Kerawang Gayo

Dialog Virtual "BincangKopi #7" Ungkap Sejarah, Makna dan Filosofi Motif Kerawang Gayo

Penulis: Fikar W Eda
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Acara BincangKopi #7 Musara Gayo secara virtual, Sabtu (10/4/2021), melalui fasilitas Zoom Metting, dengan Meeting ID: 816 9085 0225, Passcode: 086651.

Laporan Fikar W Eda I Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Motif kerawang Gayo telah berkembang begitu luas.

Mulai dari daerah sampai tingkat nasional dan internasional. Motif Gayo ini terdapat pada pakaian, selendang, kain sarung, ikat kepala dan sebagainya.

Banyak juga yang kemudian menjadikan motif kerawang Gayo untuk hiasan tas, dompet, bahkan di era pandemi ini, dijadikan penghias masker.

Di era digital, motif kerawang Gayo juga beredar luas di jaringan internet dengan bermacam tampilan. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan Kerawang Gayo sebagai “Warisan Budaya Tak Benda Nasional” pada 2014.

Penelitian arkeologi dari Balai Arkeologi Sumatera Utara di Loyang Mendale, Ujung Karang Loyang Pukes, Aceh Tengah bahkan menemukan motif-motif hiasan ini pada gerabah atau tembikar berasal dari zaman Gayo prasejarah di era neolitikum, atau zaman batu muda dan zaman batu pertengahan (mesolitikum).

Hasil uji karbon menunjukan usia gerabah tersebut berkisar 3500 tahun sampai 4050 tahun.

Musara Gayo, perkumpulan Masyarakat Gayo Jabodetabek melalui Divisi Pendidikan dan Kebudayaan mengambil inisiatif untuk mengungkap sejarah, makna dan filosofis yang terkandung dalam motif-motif kerawang Gayo tersebut dalam acara "BincangKopi #7 Musara Gayo" secara virtual, Sabtu (10/4/2021), melalui fasilitas Zoom Metting, dengan Meeting ID: 816 9085 0225, Passcode: 086651.

"Apa sebetulnya makna dan bagaimana riwayat perjalanan motif-motif tersebut, inilah yang kita bahas dalam dialog virtual itu," kata Prima Mas Arryoga, Wakil ketua Musara Gayo, di Jakarta. Selasa (6/4/2021), dengan narasumber Dr Joni MN., M.Pd., B.I yang pernah melakukan penelitian mendalam tentang motif Kerawang Gayo.

"Boleh jadi, kita belum tahu persis rahasia di balik motif-motif itu," lanjut Prima seraya mempersilakan masyarakat umum hadir dan mengikuti dialog virtual tersebut.

Ketua Dekranasda Provinsi Aceh, Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, MT, akan memberikan sambutan dan pengantar dialog, serta penanggap Ketua Dekranasda Aceh Tengah, Ketua Dekranasda Bener Meriah dan Ketua Dekranasda Gayo Lues.

"Kita harapkan dari dialog ini melahirkan pemikiran dan satu sikap, bahwa mengungkap rahasia motif kerang adalah mengungkap pandangan dan falsafah orang Gayo. Dengan demikian, maka siapa pun yang memanfaatkan motif-motif Gayo ini, perlu menguasai betul sejarah, makna dan filosofinya," ujar Prima.(*)

Berita Terkini