Petugas Puskesmas Pakai Mantel, Dewan Minta Pemkab Pidie Lengkapi APD

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas medis pada salah satu puskesmas di Abdya menggunakan mantel hujan saat melayani pasien dan memeriksa kesehatan warga yang pulang dari daerah pandemi virus corona karena tidak punya APD, Jumat (27/3/2020).

SIGLI - Petugas di dua Puskesmas, Kota Sigli dan Pidie menggunakan mantel hujan sebagai pengganti alat pelindung diri (APD) standar. Hal itu ditemukan oleh Fraksi Nanggroe Restorasi Dewan Perwakikan Rakyat Kabupaten (DPRK) Pidie dalam kunjungan ke kedua Puskesmas tersebut.

Ketua Fraksi Nanggroe Restorasi DPRK Pidie, Zulfazli SE kepada Serambi, Rabu (1/4) mengatakan dalam kondisi saat ini, pemerintah atau instansi terkait yaitu Dinas Kesehatan (Dinkes) harus melengkapi APD bagi tenaga medis terutama di Puskesmas yang tersebar di 23 Kecamatan

"Perkembangan penyebaran virus  Covid -19 kian mengkhawatirkan, seiring banyaknya perantau yang pulang kampung dari daerah terjangkit virus,” ujarnya. Dia mencontohkan, seperti dari negeri jiran Malaysia, Medan dan Jakarta yang pulang kampung harus mendapat penanganan dengan cepat dan tepat.

Menurut Politisi PNA itu, dalam kondisi serba memprihatinkan ini, pemkab harus dapat segera mengambil kebijakan dalam pencegahan penyebaran wabah virus corona sebelum terlambat. Dia mengatakan dua Puskesmas, Kota Sigli dan Kecamatan Pidie dapat menjadi contoh, bahwa APD yang standar belum ada, sehingga petugas medis harus mengganti dengan mantel hujan dari bahan plastik.

Dia berharap, surat edaran Plt Gubernur Aceh No. 440/5458 untuk mengaktifkan Posko dan kegiatan pencegahan virus corona, Covid – 19 agar benar-benar ditindaklanjuti demi meminimalisir penyebaran dalam wilayah Kabupaten Pidie. Zulfazli berharap pemkab harus memenuhi peralatan medis dalam penanganan pasien, baik Orang Dalam Pantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP), terutama APD standar.

Dia menambahkan juga harus dilengkapi Rapid Test Antibody dan Termometer Infrared, sehingga penanganan pencegahan pandemi ini benar-benar dilaksanakan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang di keluarkan WHO.

Dia mencontohkan, seperti penyuluhan bahaya sekaligus penanganan Covid- 19. “Kami dari Fraksi Nanggroe Restorasi sangat mendukung langkah-langkah strategis Pemkab Pidie dalam meminimalisir penyebaran virus corona dengan saling bersinergi," ujarnya.  Zulfazli juga meminta pemkab memantau perantau yang pulang kampung, karena sebagian masyarakat khawatir dengan kepulangan mereka ke kampung halaman.

"Peran keuchik bersama aparatur desa sangatlah besar dalam mendata, melapor dan  memberikan edukasi kepada perantau tentang pencegahan penyebaran virus corona," ujarnya. Dia juga berharap Pemkab Pidie melaksanakan surat Plt Gubernur Aceh No 412.2/5429 tentang penggunaan Dana Desa/Gampong 2020 untuk kegiatan Padat Karya Tunai Desa (PKTD), Pencegahan COVID-19 dan Gampong Tanggap/Siaga COVID-19 agar dapat terealisasi dengan tepat sasaran.  "Sekaligus upaya pemberlakukan jam malam bagi semua pihak,"katanya.

Menanggapu hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Pidie Efendi SSos MKes kepada Serambi, Rabu (1/4/) mengaku baru memiliki sebanyak 28 pasang ADP untuk disalurkan ke delapan Puskemas yang tergolong rawan. "Selanjutnya akan dilakukan pemasanan kembali secara bertahap hingga menyeluruh bagi 23 Puskesmas di Pidie,"ujarnya.

Dia menambahkan telah mendistribusikan secara langsung, termasuk masker dan perlengkapan APD untuk seluruh tenaga medis di Puskesmas masih dalam proses pemesanan, sehingga dalam waktu dekat ini akan segera dilengkapi.  "Sampai saat ini belum ada persoalan,"katanya. (c43)

Berita Terkini