Rektor UNIKI, Prof Dr Apridar, Ajak Optimis dalam Membangun Aceh

Penulis: Fikar W Eda
Editor: Jalimin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Fikar WEda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Rektor Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) Prof Dr Apridar menyebutkan Aceh memiliki potensi besar berupa hasil tambang meliputi gas alam, minyak bumi, batu bara, emas, dan tembaga serta tanah yang subur.

“Keseluruhan potensi itu bisa agar dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Aceh,” kata Prof Apridar saat berbicara dalam forum grup diskusi ( FGD) “Mencari Solusi Pembangunan Aceh Berkelanjutan" secara virtual, Sabtu (13/3/2021).

FGD tersebut diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Pascasarjana (IMPAS) Aceh-Jakarta, bekerja sama dengan Forum Mahasiswa Aceh se-Dunia (FORMAD).

Pembicara lain dalam diskusi tersebut mantan menteri BUMN dan mantan Pj Gubernur Aceh, Mustafa Abubakar dan Dhafi Iskandar PhD (Dewan Pakar FORMAD).

Potensi lainnya, lanjut Apridar, Aceh  dekat dengan jalur perdagangan utama laut Hindia (strategis sebagai kota perdagangan dunia).

Apridar mengusulkan agar di Aceh dilakukan pembangunan ekonomi berkelanjutan meliputi entrepreneurship, UMKM dan ekonomi digital program utama kebangkitan ekonomi jangka pendek, kemandirian pangan perlu direncanakan dengan matang, potensi hutan dan alam yang asri perlu dimanfaatkan untuk kesejahteraan dengan ekowisata dan agrowisata Syariah.

Lainnya, membangun infrastruktur produksi dan jalur transportasi kereta api khususnya untuk menekan biaya produksi berbagai kegiatan ekonomi.

Program lainnya, lanjut Apridar adalah pembangunan bidang pendidikan umum dan agama secara bermartabat, melakukan efisiensi anggaran rutin untuk mengoptimalkan pembangunan jangka panjang, memprioritas produk lokal dan UMKM serta investasi publik, menyelamatkan generasi muda drai cengkraman narkoba dan judi online secara serius. Memperkuat persaudaraan dan nilai-nilai keraifan lokal.

Mantan Wagub Aceh Muhammad Nazar dalam kesempatan itu menceritakan pengalamannya saat memimpin Aceh bersama Irwandi Yusuf. Ia menyebutkan banyak program-program yang telah dirancang ternyata tidak dilanjutkan oleh pemimpin Aceh berikutnya.

“Ketika masa kami dulu, sudah siapkan rencana pembangunan Aceh jangka panjang, tapi ternyata tidak diteruskan,” kata Muhammad Nazar.(*)

Baca juga: Mengaku Benci Perempuan, Rian Bunuh 2 Gadis Dalam Dua Pekan Setelah Kencan

Baca juga: Mubes XI Aceh Sepakat Dianggap Ilegal, Ini Alasannya

Baca juga: VIDEO - Pernikahan Ustaz Syam dengan Jihan Salsabila, Malu-Malu Meski Sudah Sah

Berita Terkini