Berita Aceh Singkil

Bokom, Makanan Pengantar Sejarah Aceh Singkil yang tak Lekang Digerus Zaman

Penulis: Dede Rosadi
Editor: Jalimin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bokom, sebutan masyarakat Aceh Singkil untuk mi instan yang direndam air panas ditambah irisan cabai rawit, bawang merah dan jeruk nipis.

 

 

Laporan: Dede Rosadi I Aceh Singkil

 

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Kalau anda berkunjung ke Aceh Singkil, singgahlah di warung-warung kecil yang menyediakan meja dan tempat duduk. Lalu pesanlah bokom!

Maka, Anda akan disodorkan mi instan yang direndam air panas.

Tak lama kemudian disusul piring kecil berisi cabai rawit, bawang merah dan jeruk nipis.

Cara penyajiannya mi instan yang direndam air panas, dicampur irisan cabai rawit, irisan bawang merah dan perasan air jeruk nipis.

Tidak ada penyedap lain selain bumbu yang ada dalam bungkusan mi instan.

Untuk menambah kenyang paling disantap dengan telur rebus yang bisanya telah disediakan tukang warung serta taburan bawang goreng.

Itulah makanan yang disebut bokom.

Tak diketahui siapa yang pertama kali menyebut bokom.

Bisa jadi disebut bokom, karena cara penyajiannya yang berbeda atau tempat menghidangkannya dalam mangkuk. 

Sebab kalau mi instan yang dimasak di wajan tak disebut bokom.

Bokom sendiri telah menjadi makanan melegenda bagi masyarakat Aceh Singkil dan Kota Subulussalam. Subulussalam dahulunya merupakan bagian dari Aceh Singkil.

Kisah bokom mulai diketahui ketika transportasi di Aceh Singkil, masih menggunakan jalur sungai.

Di lampung (warung terapung di pinggir sungai) tempat penumpang perahu singgah, menu bokom merupakan kuliner utama.

"Dulu transportasi masih lewat sungai, saat singgah di lampung biasanya makan bokom," kata Mawardi penduduk Aceh Singkil, bermarga Kombih, Minggu (6/9/2020).

Ia mengaku tidak tahu persis kapan istilah bokom pertama kali muncul.

Saat musim kayu. Istilah warga setempat menyebut medio 2000-an ke bawah ketika kayu masih bebas ditebang, bokom menjadi makanan populer.

Maklum kala itu sungai sebagai jalur transportasi utama sangat sibuk oleh hilir mudik kayu-kayu gelondong.

Para pekerja kayu menjadikan bokom sebagai santapan sehari-hari.

Seiring peralihan sejarah zaman, transportasi dari sungai sudah berpindah ke jalan aspal.

Bokom tetap laris manis sebagai makanan pengantar sejarah yang tak lekang gerusan zaman.

Saking populernya hampir semua penduduk Aceh Singkil, tahu membuat bokom.

Minggu sore ini, langit Aceh Singkil, ditutup mendung. Serambinews.com, mencoba menikmati sajian bokom.

Kuah mie yang dicampur bawang merah serta air jeruk nipis memberikan rasa berbeda dari mi instan umumnya.

Ingin mencoba bokom.... berkunjunglah ke Aceh Singkil.(*)

Bertambah 78, Corona di Aceh Tembus 2.000 Kasus

Hari Ini, Pasien Positif Covid-19 di Aceh Besar Bertambah 28 Orang, Total Pasien Covid 526 Orang

Hasil Lengkap UEFA Nations League 2020: Inggris dan Perancis Menang Tipis, Portugal Mendominasi

Berita Terkini