SERAMBINEWS.COM, LONDON - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kasus cacar monyet sudah menjadi peristiwa luar biasa dan darurat global
Hal itu seiring meluasnya wabah cacar monyet di lebih dari 70 negara yang dinilai sebagai situasi "luar biasa" yang sekarang memenuhi syarat sebagai keadaan darurat global.
Deklarasi yang diumumkan pada Sabtu (23/7/2022) dapat memacu investasi lebih lanjut dalam mengobati penyakit yang dulu jarang terjadi dan memperburuk perebutan vaksin yang langka.
Cacar monyet telah terjadi di beberapa bagian Afrika Tengah dan Barat selama beberapa dekade.
Bahkan, cacar monyet tidak diketahui telah memicu wabah besar di luar benua atau menyebar luas di antara orang-orang hingga Mei 2022.
Saat pihak berwenang mendeteksi lusinan epidemi di Uni Eropa, Amerika Utara, dan tempat lain.
Mendeklarasikan keadaan darurat global berarti wabah cacar monyet adalah peristiwa luar biasa yang dapat menyebar ke lebih banyak negara, seperti dilansir AFP, Minggu (24/7/2022).
Sehingga, membutuhkan respons global yang terkoordinasi.
Baca juga: Kementerian Kesehatan Arab Saudi Umumkan Kasus Pertama Cacar Monyet
WHO sebelumnya menyatakan keadaan darurat untuk krisis kesehatan masyarakat seperti pandemi Covid-19.
Kemudian, wabah Ebola Afrika Barat pada 2014, virus Zika di Amerika Latin pada 2016 dan upaya berkelanjutan memberantas polio.
Deklarasi darurat sebagian besar berfungsi sebagai permohonan untuk menarik lebih banyak sumber daya global dan perhatian terhadap wabah.
Pengumuman sebelumnya memiliki dampak yang beragam, mengingat badan kesehatan PBB sebagian besar tidak berdaya dalam membuat negara-negara bertindak.
Bulan lalu, komite ahli WHO mengatakan wabah cacar monyet di seluruh dunia belum menjadi keadaan darurat internasional.
Tetapi. sebuah panel bersidang minggu ini untuk mengevaluasi kembali situasinya.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, lebih dari 16.000 kasus cacar monyet telah dilaporkan di 74 negara sejak sekitar Mei 2022.
Sampai saat ini, kematian cacar monyet hanya dilaporkan di Afrika, di mana versi virus yang lebih berbahaya menyebar, terutama di Nigeria dan Kongo.
Di Afrika, cacar monyet terutama menyebar ke orang-orang dari hewan liar yang terinfeksi seperti hewan pengerat, dalam wabah terbatas yang biasanya tidak melintasi perbatasan.
Namun, di Eropa, Amerika Utara dan di tempat lain, cacar monyet menyebar di antara orang-orang yang tidak memiliki hubungan dengan hewan atau baru-baru ini bepergian ke Afrika.
Baca juga: Wabah Cacar Monyet Jadi Perhatian Dunia, WHO: Seperti Covid-19 dan Polio
Pakar cacar monyet dari WHO, Dr. Rosamund Lewis, mengatakan 99 persen dari semua kasus cacar monyet di luar Afrika terjadi pada laki-laki.
Dari jumlah itu, 98 persen melibatkan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.
Para ahli menduga wabah cacar monyet di Eropa dan Amerika Utara menyebar melalui hubungan seks di dua negara, Belgia dan Spanyol.
Michael Head, seorang peneliti senior dalam kesehatan global di Universitas Southampton, mengatakan WHO belum menyatakan cacar monyet sebagai keadaan darurat global.
Dia menjelaskan kondisi tersebut bisa dibilang terpenuhi beberapa minggu yang lalu.
Beberapa ahli mempertanyakan apakah pernyataan seperti itu akan membantu, dengan alasan penyakit ini tidak cukup parah untuk mendapat perhatian.
Atau negara-negara kaya yang memerangi cacar monyet sudah memiliki dana untuk melakukannya.
Apalagi, kebanyakan orang sembuh tanpa memerlukan perhatian medis, meskipun menyakitkan.
“Saya pikir akan lebih baik untuk proaktif dan bereaksi berlebihan terhadap masalah daripada menunggu untuk bereaksi ketika sudah terlambat,” kata Head.
Baca juga: Turki Temukan Kasus Pertama Cacar Monyet, Pasien Langsung Diisolasi
Dia menambahkan deklarasi darurat WHO dapat membantu donor seperti Bank Dunia menyediakan dana untuk menghentikan wabah baik di Barat maupun di Afrika.
Di mana hewan merupakan reservoir alami cacar monyet.(*)