SERAMBINEWS.COM - Apakah hukum meminta agar dimasukkan kerja oleh orang dalam? Ini penjelasan Ustadz Abdul Somad.
Di tengah pandemi Covid-19, lowongan pekerjaan bukanlah hal yang mudah untuk dicari.
Memang, memiliki pekerjaan dengan gaji yang memadai adalah impian setiap orang.
Setelah lulus sekolah atau kuliah, hampir setiap orang berbondong-bondong untuk melamar pekerjaan.
Tak jarang, proses mencari pekerjaan menimbulkan rasa tertekan atau bahkan stres tersendiri.
Adapun mereka yang tak pernah meningkuti seleksi dapat masuk ke dalam sebuah instansi baik negeri atau swasta.
Mereka biasanya mengandalkan ‘orang dalam’ sebagai jalan untuk bisa bekerja di instansi tersebut.
Perbuatan ini adalah salah satu bentuk dari Nepotisme.
Baca juga: Bagaimana Hukum Mandi Siang Hari di Bulan Ramadhan, Batalkah Puasanya?
Baca juga: UAS Ziarah ke Makam Habib Muhammad dan Ayah Leuge, Baca Surat Yasin dan Beri Tausiah Singkat
Hal ini tampaknya lumrah dan menjadi sesuatu hal yang biasa dilakukan oleh segelintir oknum.
Namun bagaimana pandangan islam dalam melihat hal ini?
Seseorang menanyakan persoalaan nepotisme kepada Ustadz Abdul Somad atau UAS
“Apa hukumnya kalau kita minta tolong keluarga untuk memasukkan kita pekerjaan? Saya ingin minta tolong Om saya untuk membantu masukkan honor dinas,” bunyi pertanyaan itu.
Menanggapi pertanyaan itu, lewat tayangan Youtube Ustadz Abdul Somad Official, UAS menjawab bahwa perbuatan itu adalah zalim.
“Ada orang lain yang punya kemampuan IP (Indeks Prestasi)-nya tinggi, jurusannya sesuai, cukup syarat (untuk bekerja disitu)”
“Tapi kemudian karena kedudukan Anda dekat dengan kepala dinas, maka orang yang layak tadi tergeserkan,” terang UAS.
Baca juga: Komeng Bertanya kepada Ustadz Abdul Somad tentang Saah Wa Saah, Begini Penjelasan UAS
UAS secara tegas menjawab bahwa kaum muslimin untuk “takutlah kamu pada perbuatan zalim,”
UAS kemudian mengutip sebuah hadist, “Dari Jabir bin ‘Abdillah bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Berhati-hatilah terhadap kezhaliman, sebab kezhaliman adalah kegelapan (yang berlipat) di hari Kiamat.
Dan jauhilah kebakhilan/kekikiran karena kekikiran itu telah mencelakakan umat sebelum kamu”. (H.R.Muslim)
“Lalu kamu mendapatkan gaji, uang tunjangan, THR, maka semuanya menjadi haram,” jelas UAS.
UAS lalu mengumpamakan pekerjaan itu sebesar ‘sayap nyamuk’ lalu menyebabkan seseorang bisa masuk kedalam neraka.
Baca juga: Ustaz Abdul Somad Kembali ke Aceh, Hanya Kunjungan ke Dayah dan Takziah
“Hanya karena setengah sayap nyamuk. Berebut sayap nyamuk menyebabkan orang masuk ke dalam neraka,” jelasnya.
UAS kemudian mengingatkan kepada umat manusia untuk takut kepada Allah.
Doa Apabila Menemukan Orang yang Zalim
Dalam ajaran islam, sifat zalim adalah kebalikan dari sifat adil.
Sifat zalim ini hanya dimiliki oleh orang-orang yang hatinya busuk dan buruk.
Di antara ciri-ciri orang zalim yakni gemar melakukan kemungkaran, senantiasa mengingkari kebenaran dan suka membuat pembenaran.
Orang itu juga gemar berperilaku tercela seperti suka menganiaya.
Zalim melambangkan kekejaman, tidak berperikemanusiaan, senang melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan.
Baca juga: Bangun Tidur Kesiangan, Bagaimana Hukum Shalat Subuh? Ini Penjelasan Ustadz Abdul Somad
Orang zalim melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda, serta ketidakadilan.
Pada dasarnya sifat zalim merupakan sifat yang keji dan hina, dan sangat bertentangan dengan aqidah manusia, yang seharusnya menggunakan akal untuk melakukan kebaikan.
Nah, bila bertemu dengan orang yang memiliki ciri-ciri zalim, Islam mengajarkan kita untuk membaca doa agar dijauhkan atau dilindungi dari kezaliman orang tersebut.
Sebelum membaca doa ini, dianjurkan kepada kita untuk membaca ayat qursi terlebih dahulu.
Berikut doa saat berhadapan dengan orang zalim:
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ, يَا بَدِيْعَ السَّمَاوَاتِ وَ اْلأَرْضِ, يَا ذَا الْجَلاَلِ وَ اْلإِكْرَامِ, أَسْأَلُكَ بِحَقِّ هَذِهِ اْلآيَةِ الْكَرِيْمَةِ وَ مَا فِيْهَا مِنَ اْلأَسْمَاءِ الْعَظِيْمَةِ اَنْ تُلْجِمَ فَاخُ عَنَّا وَ تُخْرِسَ لِسَانَهُ حَتَّى لاَ يَنْطِقُ اِلاَّ بِخَيْرٍ اَوْ يَصْمُتْ, خَيْرُكَ يَا هَذَا بَيْنَ عَيْنَيْكَ وَ شَرُّكَ تَحْتَ قَدَمَيْكَ.
Artinya: “Wahai Yang Maha Hidup lagi Yang Maha Berdiri sendiri (mengurusi makhluk-Nya), wahai Pencipta langit dan bumi, dan wahai Tuhan Yang memiliki keluhuran dan kemuliaan.
Aku memohon kepada-Mu dengan perantaraan (ayat kursi) yang mulia ini dan rahasia yang tersembunyi di balik al-asmaul a’zham,
kiranya Engkau mengendalikan mulutnya dariku dan menjaga (mengunci) lisannya sehingga tidak mampu berbicara kecuali yang baik-baik atau diam.
Kebaikanmu, wahai orang (yang sedang aku hadapi ini), terbayang jelas di depan kedua matamu dan kejahatanmu berada (terinjak) di bawah kedua telapak kakimu.”
Baca juga: Ustadz Abdul Somad Sebut Aceh Miliki Keistimewaan, Sehingga Qanun LKS hanya Dimiliki di Aceh
Disebutkan di dalam kitab Abwabul Faraj, bahwa di antara keistimewaan ayat kursi bagi orang yang hendak menemui orang yang zalim, hendaklah ia membaca ayat kursi saat menemuinya.
Kemudian setelah selesai, ia hendaknya membaca doa di atas, maka mulut orang itu seakan-akan terkunci,
tidak berkutik dan berani macam-macam, serta tidak akan berhasil melaksanakan rencana jahatnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca Juga Lainnya:
Baca juga: Darmizal Menangis Tersedu, Mengaku Menyesal Pernah Dukung SBY Jadi Ketua Umum Demokrat
Baca juga: Pembalap Wanita Arab Saudi Tak Putus Asa, Tiga Kali Patah Tulang, Siap Ikuti Reli Dakar 2022
Baca juga: Masrul Aidi LC Penceramah Israk Mikraj di Pijay, Fahmi Sofyan LC MA Beri Tausiah di Pidie