Perempuan tua itu buta. Ia merangkak dengan bantuan tangan sebagai mata menuntun jalan menuju pintu rumahnya di Desa Ujung Bawang, Kecamatan Singkil, Aceh Singkil, Senin (7/12/2020).
Nyakmi nama perempuan 50 tahun tersebut. Segera mengenakan masker dan membetulkan kerudung yang terlepas mendengar kehadiran tamu. "Datang kalian," ujar Nyakmi menyapa tamu yang didengarnya datang.
Senyumnya mengembang ketika mengetahui di antara tamu yang datang adalah Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid. "Tahu siapa yang datang, ini Pak Bupati," kata tetangganya memberi tahu.
Nyakmi langsung terlibat obrolan penuh canda tawa dengan Dulmusrid. "Ini ada sedikit rejeki, jangan dibuka sekarang nanti isinya hilang. Bukanya lagi sendirian saja nanti," kata Dulmusrid berseloroh saat serahkan amplop putih dan sembako.
Nyakmi hidup sebatang kara di rumah sederhana ukuran 5x5 meter. Nahasnya lagi ia tidak memiliki kamar mandi. Tentu saja menjadi repot. Jika panggilan alam datang harus menumpang ke rumah tetangganya.
Bukan perkara mudah, perempuan tunanetra itu harus berjuang keras untuk berjalan sambil merayap menuju kamar mandi tetangga.
Untuk bertahan hidup, Nyakmi membuat tikar anyaman pandan. Walau tidak bisa melihat, dia punya kemampuan membuat tikar pandan.
Kegigihannya menopang hidup sendiri mendapat apresiasi dari Dulmusrid.
"Walau memiliki keterbatasan, beliau bisa membuat tikar pandan. Kita perlu belajar dari beliau dalam keterbatasan tetap memiliki semangat tinggi," ujar Dulmusrid.
Mengenai persoalan tidak memiliki kamar mandi, selain mendapat bantuan dari Dulmusrid, sejumlah donatur yang dikoordinir Rosid ikut menyumbang. "Untuk kamar mandi besok Pak sudah kita bangun berkat sumbangan," kata Rosid kepada Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid.(dede rosadi)