Berita Banda Aceh

Memori Kolektif Orang Aceh terhadap Tsunami di Ambang Lupa, MemoryGraph Bantu Menyelamatkannya

Penulis: Yarmen Dinamika
Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Narasumber Workshop Memorygraph, Yoshimi Nishi dari Center for Southeast Asian Studies Kyoto University, Jepang (tiga dari kiri) foto bersama dengan Kepala BAST, Muhammad Ihwan MSi, moderator Dr Alfi Rahman MSi, dan para peserta workshop di Auditorium BAST, Bakoy, Aceh Besar, Rabu (21/8/2024).

Ia mencontohkan korban tsunami di Aceh. Pertama, mereka kehilangan dasar kenangan kehidupan sebelum tsunami. Kedua, sesudah selesai rehabilitasi dan rekonstruksi, tidak ada lagi sisa-sisa tempat terjadi tsunami, kecuali beberapa situs tsunami.

Melihat lanskap sekarang di Aceh, kata Nishi, orang tidak bisa membayangkan bahwa Kota Banda Aceh pernah mengalami bencana alam berskala besar. Khususnya bagi generasi muda dan juga bagi pendatang ke kota ini.

"Ini artinya, komunitas di Kota Banda Aceh sedang menghadapi risiko bahwa pengalaman atau kenangan kolektif mereka terkait tsunami berada di ambang perpecahan," kata Nishi yang sebelum tsunami pernah meneliti peran ulama sepanjang sejarah di Aceh.

Menurutnya, di situlah muncul pentingnya peranan kearsipan untuk merekam proses perubahan lanskap. 

"Telusuri foto-foto yang memberikan bukti adanya kesinambungan antara Banda Aceh zaman dulu dan Banda Aceh masa kini," kata Nishi yang pernah tahunan tinggal di Banda Aceh. 

Ia tambahkan bahwa penduduk yang memiliki ketertarikan terhadap foto-foto, akan membantu mereka memahami kesinambungan sejarah kota.

"MemoryGraph adalah aplikasi yang membantu kegiatan kearsipan tersebut," imbuh Nishi.

Ia berharap dengan foto-foto MemoryGraph, akan bangkit komunikasi antara masyarakat tentang masa lalu, baik kenangan manis maupun pahit, sehingga pada saat menggambarkan masa depan Aceh, masyarakat bisa mendasarkan pada pengalaman diri sendiri, bukan dengan cara menutupi segala yang pahit dan yang sedih.

"Saya juga bergembira melihat banyak wakil dari lembaga di Aceh yang berkiblat ke kearsipan, ke perpustakaan, dan ke edukasi mitigasi bencana hadir dalam workshop yang kita laksanakan tanggal 21 dan 22 Agustus lalu di BAST," kata Yoshimi Nishi. 

Workshop yang dimaksud Nishi adalah workshop yang bertajuk "Dari Foto ke Memori: Pemanfaatan MemoryGraph dalam Mempertahankan  Ingatan Kolektif".

Workshop ini diadakan pada tanggal 21 Agustus 2024 di Gedung BAST-ANRI, kawasan
Bakoy, Aceh Besar.

Esoknya, 22 Agustus, para peserta dibawa ke lapangan, ke situs-situs tsunami, untuk mempraktikkan penggunaan aplikasi MemoryGraph. Antara lain ke kawasan Lampulo, tempat situs tsunami "boat di atas atap rumah warga" berada, juga ke kawasan terdamparnya Kapal PLTD Apung di Punge Blangcut, Banda Aceh. (*)

Berita Terkini