SERAMBINEWS.COM - Identitas pasien rumah sakit jiwa (RSJ) yang diduga merupakan anggota brimob Bharaka Asep yang hilang pada saat tragedi tsunami Aceh 2004 mulai menemukan titik terang.
Hasil tes DNA terhadap pria diduga merupakan Bharaka Asep seorang pasien di Rumah Sakit Jiwa Zainal Abidin Banda Aceh, sudah keluar.
Selama ini, pasien tersebut diduga kuat sebagai Ajun Brigadir Polisi (Abrip) Asep, anggota Polri yang dinyatakan hilang setelah tsunami di Aceh pada 2004 lalu.
Meski demikian, dugaan tersebut tidak sesuai dengan hasil pemeriksaan.
Ternyata hasil tes DNA pasien dan keluarga Asep yang berada di Lampung dinyatakan tidak cocok.
Tiga anggota keluarga terduga Ajun Brigadir (Abrip) Asep menjadi sampel untuk pencocokan DNA.
Pencocokan DNA tersebut dilakukan untuk memastikan pria yang ditemukan di salah satu rumah sakit jiwa di Aceh itu benar Abrip Asep seperti kabar yang beredar.
Hasil tes DNA itu telah disampaikan kepada keluarga Asep di Desa I, Kecamatan Natar, Lampung Selatan.
Sebelumnya diberitakan, Asep yang merupakan anggota Brimob dinyatakan hilang saat tsunami di Aceh 2004.
Ketika itu Asep berpangkat ajun brigadir polisi (Abrip).
Belasan tahun tak ada kabar, Asep pun dianggap telah meninggal dunia hingga keluarga di Lampung menggelar upacara kematian.
Asep juga telah mendapatkan kenaikan pangkat anumerta.
Dikutip Serambinews.com dari Kompas.com, Kepala Sub Bidang Kedokteran Polisi (Kasubiddokpol) Biddokes Polda Lampung AKBP Legowo Hamijaya membenarkan bahwa pihaknya sudah menyerahkan hasil tes DNA kepada keluarga Asep.
Menurut Legowo, setelah dua bulan menunggu hasil tes, diketahui bahwa DNA pria terduga Ajun Brigadir Asep itu tidak memiliki kecocokan dengan DNA keluarga di Lampung.
"Dari pemeriksaan pada garis keturunan ayah dan ibu, tidak ada kecocokan. Jadi, berdasarkan uji DNA, pria itu bukan terduga Asep," kata Legowo saat menyerahkan hasil tes DNA, Selasa (15/6/2021).
Hasil tes DNA dipastikan akurat
Legowo mengatakan, selain mengambil sampel DNA dari keluarga Asep sebagai sampel primer, pihaknya juga mengambil sampel data sekunder sebagai pendukung.
Legowo memastikan bahwa hasil tes DNA itu memiliki akurasi mencapai 99 persen dan tingkat kesalahan manusia yang sangat minim.
Dengan demikian, hasil tes DNA bisa dipastikan akurat.
Tes DNA ini dilakukan pada 19 Maret hingga 25 Maret 2021 di Laboratorium DNA Pusdokes Mabes Polri.
Sampel yang diambil adalah DNA dari tiga orang anggota keluarga yang memiliki garis keturunan langsung dengan Asep.
Kemudian data primer berupa sidik jari serta bentuk gigi.
Sedangkan data sekunder berupa ijazah, foto dan baju yang dipakai.
"Tes DNA ini tingkat akurasinya mencapai 99 persen, tidak ada kemungkinan human error," kata Legowo.
Tanggapan keluarga Asep
Namun, meski terduga keluarga mengatakan ada kemiripan wajah antara pria yang ditemukan di Aceh dengan Abrip Asep, hasil tes DNA menyatakan hal sebaliknya.
"Tidak ada kecocokan DNA. Sehingga, belum diketahui siapa keluarga kandung dari terduga Abrip Asep tersebut," kata Legowo.
Terkait hasil DNA tersebut, pihak keluarga mengaku menerima dengan lapang dada.
Perwakilan keluarga Ajun Brigadir Asep, Hidarsel mengakui bahwa pihak keluarga kecewa.
Meski demikian, keluarga menerima hasil tes tersebut.
"Mau bagaimana lagi, sudah dikeluarkan secara resmi (oleh polisi)," kata Hidarsel.
Hidarsel mengatakan, pihak keluarga tidak menyalahkan siapa pun atas ketidakcocokan DNA tersebut.
"Ya kami terima, karena sudah diuji oleh ahlinya," kata Hidarsel.
80 Persen Fisik Pasien RSJ Mirip dengan Asep
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Winardy mengatakan, terdapat 80 persen kesamaan antara pasien RSJ Zainal Abidin Banda Aceh dan Abrip Asep, anggota Polri yang hilang saat tsunami Aceh 2004.
Hal itu, kata Winardy, berdasarkan tanda dan ciri khusus yang disampaikan keluarga Asep.
"Ciri fisik Asep sudah ditemukan pada pasien yang diberi nama Zainal Abidin. Memang ada perbedaan karena perawakannya sekarang sudah lebih kurus dan sudah berumur, itu menjadi pertimbangan" jelasnya.
"Tetapi, kita sudah mencocokkan 80 persen ciri fisik yang disebutkan saudaranya ada di Asep yang sekarang diberi nama Zainal Abidin," kata Winardy kepada wartawan, Sabtu (20/3/2021).
Namun, Polda Aceh masih harus menungga hasil tes DNA pasien tersebut.
Kakak ipar Asep, Edi, merasa yakin bahwa pasien tersebut merupakan adik iparnya.
Keyakinan ini, kata Edi, setelah melihat dua tanda khusus yang ada di tubuh pasien itu.
"Ada tanda-tandanya, di kening sama telinga," kata Edi.
Adik Asep, Burhan juga meyakini bahwa pasien tersebut adalah abangnya.
Dia menyebut, tanda yang ada di telinga pasien itu persis dengan tanda yang dimiliki Asep.
"Itu luka waktu dia kecil, jatuh di kamar mandi," ujar Burhan.
Jika pria tersebut adalah Asep, keluarga berharap bisa membawa anggota Brimob itu kembali ke Desa Natar, Lampung.
Viral di Medsos
Sebelumnya viral seorang pria diduga polisi Baharaka Asep dari Resimen II Pelopor Angkatan 351 99/00 yang dinyatakan hilang pasca-tsunami 2004 ditemukan sebagai salah satu pasien Rumah Sakit Jiwa Zainal Abidin Banda Aceh.
Video pertemuan anggota Polda Aceh yang mengaku seangkatan dengan pria diduga Asep di Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh viral di media sosial sejak Rabu (17/3/2021).
Dalam rekaman video berdurasi 00,12 detik itu tampak rekannya terlihat sangat bergembira saat menyampaikan informasi ke rekan polisi seangkatan Letting 351.
"Alhamdulillah Asep Letting kita telah ditemukan, namun pasien yang diduga Baharaka Asep oleh rekannya itu tampak terlihat bingung tanpa ekspresi karena Asep merupakan pasien gangguan jiwa."
"Ini informasinya belum pasti, harus dicek DNA dan dicocokkan dulu dengan keluarganya, kami belum dapat memberikan informasi," kata salah satu anggota Brimob saat ditemui wartawan di halaman RSJ Zainal Abidin Banda Aceh.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy saat dikonfirnasi membenarkan bahwa pihaknya mendapat informasi seorang pasien di Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh yang diduga seorang personel Polri dari Brimob Resimen I Kedung Halang Bogor Bharaka Zainal Abidin alias Asep yang di-BKO-kan ke Aceh dan dinyatakan hilang pada saat gempa bumi dan tsunami 2004.
Winardy mengatakan, informasi mengenai pasien RSJ yang diduga personel Polri tersebut berawal dari kabar yang beredar melalui pesan di grup WA personel Polri.
Selanjutnya personel Polda Aceh melakukan kroscek ke RSJ, Banda Aceh.
"Lebih lanjut informasi yang didapat dari pihak RSJ, pasien yang diduga Bharaka Zainal Abidin alias Asep mulai dirawat di Rumah Sakit itu sejak tahun 2009 lalu dan (pihak rumah sakit) sempat mengantar kembali ke Desa Fajar, Kecamatan Sampoinet, Aceh Jaya, tapi warga setempat tidak mau menerimanya, sehingga akhirnya dibawa kembali ke RSJ Banda Aceh," kata Winardy melalui WhatsApp.
Ia menyatakan, untuk memastikan bahwa pasien yang sedang dirawat di RSJ ini benar Bharaka Zainal Abidin alias Asep personel BKO Resimen I Kedung Halang Bogor yang hilang atau meninggal pada saat tsunami di Aceh pada tahun 2004, pihaknya akan menemui keluarganya di Jawa Barat dan berkoordinasi dengan kesatuan dinasnya.
"Selanjutnya kepada pasien ini juga akan dilakukan tes DNA, sidik jari, dan pengenalan tanda lahir lainnya," katanya. (serambinews.com/ kompas.com)