"Mereka dengan sensitivitas kafein mungkin dapat mentolerir sejumlah kecil kafein, tergantung pada kapasitas masing-masing untuk memetabolisme kafein,"
"Namun, mereka yang alergi kafein kemungkinan akan bereaksi bahkan terhadap sejumlah kecil kopi. Karena orang dengan sensitivitas kafein memetabolisme kafein lebih lambat, gejalanya dapat berlangsung selama beberapa jam,” terang Ahli Diet dan pendiri Nutrition and Co, Jenaed Brodell.
Cara mengatasi gejala sensitif terhadap kafein
Lalu, bagaimana cara mengatasi gejala sensitif terhadap kafein?
Menurut ahli gizi, Morgyn Claire, cara mengatasi gejala sensitif terhadap kafein ini tergantung dari apa yang menjadi penyebabnya.
Menurutnya, jika penyebabnya karena faktor genetik, tak banyak yang bisa kita lakukan.
"Meski pada beberapa orang mengonsumsi kafein secara rutin dengan dosis yang ditingkatkan pelan-pelan terbukti bisa meningkatkan toleransi tubuh dalam menerima kafein," ujar Claire seperti dikutip dari Insider.
Namun hal ini tak bisa disamaratakan pada semua orang.
Karena pada beberapa orang, memaksakan kafein masuk ke dalam tubuh yang sensitif terhadap kafein justru bisa membahayakan kesehatan.
Bisa meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan anxiety atau kegelisahan yang parah.
Namun jika tingkat kesensitifan pada kafein disebabkan karena efek pengonsumsian obat, Anda bisa menyesap kopi di waktu yang aman, tidak berdekatan dengan waktu pengonsumsian obat. (Serambinews.com/Yeni Hardika)
BERITA LIFESTYLE LAINNYA
BACA BERITA LAIN DI SINI