Luar Negeri

Sajikan Makanan yang Dimasak dengan Kotoran Sapi, Cara Orang Tibet Sambut Tamu dan Unjuk Keramahan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Istana Potala di Tibet

SERAMBINEWS.COM - Menyajikan makanan yang dimasak dengan kotoran sapi, begitulah cara penduduk Tibet menyambut tamu dan menunjukkan sikap ramah.

Tiap daerah dan wilayah tentu memiliki adat dan budayanya masing-masing.

Tak terkecuali cara ketika menyambut tamu yang datang ke rumah atau sekedar berada di wilayah mereka.

Bahkan di sejumlah daerah seperti di Indonesia yang beragam suku dan budayanya, tamu tetaplah diperlakukan dengan ramah.

Tak sedikit juga yang masyarakat yang memperlakukan tamu bagaikan raja.

Salah satu contohnya seperti disuguhkan aneka ragam makanan pada tamu tersebut.

Suami Istri Ini Bagikan Gratis Durian kepada Wisatawan dan Tamu yang Datang ke Rumah Mereka

Penduduk lokal di Tibet sedang mengumpulkan kotoran sapi yak (Giaothong)

Tentu bukan hanya di Indonesia saja yang menunjukkan sikap kehangatan pada tamu yang datang ke tempat atau wilayah persinggahan mereka.

Di Tibet misalnya, salah satu wilayah yang berada di dataran tinggi Himalaya dan merupakan salah satu daerah terpencil yang masuk dalam wilayah otonom China.

India Siapkan Rudal Brahma ke Ladakh, China Kerahkan Rudal Jarak Jauh di Tibet dan Xinjiang

Penduduk lokalnya juga memiliki cara unik tersendiri dalam menunjukkan sikap ramah dan hangat mereka pada tamu yang berdatangan ke wilayahnya.

Tapi, keramahan dan antusiasme orang-orang Tibet terhadap orang-orang yang mereka sukai ditunjukkan secara khusus melalui penggunaan kotoran sapi.

Jika wisatawan berkunjung, mereka menggunakan kotoran sapi yak untuk memasak bagi para tamu.

Melansir Giaothong, wisatawan yang berdatangan ke Tibet akan dimanjakan dengan pemandangan indah dan sensasi ketenangan jiwa dari Istana Potala yang berdiri megah.

Di negeri itu, para wisatawan juga bisa makan banyak hidangan eksotis dan keramahan penduduk lokalnya.

Penduduk Tibet memasak menggunakan kotoran sapi sebagai pengganti kayu bakar (Giaothong)

Tapi disamping itu, wisatawan juga akan melihat pemandangan warga-warga lokal memungut kotoran sapi di sekitaran lahan rumah mereka.

Bukan karena takut kotoran itu mengotori jalan sehingga mengganggu kenyamanan tamu-tamu mereka.

Tapi sebenarnya, di mata penduduk lokal kotoran sapi itu adalah suatu bahan yang sangat berharga.
Wilayah Tibet tidak memiliki banyak kayu.

Sehingga penduduknya sering menggunakan kotoran sapi kering sebagai pengganti kayu bakar untuk memasak.

Walau demikian, kotoran sapi yang sudah dikeringkan itu tidak lagi memiliki bau yang tidak sedap.

Sehingga tak perlu khawatir bau asap dari kotoran sapi yang dibakar itu masuk dan bercampur dengan aroma masakan.

Di mata orang Tibet, kotoran sapi adalah sejenis kekayaan.

Setiap rumah tangga yang memiliki lebih banyak kotoran sapi menunjukkan bahwa mereka memiliki lebih banyak uang.

Untuk membuktikan bahwa rumahnya makmur, mereka meletakkan kotoran sapi di tembok untuk dikeringkan.

Dinding rumah ditempelkan dengan kotoran sapi kering (Giaothong)

Melansir Science Daily, warga tradisional Tibet yang masih bersifat nomaden selama musim dingin yang panjang juga menghabiskan sebagian waktu mereka di dalam rumah.

Mereka memasak dan menghangatkan diri menggunakan kotoran sapi yak yang dibakar di dalam rumahnya.

Sementara itu, rumah mereka yang dibuat dari batu atau tenda tradisional dibangun secara sederhana.

Yaitu hanya terdiri dari satu ruangan yang ditempati oleh seluruh anggota keluarganya untuk tidur, makan dan juga memasak.(Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA JUGA BERITA POPULER

Turki ke Prancis: Jika Tidak Suka Kami Mendukung Azerbaijan, Mengapa Anda Berpihak ke Armenia?

Viral Video TikTok WNI Bagikan Pengalaman Liburan ke Korea Utara, Ternyata Tak Seseram Dugaannya

Tanggapi Donald Trump dalam Debat Perdana Pilpres AS Joe Biden Ucapkan Insya Allah, Mengapa?

Berita Terkini