Berita Banda Aceh

Stok Pupuk Subsidi Jenis NPK Mulai Menipis, Ini yang Sudah Disalur dan Sisanya, Termasuk Jenis Lain

Penulis: Herianto
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Stok pupuk urea subsidi di sebuah gudang distributor di Aceh Besar yang hendak disalurkan ke kios pengecernya, setelah selesai pelatihan Aplikasi T-Pubers di Aceh Besar, Rabu (30/6/2021)

Pupuk subsidi jenis NPK adalah satu dari lima jenis pupuk subsidi yang diberikan pemerintah pusat untuk petani di Aceh. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan atau Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, menyatakan stok pupuk subsidi jenis NPK untuk petani di Aceh mulai menipis. 

Pupuk subsidi jenis NPK adalah satu dari lima jenis pupuk subsidi yang diberikan pemerintah pusat untuk petani di Aceh. 

Cut Huzaimah menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Kamis (12/8/2021).  

“Stok pupuk subsidi jenis NPK cepat berkurang karena diawal musim tanam padi, banyak petani yang membutuhkan jenis pupuk tersebut,” kata Cut Huzaimah. 

Cut Huzaimah menyebutkan kuota pupuk NPK subsidi yang diberikan Kementan untuk Aceh pada tahun 2021 ini sebanyak 45.020 ton.

Kemudian hingga 2 Agustus 2021, sudah terealisasi 29.301,30 ton atau 65,09 persen.

Sisa stok pupuk jenis NPK di Gudang penyalurnya PT Petro Kimia Gersik saat ini sebanyak 15.718,70 ton lagi.

Harga pupuk subsidi dan nonsubsidi

Harga pupuk NPK subsidi, yang ditetapkan Pemerintah Pusat pada tahun 2021 ini, sebut Cut Huzaimah, yakni Rp 2.300/Kg atau Rp 115.000/zak (50 Kg).

Sedangkan harga pupuk NPK non subsidi dipasaran berkisar Rp 450.000 – Rp 500.000/zak (50 kg) atau berkisar Rp 9.000 – Rp 10.000 per kilogram. 

Petani padi menyukai pupuk jenis NPK pada awal tanam padi, kata Cut Huzaimah, karena pupuk NPK, memberikan rangsangan pertumbuhan yang sangat cepat terhadap tanaman padi.

"Bila ditaburkan setelah petani menanam bibit padi, tanaman padi cepat hijau dan anakannya banyak," kata Cut Huzaimah.

Realisasi pupuk subsidi lainnya

Adapun realisasi pupuk subsidi lainnya, kata Cut Huzaimah pupuk organik 52,73 persen.

Kuota yang diberikan pusat untuk petani di Aceh tahun ini sedikit hanya 7.939 ton, realisasinya sudah mencapai 4.186,40 ton, sisanya 3.752 ton.

Harga tebus pupuk organik subsidi ini murah hanya senilai Rp 800/Kg.

Selanjutnya, jenis pupuk subsidi yang realisasi penyaluran pupuknya sudah banyak adalah pupuk urea, sudah sebesar 48,02 persen.

Kuota yang diberikan pusat untuk petani padi di Aceh cukup banyak mencapai 76.006 ton, sudah tersalur sebanyak 36.501 ton.

Sisanya tinggal 39.505 ton lagi. Harga pupuk urea subsidi ini Rp 2.250/Kg atau Rp 112.500/sak. Sementara harga pupuk urea non subsidinya berkisar Rp 200.000 – Rp 250.000/sak atau Rp 5.000 – Rp 5.500/Kg.

Kemudian pupuk SP-36 subsidi, realisasinya baru sebesar 32,25 persen. Kuota yang diberikan pusat untuk petani di Aceh sekitar 17.019 ton, sudah tersalur 5.488,70 ton, sisanya stoknya 11.530,30 ton lagi.

Harga subsidi pupuk ini Rp 2.400/Kg ataua Rp 120.000/sak (50 Kg), sedangkan harga non subsidinya Rp 300.000 – Rp 350.000/sak (50 Kg) atau Rp 6.000 – Rp 7.000/Kg.

Terakhir jenis pupuk ZA, realisasinya masih rendah, baru sebesar 30,55 persen.

Kuota yang diberikan pusat untuk petani di Aceh sebanyak 12. 437 ton, realisasinya baru mencapai  3.799,25 ton, sisa stok  8.637,75 ton.

Harga subsidinya hanya Rp 1.700/Kg atau Rp Rp 85.000/sak, harga non subsidnya Rp 150.000 – Rp 200.000/Kg.

Kepala Bidang Pengadaan Pupuk Distanbun Aceh, Ir Fahrurrazi mengatakan,  realisasi penyaluran pupuk subsidi NPK dan Urea pada bulan Agustus 2021 ini, sudah besar, karena sudah banyak petani yang menanam padi gadu.

Pupuk NPK dan urea, sangat dibutuhkan petani pada saat setelah tanam padi di sawah, untuk mempercepat pertumbuhan anakan tanaman padi dan mempercepat tumbuh daun padi baru.

Menurut informasi dari Kabid Produksi Distanbun Aceh, Safrizal, realisasi tanaman padi sudah berada di atas 83.000 hektar dari target tanamnya seluas 165.000 hektare.

Ini artinya, sudah sebesar 50,30 persen dari targetnya, jadi wajar saja, realisasi pupuk NPK subsidi sudah mencapai sebesar 65,09 poersen.

Pupuk NPK, kata Fahrurrazi, sangat diminati petani padi, karena pupuk itu sangat membantu pertumbuhan anakan tanaman padi baru.

Oleh karena itu, jika ketersediaan pupuk subsidi jatah masing-masing petani sudah menipis dan habis dalam E-RDKK, petani akan membeli pupuk NPK non subsidi.

Ibnu, pedagang pupuk di Pasar Lambaro mengatakan, permintaan pupuk non subsidi, terutama untuk jenis NPK masih tetap tinggi, di masa tanam padi gadu tahun ini.

Pada saat musim hujan kemarin, pupuk NPK non subsidi yang terjual cukup lumayan banyak 10 – 20 sak/hari.

Tapi setelah datang musim panas, menurun kembali permintannya. Permintaannya akan naik Kembali, setelah datanag hujan Kembali.

Harga pupuk NPK nonsubsidi, sebut Ibnu, mahal berkisar Rp 450.000 – Rp 500.000/sak.

Tapi karena pupuk itu berfungsi sebagaia percepatan pertumbuhan anakan padi baru, petani tetap membelinya ketika pupuk NPK subsidinya tidak cukup.

Kabid pengadaan Pupuk Distanbun Aceh, Fahrurrazi mengatakan, penyaluran pupuk subsidi kepada petani, hanya memenuhi 35 – 40 persen, dari kebutuhan nyata yang terdapat dalam E-RDKK petani.

Oleh karena itu petani yang sudah mengerti, keunggulan dari pupuk berimbang, mereka akan menalangi atau memenuhi kekurangan kebutuhan penyaluran pupuk subsidi itu dengan pupuk non subsidi.

Terutama untuk jenis pupuk NPK.

Stok pupuk yang paling duluan cepat menipis, sebut Fahrurrazi,  adalah jenis pupuk NPK subsidi.

"Faktornya itu tadi, karena jenis pupuk itu, sangat diminati petani, untuk mempercepat pertumbuhan anaka padi, seusai tanam padi,” ujar Fahrurrazi.

Namun begitu, lanjut Fahrurrazi hingga minggu kedua bulan Agustus 2021 ini, stok pupuk subsidi masih tersedia di penyalurnya.

Untuk pupuk urea, stoknya masih ada 39.505 ton lagi, di Gudang PT PIM, selaku produsen tunggalnya.

Sedangkan stok pupuk jenis NPK masih ada 15.718 ton lagi di gudang PT Petro Kimia Gresik, selaku produsennya, bersama tiga jenis pupuk subsidi lainnya, yaitu ZA, SP-36, dan organik. (*)   

    

       

           

Berita Terkini