Video

VIDEO Tak Mampu Bayar Infak, Eks Pengurus Ponpes Al-Zaytun Sebut Ada yang Sampai Jual Diri

Editor: Aulia Akbar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SERAMBINEWS.COM - Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, sekaligus mantan pengurus Ponpes Al-Zaytun, Ken Setiawan membongkar praktek yang terjadi di dalam Ponpes Al Zaytun, Indramayu.

Pria tersebut pernah menjadi pengurus Ponpes Al Zaytun tahun 2000-2002 itu menyebut pihak Ponpes bahkan melakukan praktek pemerasan harta jemaah dengan menggunakan ayat Al Quran.

Selain dituduh mengajarkan aliran sesat, pihak ponpes juga disebut melakukan pemerasan terhadap para jemaah.

Jika jemaah tak mampu membayar dengan uang, maka mereka dapat membayarnya dengan menjual diri atau menyerahkan anak.

Ia menyebut, 80 persen santri Al-Zaytun orangtuanya merupakan anggota Negara Islam Indonesia (NII). Mereka kerap dimintai sumbangan atau infaq oleh pihak ponpes.

Ken menyebut, Al-Zaytun menggunakan surat At-Taubah ayat 103 untuk menarik uang kepada jemaah. Secara umum isi ayat tersebut adalah perintah untuk menunaikan zakat yang tujuannya mensucikan diri dari sifat cinta harta.

Menurut Ken, pihak ponpes menyalahartikan makna ayat tersebut untuk menarik infaq. Para jemaah dibuat yakin hanya dengan menyerahkan harta ke Al-Zaytun, maka dapat membersihkan dosa mereka seperti bayi baru lahir.

Ken mengatakan, besaran uang yang diminta bervariasi, tergantung dari desa asal jemaah. Untuk desa tertinggal sekitar Rp 5 miliar sementara desa maju bisa mencapai Rp 12 miliar.

Selain menggunakan uang, para jemaah juga bisa membayar infaq itu dengan hal lain. Seperti menyerahkan anak kandung mereka kepada pihak ponpes.

Ada juga jemaah perempuan yang disebut sampai menjual diri karena tak mampu membayar infaq. Ken menyebut, korban harus melayani empat laki-laki hanya untuk memenuhi infaq yang diminta Al-Zaytun.

Ia berani membongkar aib Ponpes Al-Zaytun karena mengaku kasihan dengan para korban. Sebab, selain diperas hartanya, para jemaah juga telah dirusak akidahnya. (*)

VO: Syita
Editor Video: Muhammad Aulia

Berita Terkini