Mata Lokal Memilih

Safari Politik ke Aceh, Anies Baswedan Dipeusijuek Wali Nanggroe, Ini Makna Upacara Tepung Tawar

Editor: Agus Ramadhan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lakukan Safari Politik di Aceh, Anies Baswedan dipeusijeuk oleh Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haythar di Meuligo Wali Nanggroe, Jumat (2/12/2022).

Safari Politik ke Aceh, Anies Baswedan Dipeusijuek Wali Nanggroe, Ini Makna Upacara Tepung Tawar

SERAMBINEWS.COM – Bakal calon presiden usungan Partai Nasdem, Anies Baswedan melakukan safari politik ke Aceh.

Di Aceh, Anies dipeusijeuk oleh Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haythar di Meuligo Wali Nanggroe, Jumat (2/12/2022).

Dalam sebuah video yang berdurasi 30 detik di Instagram Anies Baswedan, terlihat dirinya mengenakan pakaian adat Aceh.

Ia disambut oleh Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haythar di depan pintu Meuligoe Wali Nanggroe Aceh, Lamblang Manyang, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar.

Anies Baswedan tampak bersalaman dengan Wali Nanggroe Aceh.

Malik Mahmud kemudian melakukan upacara peusijuek atau tepung tawar kepada Anies Baswedan di atas pelaminan.

Gunakan Baju Adat Aceh, Anies Baswedan berbincang dengan Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al Haythar di Meuligo Wali Nanggroe, Jumat (2/12/2022) siang. (Masrizal/Facebook Serambinews)

Baca juga: Bak Pengantin, Anies di Pelaminan Kenakan Pakaian Adat Aceh, Disuapi Wali Nanggroe

Dilansir dari laman Majelis Adat Aceh, pada masyarakat Aceh upacara peusijuek ini dianggap sebagai upacara tradisional simbolik dari permohonan keselamatan, ketentraman, kebahagian, perestuan, dan saling memaafkan.

Hampir sebahagian Adat Aceh melakukan prosesi upacara peusijuek ini.

Seperti upacara perkawinan, sunat rasul, aqiqah anak, peusijuek kendaraan, naik haji dan bahkan dilakukan tatkala adanya pergantian seorang pemimpin dari perangkat desa hingga gubernur.

Tak hanya itu, setiap ada tamu kebesaran daerah juga dilakukan peusijuek.

Umumnya dalam melaksanakan upacara peusijuek dihadirkan seorang tengku (ulama) atau orang yang dituakan sebagai pemimpin acara.

Hal ini dikarenakan peusijuek dianggap menjadi salah satu unsur memperoleh keberkatan.

Baca juga: Anies Baswedan Tiba di Aceh Lakukan Safari Politik, Ini Karir Politik Bakal Capres Usungan Nasdem

Setelah upacara peusijuek adakalanya diiringi dengan doa bersama yang dipimpin oleh tengku atau orang yang dituakan untuk mendapat berkah dari rahmat Allah SWT.

Peusijuek dilakukan menggunakkan beberapa bahan dan masing-masing bahan tersebut memiliki makna tersendiri dalam ada peusijuek.

Yakni campuran air dan tepung tawar yang memiliki tujuan agar sesuatu yang terkena percikan air tersebut tetap dalam kesabaran dan ketenangan.

Seperti air campuran tersebut yang terus terasa dingin.

Lalu beras dan padi yang bertujuan agar mendapatkan kemakmuran, semangat, dan subur seperti taburan beras padi yang begitu semarak berjatuhan.

Selain itu, dedaunan yang dipakai untuk pesijuek yaitu on manek, manou dan nalueng sambo yang memiliki tujuan yaitu melambangkan suatu ikatan yang terwujud dalam kesatuan hidup bermasayrakat. Terakhir, ketan yang bermakna sebagai lambang persaudaraan, sama hal nya dengan ketan yang selalu melekat dengan bahan lainnya.

Adapun perlengkapan pada acara peusijuek yakni Dalong yang merupakan satu wadah yang diisi dengan macam-macam alat peusijuek sehingga dianggap memiliki kebersamaan yang kuat dan tidak dapat dipisahkan.

Pada masyarakat Aceh dalong sendiri memiliki makna yaitu mempelai yang akan dilepaskan akan tetapi masih bersatu dalam lingkungan keluarga yang ditinggalkan.

Ketan/Bu Leukat, berwarna kuning ataupun putih yang memiliki makna mengandung zat perekat sehingga jiwa raga yang di peusijuek tetap berada dalam lingkungan keluarga atau kelompok masyarakat.

Baca juga: Anies Baswedan Tiba di Aceh Lakukan Safari Politik, Ini Karir Politik Bakal Capres Usungan Nasdem

Warna kuning dari ketan merupakan lambang kejayaan dan kemakmuran sedangkan warna putih melambangkan kesucian dan bersih.

Beras dan Padi memiliki sifat semakin berisi semakin merunduk sehingga beras padi diharapkan bagi yang di peusijuek agar tetap rendah hati dan mendapatkan keberhasilan dan peranan beras ia sabagai bahan makanan pokok masyarakat.

Tepung tawar dan air, maknanya untuk mendinginkan dan membersihkan yang di peusijuek agar tidak terjadi hal-hal yang dilarang oleh agama melainkan mengikuti apa yang telah ditunjukkan yang benar oleh agama.

Daun pesijuek, daun peusijuek berperan sebagai alat untuk memercikkan air tepung tawar.

Daun-daun peusijuek merupakan obat penawar dalam menjalankan bahtera kehidupan seperti mengambil keputusan dengan bermusyawarah dan berkepala dingin

serta bertanggung jawab sepenuhnya dan dapat menjalin hubungan yang erat dengan siapapun.

Glok, masing-masing glok berfungsi sebagai tempat mengisikan tepung tawar yang sudah dicampur dengan air dan tempat mengisi beras dan padi.

Glok bermakna jika yang dipeusijuek tersebut melakukan aktivitas akan mendapat hasil yang sebaik-baiknya.

Sangee, penutup saji khas Aceh ini berperan untuk menutup perlengkapan alat-alat peusijuek seperti alat tepung tawar dan lainnya.

Maknanya untuk mengharap perlindungan agar peusijuek mendapat lindungan dari Allah SWT. (Serambinews.com/Nadia Safriani)

Berita Terkini