REDELONG - Kalak BPBD Bener Meriah, Safriadi, mengajak semua pihak untuk saling bekerja sama dalam menyelesaikan konflik gajah liar di Kecamatan Pintu Rime Gayo. Pasalnya konflik antara manusia dengan gajah sudah berlangsung selama 12 tahun.
“Jangan lagi kita saling menyalahkan, ayok bersama-sama kita akhiri konflik gajah liar di Pintu Rime Gayo, Bener Meriah,” ujar Safriadi, Kamis (14/1/2020).
Dia mengharapkan, pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tidak tutup mata dalam persoalan ini. Dia minta konflik gajah liar tersebut harus secepatnya diselesaikan secara komprehensif dan permanen agar jangan ada lagi korban jiwa, baik manusia maupun hewan dilindungi.
“Di muka bumi semua makhluk ciptaan Tuhan, maka kita jangan saling menyakiti. Sebagai manusia yang berakal tentu kita harus mencari solusi terbaik untuk mengakhiri konflik ini, karena kita semua akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT,” jelasnya.
Dikatakan, dalam kontek penyelesaian konflik satwa liar ini, dirinya mengharapkan semua pihak jangan saling lempar tanggung jawab. “Jangan sampai anak cucu kita nantinya tidak mengenal lagi satwa dilindungi akibat kepunahan, dari sekarang mari kita bersama-sama mencari skema penyelesain yang permanen,” ajak Safriadi.
Ia menambahkan, sekarang ini gajah liar di Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah berjumlah lebih kurang sebanyak 70 ekor. Dari jumlah itu, sebanyak 50 ekor sudah berada di luar wilayah Kecamatan Pintu Rime Gayo, tepatnya sebelah Krueng Peusangan. “Apa bila debit air Krueng Peusangan surut kemungkinan akan masuk kembali ke wilayah kita,” jelasnya.
Disebutkan, saat ini ada sekitar 20 ekor hewan berbelalai itu masih berada dalam wilayah Pintu Rime Gayo, Bener Meriah. Dengan itu, ia mengharapkan penanganan yang serius, terencana dan berkelanjutan karena konflik ini sudah terjadi lebih dari 10 tahun.(bud)