ANTANANARIVO - Badai Ana dengan kecepatan angin 100 km per jam disertai hujan deras telah menewaskan puluhan orang.
Di Madagaskar 41 orang tewas dan 100.000 orang terpaksa meninggalkan rumah ke tempat penampungan sementara.
Di Malawi, sebanyak 19 orang tewas dan telah mengalami pemadaman listrik secara nasional dan beberapa daerah telah dinyatakan sebagai zona bencana.
Mozambik melaporkan lebih dari selusin kematian.
Namun para pejabat di sana mengatakan jumlah sebenarnya masih belum diketahui, dengan 20.000 orang terkena dampak banjir.
Banyak rumah yang terhindar dari kehancuran, rusak akibat banjir besar.
Sekitar 3.000 rumah di Mozambik hancur, dan lebih dari 600 rumah hancur total, menurut perkiraan badan bencana nasional Mozambik, seperti dilansir BBCNews, Kamis (27/1).
Hujan lebat dan badai petir terus melanda beberapa daerah bahkan setelah badai berlalu, sehingga menyebabkan banjir.
Baca juga: Badai Salju Hantam Kamp Pengungsi Suriah, Korban Terus Berjatuhan
Baca juga: 125.000 Mobil Terjebak dalam Badai Salju di Pakistan, Puluhan Orang Meninggal Setelah
Perdana Menteri Carlos Agostinho do Rosário mengatakan negaranya tidak meminta bantuan, tetapi tantangannya lebih besar daripada kemampuan satu negara untuk mengatasinya.
Dia menunjuk pada peningkatan frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrim.
“Kami adalah negara yang tidak banyak berkontribusi terhadap perubahan iklim, namun kami menjadi salah satu negara yang paling menderita dari dampaknya,” katanya.
Dia telah menyerukan bantuan internasional dan UNICEF mengatakan telah mengerahkan staf ke negara itu untuk membantu 45.000 orang yang diperkirakan membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Di Malawi, banjir melanda infrastruktur listrik serta rumah, meninggalkan kota-kota yang terkepung dalam kegelapan saat air naik.
Listrik sudah mulai nyala setelah berhari-hari padam.
Sebanyak 44 kamp darurat telah didirikan untuk menangani ribuan orang terlantar dan terluka.
"Ini menghancurkan.
Lihat, semua tanaman jagung saya telah terkubur.
Saya menanam satu setengah hektare dan Semua panen hilang," kata Roben Mphassa, seorang petani di daerah Chikwawa di Malawi kepada Reuters "Bencana ini adalah yang kedua yang saya alami dalam hidup saya.
Baca juga: Angin Puting Beliung Landa Aceh Tenggara, 32 Rumah Rusak, SD dan Rumah Ibadah Ikut Diterjang Badai
Tapi ini yang terburuk," tambahnya.
Sementara Noria Kananji mengatakan badai merobohkan atap rumahnya dan empat rumah di dekatnya telah hancur.
Sekolah Kebugaran Jadi Tempat Penampungan
Madagaskar menjadi negara pertama yang dihantam badai pada Senin (24/1) dan telah melaporkan kematian yang paling dikonfirmasi.
Sekolah dan pusat kebugaran di ibu kota, Antananarivo, telah diubah menjadi tempat penampungan darurat bagi para pengungsi.
"Kami hanya membawa barang-barang kami yang paling penting," kata Berthine Razafiarisoa, yang berlindung di salah satu rumah bersama 10 anggota keluarganya, kepada AFP, Kamis (27/1).
Sedangkan badan cuaca di wilayah tersebut telah memperingatkan akan terjadinya badai lain di Samudra Hindia, yang mungkin terjadi dalam beberapa hari mendatang.
Ini akan menjadi salah satu dari beberapa badai yang biasanya diperkirakan terjadi sebelum akhir musim dalam waktu dua bulan.(bbc/nuh)
Hantaman badai
* 41 Orang tewas di Madagaskar
* 100.000 orang mengungsi
* 3.000 Rumah hancur di Mozambik
* Hujan lebat dan badai petir
Baca juga: Bibit Badai Tropis Bertebaran di Samudera Hindia, Warga Aceh Diimbau Waspadai Cuaca Buruk
Baca juga: Dihantam Badai Laut, Tongkang Muatan Batubara Terhempas ke Pantai Suak Puntong