Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Hingga berakhir bulan Januari 2021 pada Minggu (31/1/21), tidak ditemukan lagi kasus baru atau penambahan kasus warga yang terkonfirmasi Positif Covid-19 di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Tidak ada pula, kasus atau pasien baru Probable (PDP) dan data Suspek (ODP) Covid-19, yang dirawat di Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) dan di bawah pemantauan puskesmas-puskesmas kecamatan setempat.
Kondisi terakhir tersebut diketahui Serambinews.com berdasarkan update data terakhir dirilis Dinas Kesehatan (Dinkes) Abdya, Minggu (31/1/2021), sekira pukul 17.00 WIB.
Berdasarkan data terakhir itu diketahui bahwa warga Kabupaten Abdya yang terkonfirmasi Positif Covid-19, berjumlah 94 orang, hasil pendataan sejak Maret 2020 lalu.
Sejak 10 Desember lalu hingga Minggu sore, tadi, tidak ditemukan lagi kasus baru atau tidak ada lagi penambahan kasus pasien Positif Corona yang dirawat di rumah sakit/isolasi di rumah.
Juga tidak ada lagi kasus baru probable (PDP) dan data suspek (ODP) di wilayah sembilan kecamatan di Kabupaten Abdya dengan jumlah pendduk sekitar 150 ribu jiwa.
Dari jumlah 94 warga Abdya terkonfirmasi Positif Covid-19, sebanyak 86 pasien berhasil sembuh setelah menjalani rawatan di rumah sakit dan isolasi di rumah. Sedangkan 8 pasien lainnya meninggal dunia.
Sebanyak 86 pasien positif dinyatakan sembuh itu setelah mereka menjalani rawatan di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh dan Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) Abdya, beberapa orang diantaranya menjalani isolasi di rumah setelah dirawat di rumah sakit.
Sementara 8 pasien Positif Corona akhirnya meninggal dunia, masing-masing 3 warga Kecamatan Babahrot, 2 warga Kecamatan Blangpidie, 1 warga Kecamatan Jeumpa, 1 warga Kecamatan Lembah Sabil, dan 1 warga Kecamatan Kuala Batee.
Sementara probable atau pasien bergejala Covid-19 di Kabupaten Abdya, hasil pendataan sejak Maret 2020 lalu, berjumlah 47 orang.
Sebanyak 43 orang diantaranya dinyatakan sembuh karena tidak ditemukan lagi gejala Covid-19 setelah dirawat.
Sedangkan empat pasien probable lainnya meninggal dunia, yaitu satu warga Kecamatan Kuala Batee, satu warga Kecamatan Blangpidie, dan satu warga asal Jakarta Selatan, dan satu warga Kecamatan Susoh.
Data terakhir Suspek di Kabupaten Abdya, sejumlah 202 orang, hasil pendataan sejak Maret 2020 lalu. Tapi, seluruhnya selesai menjalani isolasi di rumah sejak dua bulan lalu.
Kepala Dinkes Abdya, Safliati SST MKes kepada Serambinews.com, membenarkan tidak ada lagi penambahan kasus baru warga terkonfirmasi Positif Covid-19 kurun waktu hampir dua bulan terakhir atau sejak 10 Desember 2020 lalu.
“Terakhir, kita mengirim sampel swab untuk diperiksa di laboratorium di Banda Aceh tanggal 17 Januari lalu, tapi hasilnya negatif,” kata Safliati.
Setelah itu memang tidak ada pengambilan swab karena tidak ditemukan lagi kasus baru probable (PDP) dan data Suspek (ODP) Covid-19, baik di Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) dan puskesmas-puskesmas.
Kepala Dinkes Abdya mengingatkan bahwa penyebaran Covid-19 yang berhasil ditekan untuk sementara di Abdya, diharapkan tidak membuat warga menjadi lengah dalam penerapan protkes.
Baca juga: Hingga 30 Januari, Kasus Kumulatif Covid-19 Aceh Capai 9.229 Orang
Baca juga: Wajah Suram Real Madrid di Era Zinedine Zidane, Telan Kekalahan di Awal Tahun 2021
Baca juga: Prajurit Bubarkan Kerumunan Warga, Kodim Nagan Raya Gencarkan Operasi Disiplin Protkes Covid-19
Vaksinasi
Kepala Dinkes Abdya, Safliati SST MKes, sebelumnya menjelaskan, Vaksinasi Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) terhadap sasaran penerima di Kabupaten setempat, paling cepat dilaksanakan pada pertengahan Februari 2021.
Soalnya, Dinkes Aceh baru mendistribusikan vaksin Sinovac ke Kabupaten Abdya pada pertengahan Februari mendatang, direncanakan sebanyak 2.920 dosis untuk tahap pertama.
Dinkes Abdya, Safliati menjelaskan, telah menetapkan 15 titik lokasi pelaksanaan suntik vaksin Sinovac yang akan digunakan untuk vaksinasi Covid-19.
Ke-15 titik lokasi suntik vaksin Sinovac, terdiri dari 13 lokasi puskesmas tersebar dalam sembilan kecamatan, Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) dan Klinik Kesehatan Polres setempat.
Adapun kapan dimulai pelaksanaan suntik vaksin produksi Sinovac Life Sciences Co Ltd Cina dan PT Bio Farma (Persero) itu, belum diketahui secara pasti hingga sekarang ini.
“Informasi awal, vaksin akan didistribusikan ke Abdya pada pertengahan Februari. Apakah mulai saat itu segera dilakukan vaksinasi terhadap sasaran, sejauh ini belum ada petunjuk untuk itu,” kata Safliati.
“Sejauh ini kita telah mempersiapkan tempat dosis vaksin di Dinkes Abdya, sebelum didistribusikan ke puskesmas kecamatan-kecamatan,” katanya.
Dinkes Abdya telah mempersiapkan during atau tenaga medis yang akan melaksanakan tugas vaksinasi serta persiapan sasaran atau penerima vaksin Covid-19.
Tenaga kesehatan (nakes) untuk melaksanakan tugas vaksinasi di 13 puskesmas di Kabupaten Abdya, menurut Safliati sudah tersedia satu orang di setiap puskesmas.
Mereka memang telah mengikuti pelatihan imunisasi, disamping tenaga vaksinasi yang ada di Dinkes Abdya, nakes di RSUTP dan Klinik Kesehatan Polres Abdya.
Baca juga: Setelah Gelang Emas dari Perut Ikan dan dalam Es Viral, Kini Muncul Emas dalam Tom Yam
Baca juga: Nyetir Sendiri Saat Susuri Jalan Rusak, Mobil Bupati Dua Kali Terbenam Lumpur, Begini Respon Mursil
Baca juga: Hasil Final BWF World Tour Finals 2020 - Tai Tzu Ying Pemenang BWF World Tour Finals 2020
Safliati juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Abdya menjelaskan, berdasarkan data awal yang diperoleh dari Dinkes Provinsi Aceh bahwa Kabupaten Abdya mendapat alokasi 2.920 dosis vaksin Sinovac untuk tahap pertama.
Masih berdasarkan data yang diberikan Dinkes Aceh itu bahwa sasaran prioritas penerima vaksin tersebut adalah tenaga kesehatan (nakes) sejumlah 1.437 orang.
Kemudian, tenaga pelayanan publik, yaitu Pimpinan Aparatrur Sipil Negara (ASN) dan TNI/Polri, masyarakat yang rentan serta pelaku ekonomi essensial dan kelompok masyarakat lainnya.
Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran vaksinasi berumur 18 sampai 59 tahun, namun terlebih dahulu dilakukan screening. Sebab, ada 16 kriteria yang tidak mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Siapa saja mereka? Pertama, mereka yang pernah terkonfirmasi menderita Covid-19.
Selanjutnya, mereka yang hamil atau menyusui,
Gejala Ispa seperti batuk/pilek/sesak napas dalam 7 hari terakhir,
Kontak erat/Suspek/konfirmasi/sedang dalam perawatan karena penyakit Covid-19,
Memiliki riwayat alergi berat atau mengalami gejala sesak napas, bengkak dan kemerahan setelah divaksinasi Covid-19 sebelumnya,
Mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah,
Menderita penyakit jantung (gagal jantung/penyakit jantung coroner),
Menderita penyakit autoimun sistemik (sle/lupus, sjogren, vaskulis dan autoimun lainnya),
Menderita penyakit ginjal (penyakit ginjal kronis/sedang menjalani hemodialysis/dialysis peretonial/tranplantasi ginjal/sidroma nefrotik dengan kortikosteroid),
Menderita penyakit reumatik autoimun/rhematoid arthritis,
Menderita penyakit saluran pencernaan kronis,
Menderita penyakit hepertiroid/hipotiroid karena autoimun,
Menderita penyakit kanker, kelainan darah, imunokompromais/defisiensi imun dan penerima produk darah/tranfusi,
Menderita penyakit diabetes melitus,
Menderita HIV, dan
Memiliki penyakit paru (Asma, PPOK, TBC).(*)