Di Pedalaman Pegunungan Bintang Papua, 1 Dus Mi Instan Dijual Rp 1 Juta hingga Ditukar Emas 2 Gram

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

SERAMBINEWS.COM - Harga satu dus mi instan di pedalaman Pegunungan Bintang Papua sangat tinggi.

Selain itu, harga beras di tempat itu juga terbilang sangat mahal.

Mahalnya harga bahan pokok tersebut lantaran di daerah pedalaman tersebut memang sangat susah dijangkau.

Hal tersebut lantaran kawasan itu masih terisolir dan tertinggal.

Sehingga untuk menjangkau wilayah itu perlu waktu yang lama dan transportasi udara.

Maka harga bahan pokok pun melangit di wilayah itu.

Berikut adalah harga bahan makanan di wilayah Pegunungan Bintang Papua dikutip dari Kompas.com:

1. Satu bungkus mie Rp 25 Ribu

Harga satu kardus mi instan dijual seharga Rp 1 juta bahkan ada satu kardus mi instan ditukar dengan emas dua gram.

"Mi instan satu karton kalau ditukar dengan emas itu, dua gram, satu karton Rp 1 juta, satu bungkus Rp 25.000," kata salah satu pengelola Koperasi Kawe Senggaup Maining Hengki Yaluwo di Korowai, Rabu (1/7/2020).

2. Beras bisa 10 Kilogram ditukar emas 4 gram

Beras 10 kilogram itu emas empat gram, kalau dibeli dengan uang, satu karung itu harganya Rp 2 juta," kata dia.

3. Satu kaleng ikan Rp 150 Ribu

Selain bahan makanan pokok, harga bahan lain juga cukup tinggi.

Satu ikan kaleng berukuran besar dijual seharga Rp 150.000.

4. Ponsel Dibanderol setara emas 10-25 gram

Sedangkan untuk ponsel dibanderol seharga 10 gram sampai 25 gram emas.

Wilayah Korowai, Kabupaten Pegunungan Bintang masuk kawasan terisolir dan tertinggal.

Kawasan Korowai sendiri diapit lima kabupaten, yakni Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yakuhimo, Kabupaten Asmat, Kabupaten Boven Digooel, dan Kabupaten Mappi.

Walapun diapit lima kabupaten, kawasan tersebut belum pernah tersentuh pembangunan

Untuk menjangkau wilayah tersebut, warga harus menggunakan helikopter dari Kabupaten Boven Digoel.

Lalu mereka melanjutkan perjalanan menggunakan long boat dari Boven Digoel selama satu hari dan berjalan kaki selama dua hari menuju kawasan tambang Korowai.

()Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (10/02/2020)(Dok Pendam XVII/Cenderawasih) (Kompas.com)

Ben Yarik salah satu pemilik dusun Kali Dairam Korowai di Maining 33, mengatakan, suku Korowai adalah penghuni asli kawasan itu.

"Bertahun-tahun pemerintah tidak pernah membangun Korowai, Tuhan yang memberikan hasil emas bagi kami, sehingga kami bisa menambang dan membantu kami," kata Ben.

Ben mengatakan, tambang emas tradisional adlah salah satu mata pencaharian masyarakat setempat.

Ia berharap pemerintah tak menutup penambangan tradisional itu karena kawasan tambang tradisional itu menghidupi ekonomi masyarakat sekitar.

"Kasihan ini, banyak masyarakat tidak lagi diperhatikan dan terus tertinggal. Selagi masih ada emas yang menjamin," ujarnya.

(Kompas.com/Dheri Agriesta)(Tribunnewswiki/Al)

Kekayaan Mark Zuckerberg Meningkat Menjadi Rp 1.466 Triliun di Tengah Susahnya Ekonomi Dunia

China Ngotot tak Mundur dari Perbatasan LAC, India Berang, Negoisasi Temui Jalan Buntu

Bertambah 1 Lagi Kasus Positif Covid-19 di Bener Meriah

Artikel ini telah tayang di tribunnewswiki.com dengan judul Satu Dus Mi Instan di Pedalaman Pegunungan Bintang Papua Dijual Rp 1 Juta hingga Ditukar Emas 2 Gram

Berita Terkini