Jurnalisme Warga

Menghayati Esensi Indonesia dalam Program PMM

Editor: mufti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ANAS HIDAYATULLAH, alumnus Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Batch 3 Universitas Sebelas Maret Solo, melaporkan dari Solo, Jawa Tengah

ANAS HIDAYATULLAH, alumnus Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Batch 3 Universitas Sebelas Maret Solo, melaporkan dari Solo, Jawa Tengah

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) telah menjadi pintu gerbang bagi mahasiswa Indonesia untuk menjelajahi keberagaman budaya, alam, dan kehidupan di berbagai belahan Nusantara. Bagi saya, sebagai mahasiswa perencanaan wilayah dan kota dari Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, PMM menjadi sebuah kesempatan tak ternilai untuk memperluas cakrawala pengetahuan dan pengalaman hidup.

Perjalanan menuju PMM tidaklah mudah. Tahap seleksi program ini memerlukan dedikasi, keuletan, dan ketekunan. Pada awalnya, saya merasa ragu apakah saya memiliki kualifikasi yang cukup untuk berhasil dalam proses seleksi ketat ini. Namun, dorongan dari teman-teman dan dukungan dari orang tua membuat saya mantap untuk mengikuti setiap tahap seleksi dengan penuh semangat.

Proses seleksi PMM tidak hanya menguji kemampuan akademis, tetapi juga kepemimpinan, keterampilan berkomunikasi, dan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan baru. Saya menghadapi serangkaian tes mulai dari seleksi berkas hingga tes kebinekaan. Meskipun tegang, saya coba untuk tetap tenang dan melakukan yang terbaik dalam setiap tahap seleksi.

Ketika akhirnya mendapat kabar lolos seleksi PMM dan akan berangkat ke Universitas Sebelas Maret di Solo, Surakarta, rasa haru dan kebahagiaan menyelimuti hati saya. Ini adalah awal dari petualangan baru yang penuh dengan kesempatan dan tantangan.

Ketika tiba di Solo, kami disambut hangat oleh lingkungan kampus dan masyarakat sekitar. Kehangatan dan keramahan orang-orang Solo membuat saya merasa cepat beradaptasi dengan lingkungan baru.

Selain itu, keindahan alam dan warisan budaya yang kaya memberi kesan mendalam pada kota ini.

Sebagai mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota di USK Banda Aceh, saya memiliki kesempatan untuk belajar langsung dari pengalaman di lapangan. Universitas Sebelas Maret menyediakan berbagai program pembelajaran yang terintegrasi dengan kegiatan di masyarakat. Saya aktif terlibat dalam projek-projek penelitian dan pengembangan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.

Sejak awal, saya menyadari bahwa PMM tidak hanya akan memberikan pengalaman akademis yang berharga, tetapi juga akan memperkaya pemahaman tentang berbagai disiplin ilmu. Salah satu daya tarik utama dari PMM adalah kemungkinan untuk mengambil mata kuliah yang mungkin berbeda dari universitas asal saya, yaitu USK.

Melalui mata kuliah yang berbeda dan beragam di Universitas Sebelas Maret, saya yakin akan mendapatkan pengalaman belajar yang berharga dan mendalam. Hal ini tidak hanya akan memperkaya pengetahuan dan keterampilan sebagai mahasiswa, tetapi juga akan membantu dalam mengembangkan diri dan menghadapi tantangan di masa depan.

Program PMM juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan mahasiswa dan dosen dari latar belakang budaya dan pendidikan yang berbeda. Interaksi ini dapat memperkaya pengalaman belajar dan membantu memahami berbagai perspektif yang berbeda dalam bidang studi. Dengan demikian, PMM menjadi langkah penting dalam perkembangan pribadi dan profesional, serta membuka jalan bagi peluang-peluang baru di masa depan.

Selain beragamnya pilihan mata kuliah dan lingkungan akademik yang dinamis, saya sangat terkesan dengan keluwesan waktu yang diberikan para dosen di Universitas Sebelas Maret. Mereka dengan tulus membuka diri bagi mahasiswa untuk berkonsultasi, bahkan di luar jam kuliah resmi. Hal ini memungkinkan kami mendapatkan bimbingan dan dukungan yang diperlukan dalam memahami materi kuliah atau menyelesaikan tugas akademik. Keterbukaan dan kesediaan para dosen untuk berkomunikasi secara langsung telah menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif.

Selain itu, keahlian yang dimiliki oleh para dosen di Universitas Sebelas Maret dalam bidang yang mereka ajarkan benar-benar luar biasa. Mereka tidak hanya memiliki pemahaman yang mendalam tentang materi kuliah, tetapi juga mampu menyampaikannya dengan cara yang jelas dan menarik. Saya merasa sangat beruntung bisa belajar dari para ahli yang berdedikasi karena membantu memahami konsep-konsep serta mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.

Bukan hanya pengalaman akademik, pemahaman akulturasi budaya saya juga bertambah. Salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah ketika kami mendatangi secara langsung tempat pembuatan batik tradisional yang berada di Kampung Batik Laweyan. Kampung tersebut merupakan situs tertua produsen batik dari zaman dahulu dan punya sejarah yang panjang. Kami dapat belajar secara langsung mulai dari sejarah kampung dan eksistensi masyarakatnya dalam mempertahankan budaya mereka serta proses pembuatan batik hingga makna di balik setiap goresan yang tertuang dalam karya unik yang dibuat secara tradisional.

Bangga bisa berjumpa langsung dengan Bapak Alpha Fabela Priyatmono yang merupakan Ketua Forum Pengembang Batik Laweyan, sekaligus penerus warisan budaya batik yang ada di Kota Solo. Beliau membuka wawasan kami tentang pentingnya menjaga nilai budaya dan warisan yang ada di daerah kita masing-masing agar kelak ke depan anak cucu kita mengetahui bahwa kita memiliki budaya dan warisan yang luar biasa.

Selama tinggal di Solo, saya juga aktif terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler yang memperkaya pengalaman sosial dan budaya. Keterlibatan dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan di lingkungan sekitar dapat memperluas pemahaman tentang pluralitas dan toleransi dalam masyarakat Indonesia.

Program PMM juga memberikan kesempatan langka bagi saya untuk menjelajahi kekayaan budaya Nusantara melalui satu mata kuliah khusus, yaitu Modul Nusantara. Mata kuliah ini menjadi salah satu highlight yang sangat saya nantikan selama menjalani program pertukaran di Solo.

Pembelajaran dalam Modul Nusantara, menuntun kami untuk memahami dan mengapresiasi berbagai aspek budaya yang ada di tempat tujuan, dalam hal ini Kota Solo. Melalui berbagai kegiatan belajar seperti kuliah, seminar, kunjungan ke tempat-tempat bersejarah, dan interaksi langsung dengan masyarakat lokal, kami diperkenalkan pada kekayaan budaya yang menjadi ciri khas daerah tersebut.

Dari seni tradisional seperti wayang kulit dan batik, hingga adat istiadat serta kuliner khas Solo, saya menyadari betapa pentingnya warisan budaya ini dalam membentuk identitas dan keberagaman Indonesia.

Setiap pertemuan dalam Modul Nusantara menjadi sebuah perjalanan budaya yang membuat saya lebih terhubung dengan kekayaan yang ada di negara ini, Indonesia. Lebih dari itu, aktivitas dan wawasan ini membuat saya memiliki rasa tanggung jawab untuk ikut menjaga dan mempromosikan keindahan budaya Indonesia kepada dunia.

Pengalaman ini akan membentuk individu yang lebih berempati, terbuka, dan peduli terhadap perbedaan, serta siap untuk berkontribusi dalam membangun bangsa yang lebih baik di masa depan. Melalui program ini, saya tidak hanya belajar tentang perencanaan wilayah dan kota, tetapi juga tentang keanekaragaman budaya, nilai-nilai kebersamaan, dan esensi Indonesia yang sebenarnya. Itulah yang saya hayati selama ikut PMM ini.

PMM menjadi wahana yang memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjadi sarana untuk memperdalam pemahaman akan keberagaman budaya dan kekayaan alam Indonesia, selain tentu saja peningkatan kualitas akademik.

Berita Terkini