Jam Berapa Shalat Idul Fitri dan Batas Waktunya? Simak Penjelasan Ustadz Masrul Aidi
SERAMBINEWS.COM - Hari raya Idul Fitri identik dengan pelaksanaan shalat Idul Fitri yang dilakukan secara berjamaah di masjid, lapangan atau tempat terbuka lainnya. Lantas, jam berapa shalat Idul Fitri dan sampai kapan batas waktunya?
Terkait jam berapa shalat Idul Fitri dan batas waktunya, Ustadz Masrul Aidi memberikan penjelasan.
Tak sampai 24 jam, sebentar lagi umat uslim di seluruh dunia menyambut kedatangan hari lebaran Idul Fitri.
Di waktu pagi Idul Fitri ini, kita dianjurkan untuk melaksanakan ibadah shalat Id atau Shalat Idul Fitri.
Di Indonesia, shalat Idul Fitri biasanya dilaksanakan pada hari pertama Hari Raya Idul Fitri.
Waktu pelaksanaan shalat Idul Fitri pun beragam, namun kebanyakan dimulai dari pukul 06.00 WIB sampai paling lama pukul 08.00 WIB.
Baca juga: Kumpulan Link Download Twibbon Ucapan Hari Raya Idul Fitri 1443 H, Gratis dan Bisa Langsung Pakai
Lantas, adakah aturan terkait kapan waktu yang paling benar dalam melaksanakan ibadah shalat Idul Fitri?
Terkait hal tersebut, Ustadz Masrul Aidi mengatakan, sebenarnya waktu pelaksanaan shalat Idul Fitri adalah waktu yang sama dengan pelaksanaan shalat Dhuha.
"Dimulai sejak matahari naik sampai dengan sebelum tergelincir matahari, artinya sebelum berkumandang adzan Dzuhur," ujar Ustadz Masrul Aidi dikutip dari video Serambi On TV yang tayang pada 30 April 2021 lalu.
Namun jika merujuk kepada sejarah Rasulullah kata Ustadz Masrul Aidi, para sahabat dan ulama-ulama di masa lalu, mereka tidak shalat Idul Fitri pada jam delapan pagi.
"Karena pagi Hari Raya itu diisi lebih dahulu dengan aktifitas menyalurkan zakat fitrah kepada para mustahiq, mereka baru mengerjakan shalat Idul Fitri mungkin disekitar jam 9 ataupun 9.30 pagi," lanjut Ustadz Masrul Aidi yang juga sebagai Pimpinan Pondok Pesanteren Babul Maghfirah.
Lebih lanjut, Ustadz Masrul Aidi juga berkomentar soal waktu pelaksanaan shalat Idul Fitri di Aceh yang dinilai terlalu terburu-buru.
Baca juga: Begini Ucapan Idul Fitri yang Benar, Sejarah, Arti, dan Hukumnya
Hal ini mengingat masyarakat terkadang sangat terbatas aksesnya untuk datang ke lokasi pelaksanaan shalat Idul Fitri.
"Makanya kita juga mengkritisi kenapa kita di Aceh ini terburu-buru shalat Idul Fitri,"
"Padahal kita tahu praktek shalat itu (shalat Idul Fitri) setahun sekali, dua kali dengan Idul Adha dan warga masyarakat itu terbatas aksesnya untuk datang ke lokasi pelaksanaan shalat Id," imbuhnya.
Ustadz Masrul Aidi juga memberi contoh soal keterbatasan masyarakat tersebut, seperti keterbatasan kendaraan yang dimiliki ataupun kamar mandi di rumah yang sedikit sehingga dalam suatu keluarga harus saling bergantian.
"Ada yang barangkali kendaraan ada tapi untuk mandi di rumah, kamar mandi yang terbatas harus bergilaran. Ada kamar mandi yang banyak barangkali, tetapi untuk mengakses lokasi, kendaraannya pula yang terbatas," lanjutnya.
Baca juga: Minal Aidin Wal Faizin atau Taqabbalallahu Minna Wa Minkum? Begini Ucapan Idul Fitri yang Benar
Apa yang kita kejar dari cepatnya selesai pelaksanaan shalat Id?
Mengingat rentang waktu pelaksanaan shalat Idul Fitri cukup lama yakni dari pagi sampai waktu tergelincirnya matahari, itu sebabnya pelaksanaan shalat Idul Fitri diharapkan jangan dilakukan terburu-buru.
"Maka kita berharap kebijakan dari panitia pelaksanaan shalat Id, janganlah terlalu terburu-buru, apa yang kita kejar dari cepatnya selesai pelaksanaan salat Id?," paparnya.
Pelaksanaan shalat Idul Fitri yang tidak terburu-buru nantinya diharapkan dapat membuat masyarakat berfikir untuk menyalurkan zakat fitrah di pagi hari.
Dengan adanya ruang waktu tersebut, Ustadz Masrul AIdi berharap agar masyarakat juga bisa berinteraksi langsung antara muzakki (orang yang dikenai kewajiban membayar zakat) dengan mustahiknya (menerima zakat) sehingga tercerminlah silaturahmi Islam di pagi hari Raya.
"Dan kita berharap dengan adanya ruang waktu yang lapang di pagi hari Idul Fitri, masyarakat mulai berfikir agar zakat fitrah itu bisa disalurkan di pagi hari,"
"Langsung berinteraksi muzakki dengan mustahiknya dan tercerminlah silaturahmi Islam itu di pagi Hari Raya, dengan berbagi kebahagiaan dengan menyediakan kebutuhan makanan pokok kepada fakir miskin, jadi tidak harus jam delapan," pungkas Ustadz Masrul Aidi di akhir penjelasannya.
(Serambinews.com/Firdha Ustin)
Baca juga berita lainnya
Baca juga: Erdogan Akan Diskusikan Perundingan Damai Ukraina dan Rusia
Baca juga: Bagaimana Kalau Terlambat Datang Shalat Idul Fitri atau Telah Selesai? Ini Jawaban Ustad Abdul Somad
Baca juga: Besok Lebaran, Ini Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H dalam Bahasa Aceh dan Bahasa Indonesia