Kajian Islam

Buya Yahya Ingatkan Hal yang Harus Dihindari dalam Memilih Pemimpin, Agar tak Dosa Besar

Penulis: Firdha Ustin
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Buya Yahya

SERAMBINEWS.COM - Pemilu serentak, Rabu, 14 Februari 2024 tinggal menghitung hari. 

Berbeda dengan Pemilu sebelumnya yang biasanya tak bersamaan antara Pilpres dengan pemilihan legislatif. 

Kali ini pemilihan itu sekaligus. 

Mendekati Pemilu serentak, pendakwah Buya Yahya dalam sebuah ceramahnya mengingatkan kita agar berhati-hati dalam memilih pemimpin.

Dikatakan Buya Yahya, ada dosa besar yang perlu dihindari saat memilih seorang pemimpin.

Penunjukan pemimpin bukan hanya masalah dunia semTta. 

Tetapi menurut Buya adalah pemimpin yang menyangkut soal amanah dan keadilan.

Dosa besar yang perlu dihindari saat memilih seorang pemimpin tak hanya berlaku untuk pemilihan calon Presiden saja, tetapi juga berlaku pada pemilihan Legislatif.

Baca juga: Ingin Hutangmu Lunas? Buya Yahya Bagikan 3 Tips dan Doa Agar Terhindar dari Utang

Dilansir Serambinews.com dari laman Al Bahjah, berikut adalah penjelasan dan panduan yang disampaikan oleh Buya Yahya terkait hal-hal yang harus dihindari saat memilih pemimpin.

1. Hindari Memilih Pemimpin karena Kepentingan Dunia

Buya Yahya menegaskan bahwa memilih pemimpin semata-mata karena kepentingan dunia, seperti mendukung bisnis atau proyek pribadi, adalah dosa besar.

Bahkan jika misalnya pemilik pondok ataupun ustaz, memilih pemimpin hanya karena dijanjikan untuk dibantu dibangunkan mesjid atau pondoknya, padahal kita tau bahwa pemimpin tersebut tidak baik, maka kita berdosa besar.

Pemimpin seharusnya dipilih berdasarkan kualitas kepemimpinan, integritas, dan keadilan, bukan semata karena janji dukungan bisnis yang diberikan oleh calon pemimpin.

2. Pemilihan Pemimpin Harus Berdasarkan Kepantasan

Buya Yahya memberikan nasihat bahwa pemilihan pemimpin harus didasarkan pada kepantasan dan kesesuaian dengan tugas kepemimpinan.

Tidak pantas jika seseorang dipilih hanya karena janji untuk mendukung proyek pondok atau masjid, tetapi tidak memiliki kualifikasi atau integritas yang diperlukan untuk memimpin dengan adil.

Baca juga: Buya Yahya Berbagi Tips Wujudkan Keindahan dalam Rumah Tangga, Pasutri Wajib Tahu

3. Berbeda Pilihan, Tapi Tanpa Dosa di Hadapan Allah

Buya Yahya menyampaikan bahwa jika terjadi perbedaan pilihan dalam memilih pemimpin antara sesama umat, hal tersebut bukanlah dosa di hadapan Allah.

Perbedaan ijtihad dan keyakinan antarindividu dalam menilai kualitas calon pemimpin diperbolehkan.

Yang terpenting adalah niat yang tulus karena Allah.

Berbeda pilihan boleh boleh saja, asalkan dalam memilih pemimpin didasari oleh pertimbangan dan pemikiran yang matang dan kita yakini bahwa calon pemimpin tersebut adalah bagus, ingat yang penting memilih pemimpin bukan karena kepentingan pribadi.

Di akhir ceramahnya, Buya Yahya menekankan pentingnya memilih pemimpin dengan penuh pertimbangan, integritas, dan kesadaran akan tanggung jawab agama.

Memilih pemimpin yang benar-benar pantas dan berkomitmen untuk keadilan adalah langkah yang tidak hanya mendukung kepentingan dunia, tetapi juga mendapat ridha Allah.

Sebagai umat, kita diminta untuk berijtihad dengan hati yang tulus agar pemimpin yang dipilih mampu memberikan manfaat dan keadilan bagi masyarakat.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkini