Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Dukungan moral dan sosial politik dari publik kepada mantan Wakil Gubernur (Wagub) Muhammad Nazar untuk mengisi sisa jabatan wagub Aceh periode 2017-2022 terus mengalir. Salah satunya disampaikan Ketua Umum Himpunan Masyarakat Aceh Simeulue (HIMAS) Jabodetabek, Ir Denfinal, MM, MBA CAD.
“Kita Aceh butuh pemimpin sekaliber mantan wagub Muhammad Nazar,” Kata Denfinal dalam pertemuan dengan Muhammad Nazar di Kedai kopi Aceh Karim, Jakarta, Selasa (9/2/2021).
Tokoh masyarakat Simeulue yang memimpin salah satu perusahaan yang aktif bergerak di bidang dunia usaha real estate dan properti itu mengakui meminta waktu khusus untuk bertemu Nazar untuk menyampaikan dukungan mengisi sisa masa jabatan Wagub Aceh.
“Begitu kami baca dimana-dimana ada nama mantan wagub kita ini, saya pun jadi bersemangat, menaruh harapan besar,” ungkapnya.
Ketua HIMAS yang biasa dipanggil Bang Deden dan alumni pasca sarjana bidang properti Institut Teknologi Bandung (ITB) yang sekarang menjadi salah satu kandidat program Doktor (S3) di Universitas Persada Indonesia (UPI) menegaskan, Aceh itu kaya dan hebat, tetapi akan kontraproduktif jika pemimpinnya tidak tepat.
Dengan segala persoalan berat dan kelebihannya, Aceh tak akan mungkin dapat dipimpin dengan baik oleh seorang gubernur saja.
“Kita harus akui ya, lahirnya otonomi khusus itu adalah efek utama dari adanya gerakan referendum Aceh yang dipimpin tokoh Muhammad Nazar dengan SIRAnya. Juga sebagai kompromi terhadap gerakan kemerdekaan Aceh yang diorganisir GAM yang juga dapat bergerak bebas ketika adanya gerakan sipil SIRA,” Deden mengingatkan.
Tokoh Simeulue ini menambahkan “Sekarang perdamaian itu telah lama lahir, lebih kurang lima belas tahun lalu. Kompromi akhir sesuai MoU Helsinki adalah pemberlakuan otonomi seluas-luasnya yang dikenal juga dengan otonomi khusus. Maka saya ingatkan jangan lupakan peran kaum pejuang, siapapun para pemimpin di Aceh,” seru Deden.
Deden menilai, kemampuan Nazar dalam urusan-urusan pembangunan, pemerintahan, pengisian perdamaian dan bahkan termasuk memiliki relasi kuat dengan rakyat, jaringan nasional dan internasional.
Ia pantas menempati kursi wagub itu bukan sekedar karena ia sudah lama terkenal. Bukan juga karena hanya melihat jasanya selama perjuangan dan proses perdamaian Aceh. Atau karena ia ikut memenangkan pasangan Irwandi-Nova pada Pilkada 2017 lalu.
“Beliau ini sangat ideal dari sisi apapun untuk membantu gubernur dalam sisa masa jabatan itu. Terlebih lagi, secara konstitusional maupun filosofi demokrasi, seorang pemimpin itu tidak wajib dikriteriakan seolah harus dari internal partai-partai pengusung. Sebab, politik pemerintahan demokratis itu adalah bersumber dari rakyat dan wajib menjalankan kewenangan demi kepentingan rakyat dan daerah,” ujarnya mengakhiri.(*)
• Besok, Abdya Canangkan dan Launching Vaksinasi Covid-19 di RSUTP, 10 Forkopimda Disuntik Pertama
• Bocah Istirahat di ATM Viral, Ternyata Andra Kelelahan Usai Bantu Ekonomi Keluarga, Tinggal di Kos
• BREAKING NEWS - Tiga Tersangka Kasus 300 Kg Sabu-Sabu di Jeunieb Ditangkap