Perang Gaza

Israel Usul Jeda Perang Dua Bulan Sebagai Imbalan atas Pembebasan Semua Sandera

Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dari kiri ke kanan: Noa Argamani (26), Yossi Sharaabi (53), dan Tais Versky (38). Mereka adalah tiga warga Israel yang disandera oleh Hamas di Jalur Gaza. Ketiganya muncul dalam video yang dirilis Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada hari ke-100 perang Israel-Hamas pada Minggu (14/1/2024).

SERAMBINEWS.COM - Israel telah memberikan proposal kepada Hamas, melalui mediator Qatar dan Mesir, yang menawarkan jeda pertempuran hingga dua bulan.

Ini adalah bagian dari perjanjian multi-tahap yang lebih luas yang juga mencakup pembebasan semua tawanan yang tersisa di Gaza, Axios melaporkan pada hari Senin.

Usulan tersebut, mengutip dua pejabat Israel, menguraikan bahwa kesepakatan itu akan melibatkan pembebasan semua sandera yang masih hidup dan pengembalian jenazah mereka yang meninggal.

Pada tahap awal, perempuan, laki-laki berusia di atas 60 tahun, dan sandera dalam kondisi medis kritis akan dibebaskan, seperti yang dinyatakan oleh petugas.

Baca juga: GAZA TERKINI: Zionis Israel tak Henti Membantai, 50 Jenazah dan 100 Orang Terluka 24 Jam Terakhir 

Tahap berikutnya akan melibatkan pembebasan tentara perempuan, laki-laki sipil di bawah 60 tahun, tentara laki-laki Israel, dan pengembalian jenazah para sandera.

Axios melaporkan bahwa berdasarkan kesepakatan yang diusulkan, Israel dan Hamas akan menentukan terlebih dahulu jumlah tahanan Palestina yang akan ditukar dengan setiap sandera Israel dalam kategori berbeda.

Setelah kesepakatan mengenai jumlah tahanan ini, diskusi terpisah kemudian akan diadakan untuk memutuskan identitas spesifik para tahanan ini, menurut para pejabat.

Para pejabat Israel mengatakan usulan tersebut memperjelas bahwa Israel tidak akan setuju untuk mengakhiri perang dan tidak akan setuju untuk membebaskan 6.000 tahanan Palestina dari penjara Israel, Axios melaporkan.

Menurut para pejabat Israel, usulan tersebut memerlukan reposisi pasukan Israel, dengan beberapa unit direlokasi jauh dari daerah berpenduduk besar di wilayah kantong tersebut.

Hal ini akan memfasilitasi pemulangan warga sipil Palestina secara bertahap ke Kota Gaza dan Jalur Gaza bagian utara seiring dengan kemajuan kesepakatan, kata laporan Axios.(*)

Berita Terkini