Berita Politik

Sekjen Gerindra: Prabowo bukan ‘King Maker’

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Sumber: KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOM, Dokumentasi @DKIJakarta/INSTAGRAM, Pemprov Jateng)

JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyatakan, Prabowo Subianto bukan king maker dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Ia menegaskan, Ketua Umum Partai Gerindra itu bakal maju sebagai calon presiden (capres) dalam pemilu mendatang.

“Anggapan yang mengatakan bahwa Pak Prabowo dalam Pilpres 2024 memilih menjadi king maker dan kemungkinan tidak akan maju adalah anggapan yang keliru,” tutur Muzani dalam keterangannya, Sabtu (4/6/2022).

“Karena beliau adalah calon presiden Republik Indonesia dalam Pilpres 2024 yang akan maju dan diusung oleh Partai Gerindra,” sambungnya.

Muzani mengatakan, pihaknya masih menunggu momentum yang tepat untuk mendeklarasikan dukungannya pada Prabowo.

“Dalam bulan-bulan ke depan kami akan segera deklarasikan,” tambah dia.

Maka, saat ini Muzani meminta semua kader Partai Gerindra segera melakukan kerja-kerja politik untuk mencapai tujuan itu.

“Kami instruksikan kepada seluruh kader Gerindra di desa-desa, seluruh kecamatan, kabupaten dan provinsi, serta seluruh anggota DPRD Gerindra tingkat I dan II dan DPR RI untuk bersiap-siap memenangkan Prabowo Subianto sebagai presiden tahun 2024,” ungkap dia.

“Tetap semboyan kita Prabowo presiden, Gerindra menang,” pungkasnya.

Baca juga: Saat Ditanya Surya Paloh soal Pilpres 2024, Ini Jawaban Prabowo Subianto

Baca juga: Deklarasi Prabowo Capres Tunggu Waktu yang Tepat

Untuk diketahui, Prabowo bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di kantor DPP Nasdem, Jakarta, Rabu (1/6/2022).

Dalam pertemuan yang berlangsung selama 4,5 jam itu, Paloh mengaku sempat menanyakan kemungkinan Prabowo kembali maju sebagai capres dalam Pemilu 2024.

Kepada awak media, Prabowo pun menerangkan kriteria capres versinya.

“Sosok yang sungguh-sungguh komit dan setia pada Pancasila, UUD 1945 seutuhnya.

Tidak sebagai mantra, tapi seutuhnya.

Saya kira itu kriteria yang paling penting,” ucap dia.

Dalam pandangannya, sosok yang hendak menjadi capres lebih baik sudah berpengalaman.

Meski begitu, Prabowo sempat menyampaikan bahwa sosok itu bisa siapa saja, tak melulu dirinya.

“Ya enggak harus Prabowo, bisa siapa saja,” imbuhnya.

Masih jadi Tokoh Terpopuler

Hasil survei yang dilakukan Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan, Prabowo Subianto menjadi tokoh dengan tingkat popularitas tertinggi yaitu 96,2 persen.

Survei ini dilakukan pada periode 23-28 Mei 2022.

"Disusul Anies Baswedan 88,1 persen, Sandiaga S Uno 84,0 persen, dan Agus Harimurti Yudhoyono 71,3 persen," kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam diskusi Polemik Trijaya FM secara virtual, Sabtu (4/6/2022).

Dedi mengatakan, hasil survei juga menunjukkan bahwa popularitas Puan Maharani mengungguli kader PDI-P, yaitu Ganjar Pranowo yang berada di posisi 6 yaitu 61,4 persen.

Sementara itu, Puan berada di posisi 5 dengan tingkat popularitas 69,3 persen.

"Dari sisi tingkat popularitas di mata responden, Puan Maharani ungguli Ganjar Pranowo, situasi ini sebenarnya membuat Puan lebih potensial terusung," ujarnya.

Di samping itu, Dedi mengatakan, dari aspek kesukaan, tercatat 98,3 persen responden menyukai pengusaha Yusuf Hamka dan 97,3 persen responden menyukai sosok Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi.

"Hary Tanoe Soedibjo 95,1 persen dan Dedi Mulyadi 94,0 persen, tetapi mereka ini popularitasnya kecil sekali," ucapnya.

Adapun wawancara penelitian ini dilakukan hybrid secara tatap muka sebanyak 480 responden dan sambungan telepon.

Data telepon merujuk data populasi sebanyak 196.420 yang dimiliki IPO sejak periode survei pada tahun 2019-2021.

Dari total populasi tersebut, terdapat 7.200 yang memungkinkan untuk menjadi responden hingga terambil secara acak sejumlah 720 responden.

Dengan demikian, total keseluruhan sebanyak 1.200 responden.

Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2.90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen.(kompas.com)

Baca juga: Prabowo: Capres Nggak Harus Saya, Surya Paloh Sebut Ada Kesamaan Visi

Baca juga: Hasil Survei Indo Riset, Prabowo, Ganjar, Anies Bersaing Ketat

Berita Terkini