Salam

Prioritaskan Pencegahan Narkotika

Editor: mufti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI

Di Aceh, narkotika sudah mewabah. Seperti halnya penyakit, sudah menjangkiti hingga ke tulang sumsum. Mulai dari dunia kampus hingga komunitas sosial dan politik ada yang terjangkit narkotika. Bahkan tak luput dunia pesantren. Ada anak-anak yang bahkan sudah hafal beberapa juz Qur’an, masih tertular narkotika, seperti diinformasikan sebuah lembaga resmi dua pekan silam. Tentu saja ini perilaku oknum. Ya, hanya beberapa orang. Dari sisi jumlah pengguna, di Indonesia Aceh berada di urutan ke-6. Ini menggambarkan betapa narkotika sudah sangat membahayakan dan memasuki berbagai komunitas masyarakat. 

Itu sebab, memberantasnya pun tidak mudah. Tapi tentu kita tak bisa berdiam diri. Membutuhkan kerja sama dengan semua pihak. Pemerintah sendiri angkat tangan, takkan mampu mencegah jika tanpa bantuan seluruh komponen masyarakat.

Bukan cerita baru bahwa Aceh ini jadi pintu masuk narkotika milik sindikat internasional.  Garis pantai yang panjang menyulitkan aparat menghadang setiap sindikat. Terlebih lagi jalur perairan Selat Malaka teramat sibuk, sehingga memudahkan mereka mengecoh dan kerap lolos dari aparat negara. Jika membendung masuk di pintu perbatasan terlalu sulit, cara lainnya adalah menindaknya saat masuk ke Aceh. Sudah banyak yang dilakukan aparat, dengan menangkap para pengedar, pengguna, dan pihak-pihak lain yang berperan.  Yang divonis mati pun sudah banyak. 

Kita tentu mendukung penuh upaya penegakan hukum, disamping pencegahan yang dilakukan. Pekan lalu,  Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Bireuen menuntut tiga terdakwa penyelundupan narkoba jenis sabu-sabu seberat 40 kilogram dengan hukuman mati.

Kepala Kejari Bireuen Munawal Hadi di Bireuen, mengatakan tuntutan pidana mati tersebut dibacakan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Bireuen, pada Kamis (8/8/2024). "Ada tiga terdakwa narkoba dituntut hukuman mati. JPU menuntut ketiganya karena terbukti bersalah melakukan tindak pidana narkotika jenis sabu-sabu dengan barang bukti mencapai 40 kilogram," katanya. Ketiga terdakwa yang dituntut dengan hukum mati tersebut yakni Nur Afdhal, Syarif Hidayatullah, dan Muhammad Ibrahim. Nur Afdhal dan Syarif Hidayatullah ditangkap tim Satgas NIC Direktorat Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri pada 15 Februari 2024. Keduanya ditangkap di perairan 15 nautika mil dari Peudada, Kabupaten Bireuen.

Saat ditangkap, ditemukan narkoba jenis sabu-sabu dengan berat mencapai 40 kilogram. Sedang barang bukti lainnya yang diamankan dari keduanya yakni perahu motor beserta mesin, dua unit telepon genggam serta alat penentu posisi atau GPS.

Sedangkan terdakwa Muhammad Ibrahim ditangkap tim Satgas NIC Direktorat Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri pada tanggal yang sama.  Muhammad Ibrahim ditangkap di tepi Pantai Peuneulet Baroh, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen. Penangkapan MI berdasarkan pengamanan penangkapan Nur Afdhal dan Syarif Hidayatullah.

Sebelumnya diberitakan bahwa Aceh menjadi salah satu daerah prioritas Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan peredaran gelap narkotika. 

Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh, Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah mengatakan, secara geografis Aceh berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, serta sebelah utara dan timur berbatasan dengan Selat Malaka. 

"Ini merupakan tempat sangat rawan dari peredaran narkotika yang masuk dari luar Indonesia, dan Aceh merupakan salah satu provinsi menjadi prioritas BNN RI," kata Marzuki dalam keterangannya, Kamis (8/8/2024). 

Marzuki menjelaskan, salah satu pintu masuk narkotika dari luar adalah Kawasan Segitiga Emas atau Golden Triangle. Daerah ini merupakan salah satu kawasan di Asia Tenggara yang menjadi pusat perekonomian opium dan sumber penting narkotika dunia. Itu sebab begitu mudahnya barang-barang itu mencapai Aceh dan tidak mudah mencegahnya. Namun, betapa pun sulitnya, pencegahan tetap lebih baik.(*) 

POJOK

Warga Gaza diserang saat shalat Subuh

Semoga azab segara menimpa para penyerang. Amiin

Perayaan HUT RI di IKN simbol sambut Indonesia maju

Sejak kapan parameter sebuah negara disebut maju berubah?

Anggota Wantimpres bertemu Wali Nanggroe

Apakah ada titipan pesan khusus dari istana?

Berita Terkini