan menyambut tamu terhormat Kapolda Aceh, Irjen Pol Wahyu Widada yang datang ke pendopo bupati Aceh Singkil, Sabtu (7/3/2020).
Setiap tamu terhormat datang kepiting berukuran besar, selalu disajikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil.
Baik itu tamu yang datang ke pendopo bupati maupun saat dijamu makan di restoran.
• Zulfiandi Cedera Lawan Persiraja Banda Aceh, Pelatih Madura United Siap Turunkan Gelandang Asing
• Ini Prakiraan CuacaBMKG di Enam Wilayah Aceh Tiga Hari ke Depan
• Satu Lagi WNI di Singapura Dinyatakan Positif Corona, Begini Kronologi Pasien Terjangkit Covid-19
Biasanya kepiting jumbo hanya dimasak dengan cara direbus untuk disantap bersama sambal.
Tetapi ada juga yang dimasak asam manis atau sekedar dicampur dengan mi.
Kapolda Aceh Irjen Pol Wahyu Widada, mengakui ukuran kepiting Aceh Singkil, sangat luar biasa besarnya. Ia baru melihat kepiting berukuran besar ketika tugas di Aceh.
Kepiting berukuran besar tersebut merupakan potensi alam yang sangat luar biasa. Tinggal lagi mengolahnya agar menjadi nilai tambah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Baru saya lihat, ada kepiting dan lobster sebesar itu. Ini potensi luar biasa Aceh Singkil, tinggal mengelolanya agar menjadi nilai tambah," kata Kapolda.
Hutan bakau yang menghampar di wilayah pesisir pantai Aceh Singkil, memang menjadi anugrah.
Keberadaan hutan bakau yang lestari menjadi habitan keping berkembang biak.
Hutan bakau di kawasan Danau Anak Laut, umpamnya. Para pencari cukup dengan berjalan bekeliling dengan modal senter pemantik api, bisa menangkap kepiting.
Sejauh ini produksi kepiting mengandalkan hasil tangkapan di alam.(*)