Berita Aceh Besar

Harga Kacang Kedelai Kian Mahal, Pengusaha Tempe di Aceh Besar Terancam 'Gulung Tikar'

Penulis: Indra Wijaya
Editor: Nurul Hayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah produksi tempe soya di Desa Reuloh, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.

Akibat naiknya harga kacang kedelai tersebut, membuat para pelaku usaha tahu tempe semakin terpuruk. Malahan, ada beberapa pengusaha yang sudah menutup usahanya.

Laporan Indra Wijaya | Aceh Besar

SERAMBINEWS.COM, ACEH BESAR - Harga kacang kedelai di sepanjang tahun 2022 terus merangkak naik. 

Kini, bahan baku pembuatan tahu tempe itu per karungnya dijual Rp 700 ribu lebih.

Akibat naiknya harga kacang kedelai tersebut, membuat para pelaku usaha tahu tempe semakin terpuruk. 

Malahan, ada beberapa pengusaha yang sudah menutup usahanya.

Basri Ubit salah seorang pengrajin usaha tempe soya mengatakan, bahwa kini kacang kedelai tersebut yang sebelumnya dibeli Rp 10 ribu per kilogram (Kg), kini menjadi Rp 14 ribu per Kg nya.

Ia mengatakan, akibat naiknya bahan baku tersebut, membuat produksi tempe miliknya merosot. 

"Karena harga bahan bakunya terlalu tinggi. Kita semakin sulit kita produksi," kata Basri kepada Serambi, Selasa (1/11/2022).

Meski kini ada program pemerintah melalu Menteri Perdagangan dan pihak terkait yang mensubsidi kacang kedelai Rp 1.000 kepada para pengrajin, ia mengaku tidak menerima subsidi tersebut.

Lantaran menurutnya, tidak semua pengrajin dapat subsidi kedelai itu. 

Baca juga: VIDEO - Harga Kedelai Mahal, Usaha Tahu dan Tempe di Aceh Besar Terancam Tutup

Jika dulunya ia mampu melakukan produksi tempe hingga 2,5 ton kacang kedelai, kini hanya 1,5 ton per harinya.

"Meski bahan baku naik, harga tempe yang kita jual tidak bisa ikut naik. Kini hanya kurangi ukuran saja dan keuntungan juga berkurang," ujarnya.

Bahkan kata dia, ada teman sejawatnya yang memiliki usaha serupa terpaksa tutup lantaran modal dan keuntungan sudah tidak sesuai. 

Basri mengaku, untuk sekarang bisa dikatakan keuntungan dari usaha tempe miliknya terbilang kecil. 

Ia hanya mampu membayar gaji karyawan saja.

 "Kalau dulu ada keuntungan kita hingga 10 persen. Kalau sekarang sulit," ujarnya.

Ia berharap, agar subsidi kacang kedelai ini merata untuk semua pengrajin. 

Cara pembagian pun betul-betul dirasakan oleh semua pengrajin. 

Sebab, saat ini pengrajin harus berutang dulu kepada tauke untuk membeli kacang kedelai.

"Misal dikasih kupon subsidi kepada pengrajin. Dan pengrajin ini bisa menukar kupon itu ke distributor sesuai kebutuhannya," pungkasnya. (*)

Baca juga: WAH! Tempe Mendoan Jadi Tema Google Doodle Hari Ini, Ternyata Makanan Fermentasi Berusia 400 tahun

Berita Terkini