Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Kebakaran hebat di Integrated Terminal BBM Jakarta Pertamina, Plumpang pada Jumat (3/3/2023) malam, menelan belasan korban jiwa.
Insiden ini pun mendapatkan kritikan tajam dari Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PPP, Drs H Anwar Idris.
Anwar Idris dalam rilisnya, kepada Serambinews.com, Minggu (5/3/2023), menilai, kebakaran Depo Plumbang membuktikan bahwa Pertamina selama ini memang tidak belajar dari pengalaman.
Karena kejadian ini bukanlah pertama kali, namun telah berulang-ulang.
"Dalam catatan kami, setidaknya sudah beberapa kali kebakaran besar terjadi di Depo Pertamina Plumpang yang selalu menyebabkan korban, baik korban jiwa maupun luka, hingga kerusakan permukiman warga," kata Anwar.
Politisi asal Aceh tersebut mencontohkan, kebakaran terjadi pada tahun 2009, juga menyebabkan korban jiwa.
Baca juga: Dampak Terbakarnya Depo Pertamina Plumpang: 1.300 Warga Mengungsi di 10 Lokasi, 19 Orang Meninggal
Bahkan, saat itu kebakaran salah satu infrastruktur strategis nasional ini mendapatkan perhatian media internasional.
"Pertamina seharusnya sadar bahwa kecelakaan di Depo Plumpang bukan hanya merugikan perusahaan, namun juga korban dari kalangan masyarakat dalam jumlah besar,” tukasnya.
“Kami meminta Pertamina menanggung semua kerugian warga," pinta Anwar.
Selain itu, Anwar juga menilai Pertamina lambat dalam mengantisipasi kecelakaan kerja.
"Menurut penuturan warga, beberapa saat sebelum kebakaran hebat terjadi, warga sudah mencium bau bensin,” urainya.
Baca juga: Berikut Daftar Nama 19 Korban Tewas Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, 49 Lainnya Luka-luka
“Jika betul begitu, Pertamina sangat tidak tanggap dalam melindungi keselamatan dan kenyamanan masyarakat," pungkas Anwar Idris.(*)