Luar Negeri

Korea Utara Luncurkan 2 Rudal Balistik, Adik Kim Jong Un Ancam Wilayah Pasifik Jadi Wilayah Tembak

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto yang dirilis pemerintah Korea Utara menunjukkan proyektil yang diduga merupakan rudal balistik ditembakkan oleh Akademi Sains Pertahanan di sebuah lokasi rahasia pada 25 Maret 2021.

SERAMBINEWS.COM - Korea Utara (Korut) meluncurkan dua rudal balistik jarak dekat pada Senin (20/2) pagi waktu setempat.

Peluncuran itu disertai ancaman yang disampaikan Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un, untuk mengubah kawasan Pasifik menjadi 'lapangan tembak'.

Adik perempuan Kim Jong Un yaitu Kim Yo Jong pada Senin (20/2/2023) memperingatkan, wilayah Pasifik akan masuk jangkauan tembak rudal Korea Utara.

Peringatannya dikeluarkan setelah Korea Selatan menyebutkan, Korut menembakkan dua rudal balistik pada Senin yang merupakan peluncuran kedua Pyongyang dalam 48 jam.

“Frekuensi menggunakan Pasifik sebagai jangkauan tembak kami bergantung pada karakter aksi pasukan AS,” katanya dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Pemerintah Korut KCNA.

Dikutip dari kantor berita AFP, militer Korea Selatan mendeteksi peluncuran dua rudal balistik jarak pendek yang ditembakkan dari daerah Sukchon di provinsi Pyongan Selatan antara pukul 07.00-07.11.

Jepang juga mengkonfirmasi peluncuran tersebut.

Kantor Perdana Menteri Fumio Kishida memperingatkan, Korea Utara diduga meluncurkan rudal balistik dan penjaga pantai mengeluarkan peringatan atas beberapa proyektil.

Korea Utara kemudian menyatakan, telah melepaskan dua tembakan menggunakan peluncur roket ganda 600mm ke Laut Timur, mengacu pada perairan yang juga dikenal sebagai Laut Jepang.

Peluncuran itu dilakukan kurang dari 48 jam setelah Pyongyang melakukan "latihan kejutan" dengan menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) pada Sabtu (18/2/2023), yang disebut menunjukkan kemampuan Korut melakukan serangan balik nuklir fatal.

Jepang mengatakan, ICBM pada Sabtu terbang selama 66 menit dan mendarat di zona ekonomi eksklusif (ZEE).

Sebagai tanggapan, Korsel dan Amerika Serikat mengadakan latihan udara bersama pada Minggu (19/2/2023) yang mengikutsertakan pembom strategis dan jet tempur siluman.

Korea Utara memberi tentaranya nilai sangat baik dalam melakukan latihan peluncuran mendadak pada Sabtu.

Akan tetapi, menurut analis Korea Selatan, jeda kira-kira sembilan jam antara perintah dan peluncuran tidak terlalu cepat. Kim Yo Jong menolak kritik itu yang menurutnya upaya meremehkan kesiapan pasukan rudal DPRK (nama resmi Korea Utara).

Baca juga: Korea Utara Luncuran Rudal Balistik Antarbenua Hwasong-15, Mampu Serang Balik Secara Cepat

Korea Utara Luncurkan ICBM dari Perintah Dadakan

Sebelumnya, Korea Utara mengonfirmasi uji peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-15 pada Sabtu (18/2/2023) dalam latihan dadakan.

Peluncuran dadakan tersebut menurut Korea Utara dilakukan sebagai bukti bahwa pasukannya bisa melancarkan serangan balik yang mobile dan kuat terhadap musuh.

Hwasong-15 diluncurkan sebagai respons atas rencana latihan militer antara Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS).

Reuters melaporkan, rudal tersebut jatuh di laut lepas pantai barat Jepang.

 “Latihan peluncuran ICBM yang mengejutkan adalah bukti nyata dari upaya konsisten kekuatan nuklir strategis DPRK (nama resmi Korea Utara) untuk mengubah kapasitas serangan balik nuklirnya yang fatal terhadap pasukan musuh menjadi sesuatu yang tak tertahankan,”lapor KCNA, Minggu (19/2/2023).

Dalam pernyataan terpisah pada Minggu, adik perempuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong, mengecam AS.

Kim Yo Jong menuding AS karena mencoba mengubah Dewan Keamanan (DK) PBB menjadi alat untuk kebijakan permusuhannya yang keji terhadap Pyongyang.

“Saya peringatkan bahwa kita akan mengawasi setiap gerakan musuh dan melakukan tindakan balasan yang sesuai dan sangat kuat dan luar biasa terhadap setiap gerakan yang memusuhi kita,” ucap Kom Yo Jong.

Peluncuran Hwasong-15 yang dilakukan pada Sabtu adalah penembakan rudal pertama dari Korea Utara sejak 1 Januari tahun ini.

KCNA mengatakan, rudal itu terbang 989 km selama 4.015 detik hingga ketinggian maksimum 5.768 km sebelum mengenai target yang telah ditentukan di perairan terbuka.

Hwasong-15 pertama kali diuji pada 2017.

Media resmi Pemerintah Korea Utara itu menambahkan, peluncuran Hwasong-15 dipandu oleh Biro Umum Rudal.

Adanya Biro Umum Rudal yang diumumkan KCNA tersebut menunjukkan bahwa Korea Utara kemungkinan membentuk unit militer yang bertugas khusus mengoperasikan ICBM.

 “Bagian penting di sini adalah bahwa latihan itu diperintahkan pada hari itu, tanpa peringatan kepada awak yang terlibat,” kata Ankit Panda, pakar rudal di lembaga think tank Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS.

“Jarak waktu antara perintah dan peluncuran kemungkinan akan berkurang dengan pengujian tambahan,” sambung Panda.

 Sejumlah analis mengatakan, Korea Utara kemungkinan akan melakukan lebih banyak pengujian senjata, termasuk kemungkinan rudal berbahan bakar padat baru.

Adanya rudal berbahan bakar padat dapat membantu Korea Utara meluncurkan rudal-rudalnya lebih cepat jika terjadi perang.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Bener Meriah Sampai Langsa Hingga Tiga Hari ke Depan

Baca juga: SMK Pertambangan dan Migas di Aceh Singkil Segera Dibuka, Siapkan SDM Untuk Blok Migas Singkil

Baca juga: Tim SAR Berhasil Temukan Kapolda Jambi dan Rombongan, Kapolda Patah Tangan, Evakuasi Terhalang Kabut

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wilayah Pasifik Akan Masuk Jangkauan Tembak Rudal Korea Utara",

 

 

Berita Terkini