SERAMBINEWS.COM, BEIJING - Seorang Uighur yang sangat dikagumi di Provinsi Xinjiang, China juga masuk daftar terorisme oleh pemerintah.
Dilaporkan, Pemerintah China tidak pandang bulu, siapapun Muslim Uighur akan tetap dimasukkan dalam daftar hitam.
Hal itu diungkapkan oleh Abduweli Ayup, orang buangan Uighur yang menyerahkan daftar nama-nama Uighur sebagai teroris kepada wartawan AP.
Dia mengaku telah mendokumentasikan dengan cermat penindasan yang sedang berlangsung terhadap komunitasnya.
Dilansir AP, Senin (16/5/2022), daftar itu secara khusus membuatnya bingung:
Di dalamnya, ada tetangga, sepupu, bahkan guru sekolah menengah.
“Saya sempat pingsan,” kata Ayup.
Baca juga: Hanya Karena Menyimpang Salinan Al-Quran, Pemerintah Cina Hukum Perempuan Muslim Uighur 14 Tahun Bui
“Saya telah menceritakan kisah orang lain," ujarnya.
"Tetapi, sekarang ini saya menceritakan kisah saya sendiri dari masa kecil saya,” tambahnya.
Ayup mengatakan seorang guru yang sangat dikagumi, Adil Tursun, satu-satunya guru di sekolah menengah di Toquzaq, Xinjiang yang bisa mengajar siswa Uighur dalam bahasa Cina.
Dia masuk anggota Partai Komunis yang sebelumnya memenangkan penghargaan Model Worker.
Dia mengajar anak-anak selama waktu luangnya.
Setiap tahun, siswa dari kelasnya memiliki nilai tes kimia terbaik di kota.
Baca juga: China Perketat Cengkeraman Muslim Uighur, Ketua Partai Xinjiang Diganti Lebih Kejam Lagi
Tetapi, nama Tursun dan lainnya masuk dalam daftar teroris.
Sehingga, tidak masuk akal bagi Ayup karena dianggap sebagai model Uighur.
Beberapa bahkan ingin berasimilasi ke dalam arus utama Cina Han.
"Nama-nama kejahatan, menyebarkan pemikiran ekstremis, separatisme, tuduhan ini tidak masuk akal," katanya.
Tetapi ketika Ayup mengedarkan daftar di antara diaspora Uughur untuk meminta orang-orang menjamin mereka yang mereka kenal, hanya delapan dari 30 yang setuju untuk berbicara di depan umum.
Ayup kecewa, namun tetap bertekad untuk mendokumentasikan penguncian rakyatnya.
Baca juga: China Serang Pernyataan 43 Negara, Buat Tuduhan Tak Berdasar dan Kebohongan Atas Muslim Uighur
“Kami akan menang pada akhirnya, karena kami berada di pihak keadilan,” katanya.
“Kami berada di sisi kanan sejarah.”
Sementara, Uighur lain dari kotapraja Bulaqsu yang sekarang tinggal di pengasingan mengatakan mengenal 100 orang dalam daftar, termasuk tetangga dan sepupu.
Bahkan, ada ayah dan anak, keduanya dijatuhi hukuman penjara, kata pria itu, yang berbicara dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan dari otoritas China,
Pada saat Mahmutohti Amin (81) mantan pedagang rempah-rempah yang tinggal di Turki, tiba di wilayah Kashgar China pada 2017, putranya, Ghappar Tohti, telah ditangkap.
Putranya yang lain, Polat Tohti, juga ditangkap, kata menantu perempuannya.
Namun Amin baru mengetahui berapa lama hukuman mereka saat melihat daftar tersebut.
Ghappar mendapat hukuman tujuh tahun penjara dan Pola mendapat 11 tahun penjara.(*)