Info Subulussalam

Murabbi MPTT-I Syekh Amran Waly Resmikan Gapura Tauhid Sufi Syekh Hamzah Fansuri Kota Subulussalam

Penulis: Khalidin
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Murabbi Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTT-I) Abuya Syekh Haji Amran Waly Al- Khalidi meresmikan Gapura Tauhid Sufi Syekh Hamzah Fansuri di Kampong Subulussalam Selatan, Kota Subulussalam, Kamis (18/5/2023)

Peresmian Gapura Tauhid Sufi Syekh Hamzah Fansuri ini dihadiri Wali Kota Subulussalam, H Affan Alfian Bintang SE, Forkopimda dan Gubernur MPPTI Kota Subulussalam, Drs Salmaza Kombih, MAP.

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Murabbi Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTT-I), Abuya Syekh Haji Amran Waly Al- Khalidi, meresmikan Gapura Tauhid Sufi Syekh Hamzah Fansuri di Kampong Subulussalam Selatan, Kota Subulussalam, Kamis (18/5/2023). 

Peresmian Gapura Tauhid Sufi Syekh Hamzah Fansuri ini dihadiri Wali Kota Subulussalam, H Affan Alfian Bintang SE, Forkopimda dan Gubernur MPPTI Kota Subulussalam, Drs Salmaza Kombih, MAP.

Ketua Panitia Bersama Edi Saputra Bako yang juga Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Subulussalam mengatakan pendirian gapura tersebut dipelopori oleh Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTT-I) bekerja sama dengan gabungan 50 Ormas, OKP, LSM, dan Pers Kota Subulussalam. 

"Salah satu tujuan pembangunan gapura tauhid sufi ini agar masyarakat berakhlak sesuai ajaran tauhid tasawuf, tasawuf sufi yang dibawa Syekh Hamzah Fansuri," kata Edi. 

Edi pun menyampaikam rasa terima kasihnya kepada segenap masyarakat Kota Subulussalam dan semua pihak yang telah banyak menyumbang baik materi maupun pikiran, sehingga pembangunan Gapura Tauhid Sufi Syekh Hamzah Fansuri dapat terlaksana dengan baik dan sempurna dengan menelan biaya sekitar 350 juta rupiah. 

Gubernur MPTTI Cabang Kota Subulussalam, Drs Salmaza, MAP dalam sambutannya menampik anggapan gapura tersebut dibangun dari dana pemerintah.

Baca juga: Pj Bupati Abdya Tinjau Lokasi Pameran Pembangunan dan Expo Barsela

Salmaza pun meluruskan bahwa Pembangunan Gapura Tauhid Sufi ini dibangun atas partisipasi masyarakat dan semua pihak yang bersifat swadaya.

Salmaza juga menegaskan MPTTI adalah milik semua masyarakat di seluruh Subulussalam maupun daerah lain, bukan hanya milik Wali Nanggroe MPTT-I atau pengurus lain.

Dia berharap tidak ada yang salah menilai jika MPTTI milik seseorang dan mengimbau agar jangan pula ada yang salah paham pada lembaga ini.

MPTT-I ini, kata Salmaza adalah organisasi yang bergerak di bidang keagamaan dengan tujuan bagaimana mengajak masyarakat agar selalu mengingat Allah SWT.

MPTT-I, lanjut Salmaza mengajarkan bagaimana menghargai sesama, sebagaimana semboyannya "Tahan Disakiti dan Tahan untuk Tidak Menyakiti,"


MPTTI- ini milik semua umat, tanpa memandang siapapun, baik eksekutif, legislatif maupun masyarakat luas

"Saling menghormati, saling menjaga, sehingga persatuan dapat terjaga mengawal pembangunan Kota Subulussalam," ujar Salmaza. 

Baca juga: Amien Rais Sebut Kasus Johnny G Plate Bisa Bongkar Korupsi Rekan Jokowi, Minta Surya Paloh Tegas

Wali Nanggroe MPTT-I Cabang Kota Subulussalam Tgk Amiruddin Zulfarsi, S.TH menyampaikan dalam sambutannya menyampaikan esensi dari Pembangunan Gapura ini adalah bagaimana dapat berkemauan mengamalkan apa yang telah diajarkan oleh Abuya Syekh Haji Amran Waly Al- Khalidi. 

"Bahwa untuk dapat berma'rifat dengan tauhid hakiki agar dapat berbuah akhlak mulia dan dapat berakhlak yang baik.

Dengan demikian, kita dapat menjaga dan melanjutkan ajaran kesufian yang pernah gemilang di negeri ini yang dulunya diajarkan oleh Syekh Hamzah Fanshuri melalui Bimbingan Abuya Syekh Haji Amran Wali Al Khalidi yang telah berhasil mengangkat ajaran tasawuf dan kesufian," kata Tgk Amiruddin. 

Sedangkan Abuya Syekh Haji Amran Wali Al- Khalidi dalam penyampaiannya mengatakan ajaran tauhid tasawuf harus mempunyai ilmu keagamaan secara lengkap/ tau ‘aqidah, hukum syara’ perintah dan larangan dalam segi ibadah dan muamalah.

“Bertashawuf/pandai menyangkutkan hati kepada Allah serta berakhlak yang mulia. Dapat berma’rifat dengan tauhid hakiki.

Makanya akan tumbuh pada dirinya ibadah yang baik, mengetahui syarat, rukun, sah, batal, ikhlas dan istiqamah.

Kemudian bergaul dengan masyarakat dengan kesabaran dan tawadhu’ dapat melihat hak orang dan kelebihan orang,

Melupakan haknya dan kelebihannya, dia selalu berhubungan dengan Allah tidak melihat lain Allah dan wujud diri agar dia dapat berma’rifat dengan benar,” ujar Abuya Syekh Haji Amran Walyi Al-Khalidi.

Baca juga: Besok, Sebagian Aceh Diprediksi Hujan Ringan, Sisanya Berawan

Dijelaskannya, bilamana syarat-syarat di atas telah dapat di miliki dan di amalkan dengan baik maka inilah orang sebagai penyampai tauhid tashawwuf sebab keberadaannya membawa berkah dimana dia berada dan di tempat yang di diami

“Bilamana syarat – syarat yang tersebut di atas belum dapat tamkin dalam dirinya maka keberadaannya membawa malapetaka sesama dan masyarakat yang berada di sekelilingnya,” papar Murabbi MPTT-I Asia Tenggara Abuya Syekh Haji Amran Wali Al-Khalidi. (*)

 

Berita Terkini