Haji Bakry Khatib Idul Adha di Sabang

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Khatib Idul Adha di Madjid Babul Iman di Sabang

BANDA ACEH - Cendekianawan Aceh, Dr HM Bakry Usman MsI PhD menyampaikan khutbah hari raya Idul Adha tahun 1442 H/20 Juli 2021 M di Masjid Babul Iman Kota Sabang.

Dalam khutbahnya itu, ia menyampaikan tentang kisah Nabi Ibrahim dan Ismail dalam pengorbanannya kepada Allah SWT. Kedua sang rasul tersebut berkorban karena Allah SWT, karena keikhlasan itulah maka Allah menggantikannya dengan seekor kibas besar.

Intelektual muslim yang juga alumni Pasantren Dayah Munawarrah Kuta Krueng Kecamatan Bandar Dua Pidie Jaya yang juga pernah mondok Di Pasantren Dayah MIL Lambhuek Kota Banda Aceh ini juga menguraikan hikmah qurban dengan menguraikan beberapa ayat Al-quran dan hadis.

“Barang siapa ada kemudahan rezekinya tapi tidak mau berqurban, tinggal pilih mati sebagai nasrani atau mati sebagai yahudi,” (hadis). Menurut Haji Bakry yang juga pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPHB ini, orang yang berqurban di Idul Adha adalah tergolong hamba hamba Allah yang “muqarrabin” yang dekat dengan Allah, sedangkan orang-orang yang “ba’idin” yang jauh dengan Allah dan dimasukkan dalam kelompok kikir.

“Karena itu mari kita berkorban,” ujar Haji Bakry yang sudah Professor Doktor ini. Khatib juga menyampaikan pentingnya menjaga silaturahmi pada hari raya Idul Adha sebab berdasarkan sabda Rasulullah yang artinya:

“Barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan dimudahkan rezekinya maka sambunglah silaturahmi.” (hadis). Dalam hadis yang lain Rasulullah bersabda “Tidak masuk surga orang yang memutuskan silaturahmi,” lanjut doktor lulusan University Utara Malaysia (UUM) ini yang juga lulusan doktor Universitas Merdeka Malang Jawa Timur.

Di akhir khutbahnya Prof Dr HM Bakry Usman MSi PhD yang juga pendiri Akademi Maritim Aceh Darussalam di Banda Aceh itu mengingatkan kepada jamaah tentang protokol kesehatan (protkes) Covid-19 seperti memakai masker, jaga jarak dan sering berwudhu.(*)

Berita Terkini