GADIS kecil dan beberapa bocah tampak asyik bermain dengan hewan lucu mirip tupai.
Beberapa pengunjung mencoba mengabadikan momen hewan melayang tersebut dari satu pundak ke pundak lain.
Hewan menggemaskan bernama sugar glider ini menjadi perhatian puluhan pengunjung Pentas Aceh Milenial yang digelar di Taman Budaya, Banda Aceh, Senin (14/2/2022) sore.
Para pencinta sugar glider itu tergabung dalam komunitas Sugar Glider Aceh (OSGA).
Di Pentas Aceh Milenial, stand OSGA paling ramai dikunjungi masyarakat di event yang berlangsung tiga hari itu.
Para pengunjung menyaksikan hewan melayang ini dari jarak dekat.
Beberapa pengunjung bahkan sempat berswa foto sambil memegang langsung hewan lucu tersebut.
Yusra Irfan, salah seorang penggerak Komunitas OSGA mengatakan, hewan berkantung sayap ini mulai banyak dilirik masyarakat Aceh sebagai hewan peliharaan.
Dimulai pada 2017 silam, beberapa milenial yang menaruh perhatian dan hobi memelihara sugar glider, membentuk sebuah komunitas yang mewadahi para pemilik hewan berkantung dan bisa melayang itu.
Baca juga: Mengenal OSGA, Komunitas Hewan Sugar Glider di Aceh
Baca juga: MEMATIKAN! Hewan Ini 1.000 Kali Lebih Berbahaya dari Racun Sianida, Ditemukan di Laut Indonesia
Berawal dari beberapa orang yang bergerak antara warkop ke warkop dengan peliharaan yang sama, hobi ini kemudian mendapat respon dan mulai diterima oleh masyarakat banyak.
"Motivasinya cuma hobi saja, tapi mendapat respon dari banyak orang.
Makin hari makin bertambah peminatnya, maka dibuatlah komunitas ini," jelas Irfan kepada Serambi.
Komunitas tersebut kemudian semakin meluas.
Kesempatan mendapat relasi dan teman baru dari segala latar belakang tak terhindarkan lagi.
Anggota OSGA sendiri beragam, ada yang berprofesi sebagai dokter, pekerja kantoran hingga mahasiswa.
Hingga kini sudah 20-an orang yang bergabung.
Komunitas OSGA kemudian dimanfaatkan para anggotanya mewadahi milenial-milenial yang hobi dan memelihara sugar glider sebagai tempat bersilaturahmi.
"Tujuannya ya untuk asyik-asyik aja, sekaligus juga sebagai wadah silaturahmi antara kita dengan hobi yang sama, memelihara sugar glider," ungkap Irfan.
Baca juga: Jangan Asal Tanam karena Terlihat Indah, Tiga Jenis Bunga Ini Justru Beracun Bagi Manusia dan Hewan
Baca juga: Selain Hewan, Pemelihara Hewan juga Penting Vaksinasi Anti Rabies untuk Hindari Risiko Kematian
Sempat vakum saat awal-awal pandemi, kini Komunitas OSGA bangkit kembali.
Irfan dan kawan-kawan merupakan generasi ketiga yang menghidupkan kembali komunitas itu.
Harga sugar glider sendiri, kini mulai dibandrol dari Rp 400 ribuan hingga puluhan juta rupiah, tergantung jenis hewan tersebut yang ditandai dari varian warna bulunya.
Bahkan di awal 2017, harga yang paling murah sekalipun hewan lucu satu ini mencapai Rp 700 ribuan per ekor.
Selain peliharaan dan kebutuhan hobi, hewan menggemaskan asli Indonesia ini juga bisa menjadi ladang bisnis.
Irfan berujar, jual beli sugar glider dibenarkan secara hukum dan legal.
"Iya, bisa bebas diperjualbelikan di masyarakat.
Tapi itu bukan fokus kita ya," katanya.
Meski harus merogoh kocek sedikit dalam, namun perawatan dan pemeliharaannya terbilang mudah.
Hanya perlu bubur bayi sebagai makanan pokok hewan tersebut, dan itu diberikan cukup pada malam hari saja.
Baca juga: Sejumlah Anjing Peliharaan Mati Mendadak di Mandalika Diduga Diracun, Pelaku Harus Bertanggung Jawab
Sugar glider juga wajib diberi buah apa saja, minimal seminggu sekali.
Hal ini untuk mencegah karang gigi yang menyebabkan infeksi dan kerap menjadi penyakit mematikan bagi hewan lucu tersebut.
Kecuali anggur, menurut Irfan, alasan tak boleh menyuguhi buah tersebut karena dapat membuat sugar glider mabuk, dan ditakutkan mengganggu kesehatan fisiknya.
Dikatakan, sugar glider cocok untuk segala usia.
Mulai dari anak-anak sampai mereka yang sudah lanjut usia pun, masih cocok memelihara hewan asli asal Indonesia tersebut.
Hewan yang bisa melayang ini tidak menggigit manusia kecuali setelah seminggu dibiarkan begitu saja dan tidak pernah diajak bermain.
Irfan berujar, bila demikian, sugar glider akan galak dan lupa pada pemiliknya maupun manusia lain.
Dalam Komunitas OSGA, para anggotanya tidak hanya memelihara sugar glider.
Irfan sendiri memelihara hewan lain seperti tarantula, iguana, kalajengking, kodok pacman, musang pandan dan ular.
Dia berharap, ke depan semakin banyak milenial yang peduli terhadap hewan, khususnya hewan-hewan yang bisa dipelihara dan dilegalkan secara hukum.
Terlebih di masa pandemi ini, hewan lucu seperti sugar glider sangat cocok dijadikan teman untuk diajak bermain di rumah karena pembatasan sosial.
"Masa PPKM (pembatasan sosial), orang-orang bosan di rumah.
Cari kawan gak tahu mau ke mana, salah satu pelariannya ya ke hewan peliharaan.
Itu yang kami lakukan selama ini," pungkasnya. (s)
Baca juga: Disnak Aceh Vaksin Ratusan Hewan Peliharaan
Baca juga: Hobi Pelihara Berbagai Jenis Hewan, Halaman Rumah Artis Irfan Hakim Layaknya Kebun Binatang