SERAMBINEWS.COM - Kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Aceh minta ruang ijtihad mendukung Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024.
Pihaknya tak mau mengikuti Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres nanti.
Hal itu disampaikan kader senior sekaligus Wakil Ketua DPW PPP Aceh, Tgk H Musannif SE dalam program 30 Menit Bersama Tokoh dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di studio Serambinews, Senin (8/5/2023).
Menurutnya, sikap yang diambil ini bukan ingin melawan keputusan PPP pusat, tetapi secara konstelasi politik antara pusat dan daerah bisa saja berbeda.
Pihaknya sendiri tidak mengetahui apa pertimbangan dan sudut pandang DPP PPP sehingga mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres 2024.
"Bisa saja konstelasi politik di Pulau Jawa itu memang lebih ke Ganjar secara umum," ungkap Tgk Musannif.
Baca juga: PPP Dukung Ganjar sebagai Bakal Calon Presiden, Kader di Banda Aceh Tetap ke Anies
Baca juga: Bertambah Satu Amunisi usai PPP Dukung Ganjar Capres, Anies: Bukan Lawan Kecil
Meski demikian bila melihat sejarah, kenapa Aceh diberikan status sebagai daerah istimewa oleh pusat karena memang Aceh sebagai provinsi yang unik.
"Walaupun kecil, walaupun sedikit orangnya tapi unik Aceh ini. Sehingga diberikan keistimewaan di bidang agama, pendidikan dan adat istiadat," ungkap Musannif.
"Jadi apa salahnya, saya juga menuntut ke DPP untuk diberikan ruang kepada kami kader-kader di Aceh," tambahnya.
Baca juga: SBY-Airlangga Bikin Kejutan, Gelar Pertemuan di Cikeas Pasca PDIP-PPP Usung Ganjar sebagai Capres
Kader senior sekaligus Wakil Ketua DPW PPP Aceh itu menyebut tak pernah melawan pusat secara frontal soal sikap dukung mendukung capres ini.
"Saya tidak melawan secara frontal DPP karena saya juga gak tahu bagaimana konstelasi politik secara nasional," kata Musannif.
"Tetapi secara Aceh saya minta diberikan ruang ijtihad politik bagi kami," tambahnya.
Fokus Perbaiki Internal Dulu, Bukan Sibuk Capres
Wakil Ketua DPW PPP Aceh, Tgk Musannif juga menyoroti sikap pusat yang sibuk dukung mendukung soal pencapresan.
Padahal diketahui suara PPP tidak diperlukan oleh PDIP untuk aturan presidential threshold.
Baca juga: PPP Aceh Beralih dari Anies ke Ganjar
Selain karena suara PPP yang minim yakni 4,52 persen, PDIP juga diketahui sudah mencukupi ambang batas dalam mengusung Ganjar sebagai capres 2024.
"Ketika PPP ikut mengusung, pada dasarnya tidak diperlukan oleh mereka," kata Musannif.
"Jadi saya juga mengimbau kepada DPP, kenapa gak kita mencoba memperbaiki diri dulu," tambahnya.
Menurutnya, sudah begitu lama internal PPP terpecah soal capres dan cawapres, baik itu saat Pilpres 2019 lalu dan berpotensi pada 2024 nanti.
"Kalau sebegitu lamanya kita terpecah gara-gara urusan capres dan cawapres di masa yang lalu juga, kenapa tidak kita coba hari ini kita perbaiki diri ke dalam," kata Musannif.
"Intropeksi diri ke dalam, gak usah sibuk capres dan cawapres itu, toh kita cuma 4,52 persen suara, gak dibutuhkan orang sebenarnya, gak usah sibuk dengan itu, coba kita lihat bagaimana rakyat ini mendukung kembali," tambahnya.
Baca juga: PPP Resmi Dukung Ganjar Pranowo Capres 2024, Ghazali Abbas: Walau Sendirian Tetap Dukung Anies
Kondisi ini menurutnya berdampak buruk menggerus suara yang semestinya bisa dimenangi oleh partai berlambang Kabah itu.
"Yang dulunya di Aceh selalu menang, yang dulunya di DKI Jakarta selalu menang, kenapa itu yang gak kita coba lagi," kata Musannif.
"Kita cari kelemahan-kelemahan diri kita, kita evaluasi, kita buat pengkaderan yang bagus seperti dulu," tambahnya.
Wakil Ketua DPW PPP Aceh itu bercerita, sewaktu memimpin Aceh Besar dulu, pengkaderan masih berjalan lancar.
"Pengkaderan itu masih kami lakukan satu dua kali karena ada silabusnya, tapi sekarang gak ada lagi yang melakukan," kata Musannif.
"Inikan pragmatis sekali kalau kita hanya bicara capres dan cawapres, hanya cerita berbagi-bagi kekuasaan," pungkasnya.
Ghazali Abbas: Walau Sendirian Tetap Dukung Anies
Sebelumnya kader senior PPP asal Aceh, Ghazali Abbas Adan, mengungkapkan rasa kecewa mendalam atas keputusan pimpinan PPP di tingkat pusat.
Keputusan PPP mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024, ternyata tidak disambut gegap gempita oleh para kadernya di Aceh.
Menurutnya, keputusan pimpinan PPP mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres pada Pilpres 2024 adalah keputusan yang salah dan tidak sesuai dengan ideologi Islam yang dianut oleh PPP.
“Nyan peukateuen ureueng PPP mumang, yg ka meuseupet lam geutiek jokowi dan dukungan nyan hana sesuai dg ideologi politik Islam PPP," tulis Ghazali Abbas Adan, dalam grup WhatsApp PTS, Rabu (26/4/2023) sore.
Terjemahan bebasnya kira-kira begini: "Itu jurus mabuk petinggi PPP yang sedang pusing karena sedang terjepit dalam ketiak Presiden Jokowi. Dan dukungan itu tidak sesuai dengan ideologi politik Islam PPP."
Ghazali menuliskan komentarnya itu setelah Serambinews.com mengirimkan link berita keputusan PPP yang resmi mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024.
Ghazali menegaskan, dirinya akan tetap mendukung Anies Baswedan sebagai Capres 2024.
Ia juga tetap yakin dan berharap PPP Aceh juga akan berdiri teguh mendukung Anies Baswedan sebagai capres 2024.
“Bah that beusidroe tetap harus dong cot dukung Anies (biar sendirian (PPP Aceh) harus tetap dukung Anies,” kata Ghazali Abbas.
Menurutnya, Anies Baswedan sudah jelas backgroundnya yang merupakan kader umat yang tergabung dalam HMI, pintar, punya akhlak dan budi pekerti yang baik, dan yang terpenting fasih membaca Quran.
Menurutnya, kriteria itu tidak ada pada sosok Ganjar Pranowo.
Untuk diketahui, Ghazali Abbas Adan adalah kader senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) asal Aceh.
Drs Ghazali Abbas Adan pernah menjabat sebagai anggota MPR/DPR RI Fraksi PPP selama dua periode, yakni pada tahun 1992-2002.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS