SIGLI - Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pidie tahun 2020 dari sektor burung walet tidak mencapai target dari Rp 25 juta, hanya terealisasi Rp 11.600.000. Sementara realisasi PAD secara keseluruhan mencapai Rp 35.039.668.766 atau 111,65 persen dari target Rp 31,3 miliar.
Kepala Pengelolaan Keuangan dan Aset Pidie, Mustafa SE MSi, kepada Serambi, Sabtu (6/2/2021) mengatakan, ada enam sektor PAD yang dikelola di Keuangan dan Aset Pidie. Adalah pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BHTB), hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan pendapatan denda pajak merupakan PAD lain-lain yang sah.
Ia menyebutkan, untuk pajak hotel dari target Rp 127,77 juta terealisasi Rp 128,10 juta. Rinciannya, pajak hotel dan losmen Rp 109,47 juta disetor Rp 112 juta. Lalu, wisma pariwisata Rp 18.300 ribu yang disetor Rp 2,86 juta lebih. Berikutnya, PAD sektor restoran target Rp 881,2 juta yang realisasinya Rp 2,97 miliar, meliputi restoran atau rumah makan dari target Rp 52,19 juta terealisasi Rp 1,34 milian. Sementara PAD warung target Rp 829,013 juta terealisasi Rp 1,627 miliar. "Untuk PAD sektor hiburan ditargetkan Rp 3 juta dan realisasi sesuai ditargetkan," ujarnya.
Dikatakan, untuk PAD reklame targetnya 2020 Rp 325,7 juta dan berhasil dikumpulkan Rp 501,8 juta. Kemudian, PAD penerangan jalan Rp 7, 14 miliar, yang disetor Rp 10.444.287.869 atau 148,28 persen. Lalu, sektor mineral bukan logam dan batu target PAD 1,59 miliar yang terealisasi Rp 2.381.133.034, batu gunung target PAD Rp 472.500 ribu realisasinya Rp 409,24 juta, sirtu Rp 270 juta terealisasi Rp 323,89 juta, pasir/tanak uruk Rp 315 juta realisasi Rp 1.382.351.113, sirtu 270 juta realisasinya Rp 265,64 juta dan PAD dari pajak bumi bangunan (PBB) Rp 493,9 juta realisasinya Rp 1.169.435.405.
" PAD sektor sarang walet kita tidak mencapai target, dari Rp 25 juta yang disetor Rp 11.600.000 atau 48,40 persen. Penurunan PAD sektor ini akibat Covid-19," sebutnya.
Berikutnya, PAD dari BPHTB terget Rp 1,2 miliar, realisasi Rp 1,88 miliar. Lalu, penyerahan modal pada Bank Aceh target Rp 3,1 miliar dan disetor Rp 3,11 miliar serta hasil penerimaan zakat, infaq dan sadaqah Rp 7,34 milia realisasinya Rp 4,11 miliar. Sedangkan PAD dari jasa biro pada kas daerah target Rp 3 miliar realisasinya Rp 3,071 miliar. Untuk PAD denda pajak target Rp 20 juta realisasi Rp 177,62 juta. Rinciannya, denda pajak hotel Rp 5 juta disetor Rp 2 juta lebih, denda pajak restoran Rp 5 juta disetor Rp 1,6 juta, denda pajak reklame Rp 5 juta disetor Rp 5,2 juta dan denda pajak bumi dan bangunan target Rp 5 juta disetor Rp 188,8 juta. Adapun PAD ansuran kendaraan target Rp 150 juta realisasinya Rp 168,63 juta.
" Total PAD yang dikelola Keuangan dan Aset Pidie dari target Rp 25,4 miliar lebih, kita berhasil mengumpulkan PAD melebihi dari target Rp 30.982.791.379," sebutnya.
Anggota DPRK Pidie, Syarifuddin SPdi, kepada Serambi, kemarin, menjelaskan, target PAD Pidie untuk tahun 2021 mencapai Rp 243.604.727.920. Tentunya target tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 sekitar Rp 31,3 miliar lebih. "Kita memberikan apresiasi atas kerja keras SKPK atas pencapaian melebihi dari target yang berhasil dikumpulkan," ujarnya.
Dikatakan, untuk 2021 tentunya semua SKPK harus bekerja keras mengumpulkan PAD. Sektor-sektor yang tinggi memperoleh PAD harus dinaikkan targetnya, agar target PAD terealisasi. "Saya yakin SKPK mampu jika semangat kerja terus dipacu menggenjot PAD," pungkas politikus Partai Golkar Pidie. (naz)