Laporan Masrizal | Banda Aceh
'SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Menteri Agama (Menag) RI, Fachrul Razi menyatakan isu kerukunan umat beragama tidak lagi menjadi persoalan di Aceh saat membuka dialog tokoh agama dan masyarakat adat di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, Minggu (13/12/2020).
“Bagi Aceh, isu kerukunan antar umat beragama sudah selesai. Aceh tidak lagi mempersoalkan isu kerukunan antar umat beragama, buat Aceh bukan masalah lagi,” kata Fachrul Razi dalam sambutannya di hadapan peserta yang berasal dari Kemenag Papua, Papua Barat, dan Maluku, serta Kemenag se Aceh.
Program nasional yang mengusung tagline “Kita Cinta Aceh, Membangun Jembatan Kerukunan dan Kesetiakawanan dari Sabang sampai Marauke” ini turut dihadiri Sekjen Kemenag, Nizar Ali, Wali Nanggroe, Malik Mahmud Al-Haytar, Gubernur Aceh yang diwakili Staf Ahli, Darmansyah.
Acara ini merupakan kegiatan lanjutan yang sebelumnya digagas di Papua dengan program “Kita Cinta Papua” yang dilaunching di Kota Jayapura, Kamis 3 September 2020. Pada kegiatan yang juga dibuka oleh Menag Fachrul Razi turut dihadiri mantan panglima GAM, Muzakir Manaf alias Mualem.
Menag Fachrul Razi menyatakan bahwa kegiatan dialog yang menghadirkan pembicara dari pusat tersebut menjadi momentum yang penting dalam kehidupan berbagsa dan bernegara. Sebagai bangsa yang majemuk, katanya, Indonesia berpotensi menghadapi tantangan perpecahan.
“Salah satu yang paling penting kita jaga adalah kerukunan antar umat beragama. Karena kerukunan antar umat beragama adalah unsur paertama dalma kerukunan nasional. Dan saya bisa katakan perpecahan di dunia karena ketidakrukunan umat beragama,” ujarnya.
Menurut putra Aceh itu, kerukunan antar umat beragama harus diawali dari kesadaran berdialog bersama, untuk saling memahami atas kemerdekaan. “Tugas penguatan kerukunan antar umat beragram di Indonesia tentulah tidak mudah, karena secara geografis Indonesia sangat luas,” tambahnya.
Karena itu, jembatan kesetiakawanan dan kesadaran antar anak bangsa harus dibangun untuk memberikan dukungan moril antar satu daerah dengan daerah lain. “Alhamdulillah kita sadar bahwa keberagamana itu adalah rahmat bukan sekatan, maka kita dapat merajutnya dengan sangat baik,” ungkap dia.(*)
Baca juga: Pengurus WKM Pelati Dilantik, Sekcam Minta Sinergi Membangun Labuhanhaji Timur
Baca juga: Terobos Banjir, Berjalan Kaki Haji Uma Antar Bantuan ke Aceh Timur, 3 Desa Pante Bidari Banjir Lagi
Baca juga: Sungai Arakundo Meluap, Tiga Desa di Pante Bidari Kembali Terendam Banjir