SERAMBINEWS.COM – Tak terima keluarganya meninggal karena Covid-19, seorang oknum aparat ngamuk di RSUD Nunukan.
Tak hanya mengamuk, ia juga membawa senjata api di ruang ICU
Kejadian itu berlangsung pada Minggu (15/8/2021) sekitar pukul 21.00 WITA.
Oknum aparat yang membawa senjata laras panjang itu meluapkan amarahnya dan menanyakan keberadaan dokter yang menangani keluarganya itu.
“Oknum aparat itu masuk ke ruang ICU Covid-19 dengan laras panjang, sempat teriak-teriak cari dokter yang menangani pasien itu,” kata Humas RSUD Nunukan, Khairil pada Senin (16/8/2021) seperti dikutip dari TribunKaltara.com.
Dijelaskan Khairil, saat itu kondisi ruang ICU dipenuhi oleh pasien.
Suster dan dokter pun fokus pada penanganan pasien, tanpa menjawab amukan oknum aparat itu.
“Saat itu pasien di ICU lagi banyak dan kondisi mereka lagi buruk,"
"Jadi dokter dan perawat yang ada di dalam ruangan tidak menjawab, karena sibuk urus pasien," ucapnya.
Aparat keamanan yang berjaga di depan RSUD Nunukan langsung mengamankan oknum aparat tersebut.
Ia dibawa keluar dari rumah sakit.
“Pengamanan di RSUD Nunukan itu dibantu oleh aparat dari Kodim 0911/Nunukan,"
"Jadi oknum itu diamankan dan dibawa keluar dari RSUD,” kata dia.
Namun kejadian itu, kata Khairil, membuat keluarga pasien lainnya naik pitam.
Sebab beredar narasi bahwa RSUD Nunukan telah ‘mengcovidkan’ pasien.
"Masalah hasil swab PCR positif atau negatif bukan keputusan dari rumah sakit,"
"Tapi yang menentukan adalah hasil lab. Di tengah pandemi seperti ini, siapa yang mau kita percaya kalau bukan hasil lab," tuturnya.
Saat ditanyai, mengenai anak pasien yang sempat meminta hasil swab PCR pasien, jawab Khairil menjelaskan hal itu dilarang UU Kedokteran.
"Sesuai UU Kedokteran, medical record tidak dapat dikeluarkan kecuali ada permintaan dari pengadilan. Kalau resume boleh saja kita serahkan," ungkapnya.
Dijelaskan Khairil, pasien yang merupakan keluarga dari oknum aparat itu masuk RSUD Nunukan pada 7 Agustus lalu sebagai suspek.
Menurut dia, pasien tersebut memiliki komorbid paru-paru, jantung, dan diabetes mellitus.
Pasien mulai mengalami penurunan kondisi sehingga dilakukan uji swab PCR pada 14 Agustus 2021.
Berdasarkan hasil swab PCR, pasien dinyatakan positif covid-19.
"Semua pasien suspek kalau masuk RSUD Nunukan pasti dirawat dulu di ruangan Cempaka. Begitu kondisi pasien mulai memburuk, kita swab PCR,"
"Saat keluar hasil PCR positif, pasien kami pindahkan ke Pinere. Dua hari di Pinere, 15 Agustus malam pasien meninggal dunia," kata Khairil
Oknum aparat itu tak terima saat pasien yang merupakan keluarganya akhirnya meninggal akibat covid-19.
Keluarga meminta kepada pihak rumah sakit agar proses pemakaman diatur oleh pihak keluarga.
Namun Khairil menegaskan bahwa keputusan ada pada Satgas Covid-19.
Sebab rumah sakit hanya mengatur sampai di kamar mayat saja.
"Tapi Satgas Covid-19 dan BPBD tadi mengizinkan pasien dikebumikan tapi tetap mengacu pada protokol kesehatan. Pemakaman diawasi oleh Satgas Covid-19 dan BPBD," imbuhnya.
Akibat tindakan oknum yang menerobos masuk ruangan, sehingga menyebabkan kaca pintu masuk ruangan ICU, tampak pecah.
"Soal fasilitas yang dirusak oknum aparat sudah kami laporkan kepada Bupati sebagai pemilik rumah sakit ini," pungkasnya.
(Tribunnewswiki.com/Saradita, TribunKaltara.com/Febrianus Felis)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Oknum Aparat Ngamuk di RSUD Nunukan, Terobos Ruang ICU Sambil Bawa Senjata Api
Baca juga: Syarat Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 18, Daftar di www.prakerja.go.id
Baca juga: Sosok Jubir Taliban, Zabihullah Mujahid yang Selama Ini Jadi Misteri, Akhirnya Muncul ke Publik