Gunung Merapi Luncurkan 6 Kali Awan Panas Minggu Pagi, BPBD: Belum Ada Rekomendasi untuk Mengungsi

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepanikan penambang batu dan pasir terekam saat erupsi Gunung Merapi, Sabtu (11/3/2023). Sri Sultan Hamengkubuwono X memastikan erupsi Gunung Merapi kali ini tidak akan sebesar tahun 2010.

SERAMBINEWS.COM , YOGYAKARTA - Gunung Merapi Minggu (12/03/2023) dari pukul 00.00 WIB sampai dengan 06.00 WIB teramati mengeluarkan awan panas guguran sebanyak enam kali. 

Jarak luncur awan panas guguran maksimum 2.000 meter ke barat daya.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengeluarkan laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 12 Maret 2023, pukul 00.00 WIB-06.00 WIB.

Secara visual, Gunung Merapi terlihat jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 30-50 m di atas puncak kawah.

Di dalam laporan tersebut tercatat Gunung Merapi teramati mengeluarkan awan panas guguran sebanyak enam kali.

"Teramati awan panas guguran 6 kali dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke barat daya," tulis Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso dalam laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 12 Maret 2023, pukul 00.00 WIB-06.00 WIB.

Selain itu, dari pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB teramati guguran lava pijar sebanyak 7 kali. Jarak luncur lava pijar maksimum 1.700 meter ke barat daya.

Data kegempaan di Gunung Merapi awan panas guguran sebanyak 6 dengan amplitudo 31-70 mm dan durasi 60.9-190 detik.

 Guguran sebanyak 25 dengan amplitudo 4-30 mm dan durasi 32.5-132.6 detik. Hybrid/Fase Banyak Jumlah 12 dengan amplitudo 3-15 mm, S-P 0.3-0.4 detik dan durasi 5.7-7.7 detik.

Vulkanik Dangkal sebanyak 6 dengan amplitudo 28-75 mm dan durasi 7.4-15.4 detik. Vulkanik Dalam sebanyak 1 dengan amplitudo 12 mm, S-P 0.5 detik dan Durasi 10.5 detik.

BPPTKG masih menenatapkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi pada tingkat Siaga (Level III).

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. 

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. 

Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Baca juga: Warga Lari Menyelamatkan Diri Saat Semburan Awan Panas dari Gunung Merapi

BPBD DIY Pastikan Belum Ada Rekomendasi untuk Mengungsi

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Biwara Yuswantana memastikan, masyarakat hingga saat ini belum direkomendasikan untuk mengungsi akibat erupsi Gunung Merapi.

"Belum (warga mengungsi) dan memang belum ada rekomendasi untuk evakuasi," kata Biwara kepada Kompas.com, Minggu (12/3/2023).

Menurutnya, pihak BPBD DIY menyerahkan masker ke BPBD Sleman untuk dibagikan ke masyarakat sekitar.

Selain itu, pihaknya juga meminta agar pos-pos pantau di Gunung Merapi meningkatkan ronda untuk kesiapsiagaan.

"Pos-pos pemantau Merapi yang di kawasan Sleman juga ditingkatkan ronda untuk kesiapsiagaan," ujarnya.

Pagi ini, Biwara mengatakan bahwa Merapi kembali memuntahkan awan panas guguran (APG) pada pukul 07.56 WIB.


Ia menjelaskan, jarak luncur awan panas kali ini mencapai 2.500 meter mengarah ke barat daya, yakni Kali Bebeng.

Kendati demikian, status Gunung Merapi masih berada di level III atau siaga sejak November 2020.

Dengan adanya peningkatan aktivitas Gunung Merapi dalam 24 jam terakhir, Biwara memastikan belum ada rekomendasi untuk evakuasi warga.

Diberitakan sebelumnya, hingga gunung Merapi pada Minggu pukul 00.00 hingga 06.00 WIB telah mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 6.000 kali.

 Jarak luncur awan panas maksimum mencapai 2.000 meter ke arah barat daya.

Pada periode waktu itu, visual Merapi tampak terlihat jelas.

Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 30-50 meter di atas puncak kawah.

Selain itu, teramati 7 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.700 meter ke arah barat daya.

Data kegempaan di Gunung Merapi, awan panas guguran sebanyak 6 dengan amplitudo 31-70 mm dan durasi 60.9-190 detik.

Sementara Vulkanik Dangkal sebanyak 6 dengan amplitudo 28-75 mm dan durasi 7.4-15.4 detik, serta Vulkanik Dalam sebanyak 1 dengan amplitudo 12 mm, S-P 0.5 detik dan Durasi 10.5 detik.

Hingga saat ini, potensi bahayanya adalah gugguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km, sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Baca juga: Gunung Merapi Menggeliat, Aktivitas Wisata dan Tambang di Merapi Diminta Setop

Hujan Abu Gunung Merapi Guyur Sejumlah Kabupaten dan Kota di Jateng

Hujan abu melanda sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Tengah usai Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran pada Sabtu (11/3/2023) pukul 12.12 WIB.

Kabupaten dan Kota Magelang merupakan daerah yang diselimuti hujan abu tebal.

Salah satu warga Kota Magelang, Amalia (35), mengatakan, dirinya melihat hujan abu turun sewaktu mengendarai mobil menuju rumahnya di Kampung Wates, Kecamatan Magelang Utara.

"Saya perjalanan dari Mertoyudan mau pulang. Hujan abu cukup tebal menutup jalan," ujarnya.

Amalia menuturkan, hujan abu tersebut membuat jarak pandang agak berkurang.

Sementara itu, Linda (29), warga Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, menceritakan detik-detik hujan abu tebal menyelimuti tempat tinggalnya.

"Saya dengar dari tetangga, katanya, 'Hujan abu, hujan abu!' Saya keluar rumah dan lihat suasana, langit, itu sudah gelap. Cukup deras hujannya, saya langsung masukin jemuran, motor sama jalanan, daun-daun juga sudah putih-putih kena abu," ucapnya.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Magelang Machbub Yani Arfian mengimbau masyarakat agar berhati-hati saat berada di luar ruangan.

"Semakin ke (wilayah) utara semakin tebal. Kami imbau masyarakat untuk sementara jangan dulu beraktivitas di luar rumah, dan berhati-hati kalau mendesak harus keluar rumah, pakai alat pelindung diri," ungkapnya.

 

Hujan abu di Boyolali
  

Di Boyolali, hujan abu terjadi di dua desa di Kecamatan Selo, yaitu Klakah dan Tlogolele.

Kepala Desa Klakah Selo Boyolali Marwoto menuturkan, sekitar 45 menit usai Merapi mengeluarkan awan panas guguran, hujan abu mulai turun di daerahnya. Menurut Marwoto, hujan abu yang mengguyur Klakah lumayan tebal dan areanya cukup merata.

"Kondisi Desa Klakah sebagai dampak hujan abu dari puncak Merapi masih aman terkendali. Namun, warga tetap menjaga kewaspadaan sambil mengamati dan menunggu informasi perkembangan terkini," tuturnya, dilansir dari Antara.

Sedangkan, Desa Tlogolele mulai dilanda hujan abu cukup pekat sekitar 30 menit setelah awan panas guguran meluncur.

"Kami dampak hujan abu di Desa Tlogolele kini sedang membagikan masker untuk antisipasi terjadi infeksi saluran pernapasan untuk warga," jelas Kepala Desa Tlogolele Selo L. Ngadi.

Baca juga: Jelang Latihan Militer Amerika Serikat dan Korsel, Korea Utara Bahas Langkah Kesiapan Perang

Baca juga: Ketua DPRA Lepas Tukik Bersama Warga di Pulo Aceh

Baca juga: Harga Emas Hari Ini, Belum Turun Usai Naik Rp15 Ribu/Gram, Segini Harga Emas Minggu 12 Maret 2023

Kompas.com: Minggu Pagi, Gunung Merapi Luncurkan 6 Kali Awan Panas dengan Jarak Luncur Maksimum 2.000 Meter

Berita Terkini